Berita Sulawesi Tenggara

Harga Nilam di Sulawesi Tenggara Turun Jadi Rp650 Ribu per Kilogram, Ini Penyebabnya

Harga nilam di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami penurunan signifikan hingga Rp650 ribu per kilogram.

Penulis: Dewi Lestari | Editor: Amelda Devi Indriyani
(TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari)
DINAS PERKEBUNAN - Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sulawesi Tenggara (Sultra), La Ode Muhammad Rusdin Jaya saat diwawancarai di ruangannya, di Kendari, Kamis (10/7/2025). Ia menyebut harga nilam turun menjadi Rp650 ribu per kilogram. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI – Harga nilam di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami penurunan signifikan hingga Rp650 ribu per kilogram.

Sebelumnya, harga nilam masih berada di kisaran Rp800 ribu per kilogram, dan sempat mencapai Rp2,5 juta per kilogram.

Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra, La Ode Muhammad Rusdin Jaya menjelaskan, meski potensi tanaman nilam di Sultra cukup baik dan tersebar di sejumlah wilayah.

Seperti Konawe Selatan, Muna, Muna Barat, hingga Baubau, tetapi persoalan fluktuasi harga masih menjadi tantangan serius.

“Pembeli terbesar nilam kita itu ada di dua negara, India dan Prancis. Karena pembeli dari dua negara ini cukup besar, ada kaki tangan mereka yang mengumpulkan nilam langsung dari petani. Di sinilah harga sering dimainkan,” kata Rusdin saat ditemui di ruangannya, di Kendari, Kamis (10/7/2025).

Menurut Rusdin, saat produksi nilam meningkat, para pengumpul dan pemain harga dengan mudah menurunkan harga beli di tingkat petani. 

Akibatnya, meskipun produksi cukup melimpah, petani tidak selalu menikmati keuntungan yang stabil.

Baca juga: Bea Cukai Kendari Dorong Hilirisasi dan Ekspor Jagung, Kepiting hingga Nilam dari Sulawesi Tenggara

Selain itu, ia menyoroti masih banyaknya petani yang menerapkan pola budidaya konvensional. 

Ia berharap petani mulai meninggalkan cara lama, seperti proses pembukaan lahan, penanaman, hingga pasca panen. 

Kemudian, konsisten dengan jarak tanam, agar hasil lebih optimal.

“Misalnya, hasil sulingan minyak nilam yang masih banyak disimpan di drum, seharusnya sudah mulai menggunakan tempat penyimpanan berbahan stainless agar kualitas terjaga.

Rusdin mendorong petani agar tanaman nilam dimanfaatkan sebagai tanaman sela. 

Sehingga, petani yang menanam jagung atau tanaman lain bisa sekaligus menanam nilam, sehingga memperoleh nilai ekonomi ganda.

Ke depan, Pemprov Sultra akan mendorong pembentukan sentra-sentra pengembangan budidaya nilam di beberapa lokasi potensial. 

Baca juga: Intip Transformasi Daun Nilam Menjadi Uang di Simbune Tirawuta Kolaka Timur Sulawesi Tenggara

Namun, ia menekankan pentingnya campur tangan pemerintah dalam penetapan harga pasar.

“Kita berharap nilam ini nanti bisa seperti jagung, gabah, atau ubi yang sudah ditetapkan harga pasarnya oleh pemerintah. Dengan begitu, petani nilam punya jaminan harga dan tidak terus dirugikan oleh permainan harga di tingkat pengumpul,” jelasnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved