Wawancara Khusus Tribunnews Sultra

Kisah Perjuangan Suwandi Anak Pedagang Bakso di Buton Sulawesi Tenggara Jadi Wisudawan Terbaik IPDN

Suwandi pria berusia 22 tahun asal Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara meraih gelar wisudawan terbaik IPDN tahun 2025.

Dok TribunnewsSultra
WISUDAWAN TERBAIK IPDN 2025 - Tangkapan layar wawancara khusus TribunnewsSultra.com bersama wisudawan terbaik IPDN 2025, Suwandi asal Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui virtual. (YouTube Tribunnews Sultra Official). 

Itu menjadi kunci dasar bagi saya untuk bisa mencapai skor SKD secara maksimal.

Setelah itu tiba dipelaksanaan tes, saya berangkat dari Pasarwajo untuk melaksanakan tes SKD di BKD Provinsi Sulawesi Tenggara.

WISUDAWAN TERBAIK - Suwandi asal Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra), menerima ijazah sebagai wisudawan Institut Pendidikan Dalam Negeri (IPDN) dari Mendagri Tito Karnavian saat wisuda di Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat (Jabar), Rabu (23/07/2025). Suwandi menjadi wisudawan terbaik Program Sarjana Terapan Ilmu Pemerintahan IPDN 2025 sekaligus meraih penghargaan Kartika Astha Brata dan Kartika Sapta Abdi Praja. (Kolase foto tangkapan layar akun YouTube Humas IPDN dan akun IG Suwandi)
WISUDAWAN TERBAIK - Suwandi asal Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra), menerima ijazah sebagai wisudawan Institut Pendidikan Dalam Negeri (IPDN) dari Mendagri Tito Karnavian saat wisuda di Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat (Jabar), Rabu (23/07/2025). Suwandi menjadi wisudawan terbaik Program Sarjana Terapan Ilmu Pemerintahan IPDN 2025 sekaligus meraih penghargaan Kartika Astha Brata dan Kartika Sapta Abdi Praja. (Kolase foto tangkapan layar akun YouTube Humas IPDN dan akun IG Suwandi) (Kolase foto tangkapan layar akun YouTube Humas IPDN dan akun IG Suwandi)

Saya dari Pasarwajo ke Kendari itu membutuhkan waktu sekitar enam sampai tujuh jam perjalanan menggunakan kapal cepat.

Tiba dipelaksanaan tes SKD alhamdulillah di tes pertama ini saya mendapatkan hasil yang tertinggi pada saat itu, 446 nilai SKD saya. Dan merupakan nilai tertinggi ke sembilan di Provinsi Sultra.

Waktu itu kuota Provinsi Sultra sebanyak 39 orang, jadi yang masuk seleksi selanjutnya sekitar 110 orang karena 3 kali dari kebutuhan kuota.

Saya lolos SKD, terus lanjut di tes kesehatan tahap satu yaitu pemeriksaan fisik bagian luar jadi mulai dari tinggi badan, berat badan, THT, itu dicek satu per satu oleh dokter dari Biddokes Polda Sultra.

Alhamdulillah pelaksanaan tes kesehatan lancar, nah sebelum mengikuti tes ini saya melakukan medical check up itu alhamdulillah belangsung lancar.

Kemudian masuk di tes psikologi untuk menilai psikologis seseorang apakah dia bisa melaksanakan pendidikan empat tahun di IPDN dengan segala macam tekanannya dan beban kerjanya itu harus diketahui.

Alhamdulillah juga saya berhasil lolos pada tahap tes psikologi itu.

Selanjutnya tes kesehatan tahap kedua yang merupakan bagian dari tes IPDN untuk menilai kesehatan tubuh dari dalam mulai dari detak jantung, denyut nadi, dan lain sebagainya.

Jadi alhamdulillah juga di tes kesehatan tahap kedua saya berhasil lulus dengan kesehatan yang baik tanpa ada gangguan sedikit pun.

Baca juga: dr Firman Dullah Ungkap Cara Ketahui Kondisi Jantung dan Pertolongan Pertama pada Henti Jantung

Kemudian masuk ke ke tahap pantuhir, ini ada seleksi berkas akhir, ada seleksi jasmani dan seleksi antropometri.

Yang saya lihat pola-polanya sekarang itu banyak yang memfokuskan untuk di tes kesehatan jasmani.

Jadi mereka push betul lari mereka, pull up dan sit up mereka, sebaiknya kalau mau tes IPDN jangan terlalu di push bagian itu.

Karena pelaksanaan tes jasmani di IPDN itu merupakan tes bagian akhir jadi persiapkan dulu SKD nya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved