Berita Kendari

Cerita Fauzan Azim Asal Kendari Belajar di Turki Lewat IISMA, Kenalkan Budaya dan Kehidupan di METU

Muhammad Fauzan Azim Nur Rahman, pemuda asal Kota Kendari membagikan pengalamannya saat mengikuti program pertukaran mahasiswa ke Turki.

Penulis: Dewi Lestari | Editor: Sitti Nurmalasari
Istimewa
PERTUKARAN MAHASISWA - Muhammad Fauzan Azim Nur Rahman, pemuda asal Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), saat mengikuti program pertukaran mahasiswa ke Turki pada 2023. (Istimewa) 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Muhammad Fauzan Azim Nur Rahman, pemuda asal Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), membagikan pengalamannya saat mengikuti program pertukaran mahasiswa ke Turki.

Fauzan baru saja menyelesaikan studi di Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari.

Ia mengikuti pertukaran mahasiswa pada 2023 melalui Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) yang diselenggarakan LPDP

Fauzan mengatakan memilih Turki bukan karena sudah lama merencanakan, tetapi setelah mengamati data kampus luar negeri.

Turki paling banyak menerima mahasiswa Indonesia melalui IISMA. 

Baca juga: Cerita Serli Dewi Magang di Jerman Saat Kuliah di UHO Kendari: Tantangan Bahasa, Belajar Disiplin

“Universitas di Turki dan Chile peminatnya sedikit, tapi peluangnya besar. Akhirnya saya diterima di Middle East Technical University (METU),” kata Fauzan, Rabu (23/7/2025).

Untuk bisa lolos seleksi IISMA, Fauzan harus menulis esai terkait pencapaian akademik, kesehatan.

Lalu, rencana studi di kampus tujuan, hingga rencana berinteraksi dengan lingkungan kampus dan budaya setempat.

Sesampainya di Turki, Fauzan mengaku cukup terkejut. 

Meski mayoritas penduduk Turki adalah muslim, tetapi gaya hidup masyarakat di sana berbeda dengan ekspektasi kebanyakan orang Indonesia. 

Baca juga: Cerita Nurul Izha Soal Tantangan Membuka Usaha Kedai Bang Hilmy di Kendari Sulawesi Tenggara

“Mereka lebih santai dalam menjalankan aturan dibandingkan masyarakat di Indonesia secara umum,” ujarnya.

Perbedaan lain juga terasa di ruang kelas, sistem belajar di METU banyak mengandalkan diskusi terbuka.

Kemudian, memberi kebebasan mahasiswa memilih mata kuliah lintas jurusan. 

“Di sana tugas tidak selalu diberikan setiap pekan. Biasanya hanya saat menjelang ujian tengah semester atau akhir,” jelasnya.

Selama di Turki, Fauzan tidak menemui kendala saat berkomunikasi dengan orang di sana. 

Baca juga: Cerita Komunitas Sepeda Lanjut Usia Jajal Track di Indonesia Sampai ke Baubau Sulawesi Tenggara

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved