Berita Konawe Utara
Ekosistem Mangrove di Wawolesea Konawe Utara Menyusut 1.030 Hektare, Sampah Hambat Pertumbuhan
Ekosistem mangrove di kawasan pesisir Wawolesea, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami penyusutan sekitar 1.030 hektare
Penulis: Nursaida | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KONAWE UTARA - Ekosistem mangrove di kawasan pesisir Wawolesea, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami penyusutan sekitar 1.030 hektare.
Dari luasan awal sekitar 1.830 hektare, kini hanya tersisa sekitar 800 hektare.
Data ini diungkap oleh mantan Dekan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo, Prof Aminuddin Mane, saat dikonfirmasi, Rabu (2/6/2025).
Ia menyebut, penurunan luasan mangrove tidak hanya terjadi di Wawolesea, tetapi juga di seluruh wilayah pesisir Sulawesi Tenggara.
Menurutnya, kondisi ini perlu segera ditangani.
Baca juga: 550 Bibit Mangrove Ditanam di Lowu-Lowu dan Kolese Lea-Lea Baubau Sulawesi Tenggara, Cegah Abrasi
Penyusutan mangrove tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga mengancam kawasan wisata dan kehidupan pesisir.
“Di Wawolesea tinggal 800-an hektare. Di Sultra sisa 92 ribu hektare,” jelasnya.
Sebagai respons atas situasi tersebut, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ Group) melakukan aksi penanaman 5.000 bibit mangrove, Kamis (26/6/2025) lalu.
Lokasi penanaman berada di pesisir pantai dan kawasan wisata air panas Desa Wawolesea.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Mangrove Sustainability Initiative, sebagai komitmen perusahaan terhadap pelestarian lingkungan.
Baca juga: 6.000 Mangrove Ditanam di Ranooha Raya Moramo Utara, Dukung Restorasi Pesisir Konawe Selatan
Penanaman dilakukan bersama masyarakat, mahasiswa, akademisi, dan pemerintah daerah.
Direktur Utama DAAZ Group, Irawan Sigit Subekti, memimpin langsung aksi penanaman tersebut.
Irawan menekankan pentingnya perawatan pascapenanaman, agar hasilnya bisa dirasakan jangka panjang oleh masyarakat.
“Kita tidak sekadar menanam, program lanjutan adalah memelihara agar tumbuh. Semoga ini bisa menjadi contoh. Menanam gampang, merawatnya yang sulit. Kami tidak menetap di sini, jadi apa yang dikerjakan tolong dijaga,” ungkapnya.
Mengomentari aksi penanaman tersebut, Prof Aminuddin Mane meminta masyarakat menjaga lokasi penanaman dari ancaman sampah.
Baca juga: 750 Bibit Mangrove Ditanam di Pesisir Bungkutoko Kendari Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia
Menurutnya, sampah dapat mengganggu pertumbuhan bibit mangrove.
"Kalau ada sampah, ini akan ganggu pertumbuhan mangrove," jelasnya.
Kata Prof Aminuddin, aksi penanaman mangrove tersebut membawa dampak simultan terhadap penyelamatan wisata.
Tak hanya itu, menurutnya pelestarian kawasan mangrove sangat efektif terhadap penyerapan emisi karbon.
Mengingat, Sultra terkhusus Konawe Utara merupakan salah satu basis kawasan industri pertambangan di Indonesia. (*)
(TribunnewsSultra.com/Nursaida)
Ritel Produk Kecantikan di Kota Kendari Ikut Inisiasi Penanaman Ratusan Bibit Mangrove di Tapulaga |
![]() |
---|
Alfamidi Peduli, Bantu Tangani Stunting, Salurkan Buku hingga Tanam Mangrove di Sulawesi Tenggara |
![]() |
---|
Jajal Panorama Hutan Mangrove Buton Utara Dihuni Beragam Satwa Liar, Akses Wisata Modal Rp 200 Ribu |
![]() |
---|
Warga Keluhkan Mata Pencaharian Terganggu Gegara Hutan Mangrove Rusak di Desa Lambale Buton Utara |
![]() |
---|
4 Warga Prancis Tanam Bibit Mangrove di Purirano Kendari Bareng 28 Komunitas dan Organisasasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.