Indonesia Gelap Trending X Capai 14 Juta Cuitan 24 Jam, Perkara Aksi Demo Mahasiswa Gegara Efisiensi
Indonesia Gelap adalah tagar yang saat ini tengah trending di platform X (Twitter). Cuitan tersebut bahkan mencapai 14 juta dalam kurun waktu 24 jam.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Indonesia Gelap adalah tagar yang saat ini tengah trending di platform X (Twitter).
Cuitan tersebut bahkan mencapai 14 juta dalam kurun waktu 24 jam.
Sejak Senin (17/2/2025), terpantau tagar #IndonesiaGelap ini begitu ramai menjadi pembahasan.
Hingga hari ini, Selasa (18/2/2025) tagar tersebut masih terus digaunkan dengan belasan juta cuitan dikutip dari trends24.
Hal ini berkaitan dengan aksi demo mahasiswa yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.
Untuk diketahui, salah satu penyebab digaungkannya tagar Indonesia Gelap ini karena kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro pada kepentingan rakyat.
Imbasnya, pembahasan mengenai hal tersebut, sejumlah mahasiswa bertekad turun kejalan.
Selain itu, kampanye tagar Indonesia Gelap pun berkumandang di media sosial.
Baca juga: Cerita Guru di Kendari Sulawesi Tenggara Demo Tuntut Transparansi Pajak, Gaji 13 hingga Tunjangan
Tajuk demo di media sosial ini, juga turut digaungkan dalam aksi nyata dengan tajuk Indonesia Gelap pula.
Seperti aksi demonstrasi yang dilakukan, mahasiswa di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada Senin (17/2/2025) kemarin.
Mereka sempat turun ke jalan diikuti mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI).
Dilansir dari Tribunnews.com, Koordinator Aksi BEM UI Muhammad Rafid Naufal Abrar mengatakan aksi turun ke jalan ini dilakukan dalam rangka meminta pertanggungjawaban pemerintah mengenai situasi negara yang memburuk.
Menurutnya kondisi negara saat ini patut menjadi sorotan yang sangat krusial.
Berbagai permasalahan terjadi salah satunya, terkait kebijakan mengenai efisiensi anggaran yang berdampak pada berbagai akses.
Kondisi itu disebut disebabkan oleh berbagai permasalahan yang terjadi, akibat tindakan sewenang-wenang pemerintah.
Berikut beberapa hal yang diulas dari unjuk rasa mahasiswa itu dihimpun TribunnewsSultra.com:
1. Demo bubar pukul 20.25 WIB
Demo mahasiswa yang berlangsung mulai pukul 12.00 WIB itu akhirnya membubarkan diri sekitar pukul 20.20 WIB.
Sebanyak 1.623 personel gabungan dikerahkan untuk mengawal aksi tersebut.
"Dalam rangka pengamanan aksi penyampaian pendapat dari sejumlah aliansi, kami melibatkan 1.623 personel gabungan," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan.
2. Lempar botol
Baca juga: Ratusan Siswa SMK di Muna Ditemui Pihak Sekolah Usai Demo, Kepsek Segera Sikapi Keluhan Siswa
Melalui pengeras suara, petugas kepolisian mengingatkan bahwa waktu telah menunjukkan pukul 18.05 WIB.
"Kami ingin aksi ini bisa berakhir dengan damai. Kami juga sudah melayani sejak sore tadi. Tidak usah menunjuk-nunjuk, tidak usah memprovokasi, tidak usah melempar-lempar ke arah petugas," kata petugas melalui pengeras suara di Patung Kuda, Jakarta Pusat pada Senin (17/2/2025).
Orator di atas mobil komando pun menimpali ucapan petugas. Mereka bersikukuh untuk tetap di lokasi.
"Aturan dari mana kami tidak boleh tunjuk-tunjuk?" ucap orator.
Massa kemudian mulai melempari polisi dengan botol air mineral.
"Kami imbau agar tidak melempar apapun ke arah petugas, tidak menunjuk-nunjuk," kata polisi.
3. Ungkit Deddy Corbuzier
Baca juga: Prabowo Subianto Bantah Potong Gaji ASN, Ingin Efisiensi Anggaran Tapi Tak Ganggu Operasional
Koordinator Pusat BEM SI Satria mengkritisi kebijakan pemerintah yang mengatasnamakan efisiensi anggaran.
Ia pun turut menyeret nama besar seorang Deddy Corbuzier.
Menurutnya, pengertian efisiensi tidak sejalan dengan realitas yang diterapkan pemerintah, serta mengabaikan kepentingan masyarakat.
Terlebih, di tengah carut marut efisiensi, justru pemerintah melantik staf khusus.
“Efisiensi-efisiensi, pendidikan dipotong, tapi melantik staf khusus dari influencer,” ujar Satria dalam orasinya merujuk pada pelantikan Deddy Corbuzier sebagai Stafsus Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Sosial dan Publik.
4. Makan bergizi gratis diungkit
Ketua BEM UI Iqbal Cheisa Wiguna, mengkritik program makan bergizi gratis (MBG) yang dicetuskan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Iqbal mengkritik program MBG yang hanya menyasar tatanan ekonomi rendah saja.
Iqbal merasa justru merasa resah ketika banyak anak sekolah bisa makan siang gratis, tapi malamnya keluarga mereka harus kelaparan.
Sebab, menurutnya, efisiensi anggaran untuk mewujudkan program MBG ini juga berdampak pada banyak karyawan harus di-PHK atau dirumahkan.
5. Respons Istana soal Demo Mahasiswa
Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan tidak ada pengurangan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) dan bantuan sosial Kartu Indonesia Pintar (KIP) kuliah.
Hal itu disampaikan Hasan merespons aksi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI di Jakarta, Senin (17/2/2025).
"Presiden tegaskan biaya operasional perguruan tinggi negeri KIP kuliah, dan segala macam sama sekali tidak boleh dikurangi," kata Hasan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.
Tigabelas tuntutan mahasiswa
Para demonstran menyampaikan 13 poin tuntutan yang ditujukan kepada pemerintahan Prabowo-Gibran, sebagai berikut:
1. Mewujudkan pendidikan gratis yang ilmiah dan demokratis serta membatalkan pemangkasan anggaran pendidikan.
2. Mencabut proyek strategis nasional (PSN) yang merugikan rakyat dan melaksanakan reforma agraria sejati.
3. Menolak revisi Undang-Undang Minerba yang dianggap membungkam kritik akademik.
4. Menghapus fungsi ganda ABRI untuk mencegah represi terhadap masyarakat sipil.
5. Segera mengesahkan RUU Masyarakat Adat untuk memberikan perlindungan hukum bagi hak-hak mereka.
6. Mencabut Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 yang dinilai merugikan sektor pendidikan dan kesehatan.
7. Mengevaluasi total program makan bergizi gratis agar tepat sasaran dan tidak dijadikan alat politik.
8. Merealisasikan anggaran tunjangan kinerja dosen untuk meningkatkan kesejahteraan akademisi.
9. Mendesak penerbitan Perppu Perampasan Aset guna memperkuat pemberantasan korupsi.
10. Menolak revisi Undang-Undang TNI, Polri, dan Kejaksaan yang berpotensi memperkuat impunitas aparat.
11. Melakukan efisiensi dan perombakan Kabinet Merah Putih guna mengatasi pemborosan anggaran.
12. Menolak revisi Tata Tertib DPR yang dinilai dapat memperkuat dominasi kekuasaan.
13. Melakukan reformasi total Kepolisian Republik Indonesia untuk menghilangkan budaya represif.
Aksi Indonesia Gelap yang dilakukan kelompok mahasiswa digelar serentak di beberapa kota besar di Indonesia pada hari ini.
Selain di Jakarta, aksi 'Indnoesia Gelap' juga digelar ribuan mahasiswa lainnya di Bandung, Jawa Barat dan Surabaya, Jawa Timur.
(Tribunnews.com)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.