Berita Kendari

Cerita Dani Asal Kendari Sultra Belajar Otodidak Budi Dayakan Ikan Air Tawar Pakai Sistem Bioflok

Seorang pria asal Kota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra), Dani berhasil membudidayakan ikan air tawar menggunakan sistem bioflok.

TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti
PEMBUDIDAYA IKAN DI KENDARI - Dani, pria asal Kota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) berhasil membudidayakan ikan air tawar menggunakan sistem bioflok. Bioflok merupakan teknik menumbuhkembangkan mikroorganisme menjadi sumber pakan ikan. (TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti) 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Seorang pria asal Kota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra), Dani berhasil membudidayakan ikan air tawar menggunakan sistem bioflok.

Bioflok merupakan teknik menumbuhkembangkan mikroorganisme menjadi sumber pakan ikan.

Dani mulai menjalankan pembudidayaan ikan dengan teknik tersebut sejak akhir 2024 atau sekitar tujuh bulan terakhir.

Dia mengaku belajar secara otodidak bersama kelompok pembudidayanya yang beranggotakan delapan orang.

"Awalnya saya hobi, dari hobi kemudian saya coba belajar untuk diaplikasikan budi daya ini (bioflok)," kata dia, Kamis (19/6/2025).

Baca juga: Cerita Peternak Konawe Selatan, Sapi Kurban Presiden Rp100 Juta Makannya Kulit Kedelai, Ampas Tahu

Saat ini, Dani sudah melakukan panen ikan sebanyak dua kali dalam rentang waktu sekira tujuh bulan.

Hasilnya, dia dapat memperoleh 180 hingga 200 kilogram ikan per kolam dalam satu siklus yakni dua sampai tiga bulan.

Menurutnya, sistem bioflok terbilang memiliki lebih banyak keunggulan dibanding sistem konvensional.

Antara lain dapat diaplikasikan di lahan yang terbatas, hemat biaya pakan, serta tingkat kematian ikan hanya satu persen.

Hanya saja, diperlukan perhatian ekstra agar listrik tetap menyala.

Baca juga: Cerita Mahasiswa KKN UHO Hadapi Tantangan Bimbing Anak Bangkali Barat Muna Gali Potensi Lewat Seni

"Sementara sejauh ini masih aman, masih terkendali," ujarnya.

Untuk memulai pembudidayaan ikan air tawar dengan sistem bioflok ini, diperlukan modal awal sekira Rp6 juta sampai Rp7 juta.

Kolam yang digunakan berdiameter empat meter dan bisa menampung benih ikan hingga 1.200 ekor per kolam.

Dani bilang, ikan berjenis nila yang dijualnya dibanderol Rp40 ribu sampai Rp45 ribu per kilogram.

Jika dihitung per siklus, kelompok pembudidayaan Dani Farm yang diketuai Dani tersebut bisa meraup keuntungan Rp7,2 juta sekali panen.

Baca juga: Cerita Nurul Izha Soal Tantangan Membuka Usaha Kedai Bang Hilmy di Kendari Sulawesi Tenggara

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved