Derap Nusantara

Kolaborasi dan Penanganan Malanutrisi Berkelanjutan di Indonesia

Indonesia masih menghadapi tantangan dalam mewujudkan Indonesia emas, salah satunya adalah masalah gizi.

ANTARA/HO-Pemprov DKI Jakarta.
Dua siswi membawa makanan dari olahan ikan, Jakarta, Jumat (20/9/2024). 

Dengan kata lain, satu dari lima anak usia sekolah anak mengalami gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi, yang dapat berdampak pada kemampuan belajar, kesehatan jangka panjang, dan produktivitas hingga pada masa depan.

Minimnya program intervensi gizi untuk anak usia sekolah juga menjadi pertimbangan khusus dalam menentukan target sasaran program. Saat ini, JFK bertujuan untuk menurunkan angka malnutrisi pada siswa dan mendorong terjadinya pembiasaan perilaku hidup sehat di sekolah, ujar Direktur Corporate Affairs JAPFA Rachmat Indrajaya.

Salah satu lokasi program JFK adalah Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Melalui program itu, Rachmat mengatakan pihaknya ingin memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitar unit usaha. Secara langsung kehadiran program memberikan dampak terhadap penurunan malnutrisi siswa sebanyak 78 persen selama 6 bulan program berlangsung.

Agar program itu terus berkesinambungan, pada fase pertama atau tiga bulan pertama, difasilitasi satu fasilitator untuk setiap satu wilayah dan memberikan akses protein hewani untuk peningkatan nutrisi siswa. Harapannya agar sekolah mulai terbiasa dan mahir menjalankan program serta memperkuat sistem di setiap sekolah.

Berikutnya, pada fase kedua atau tiga bulan berikutnya, diberikan akses protein hewani secara gratis, akan tetapi sekolah diminta untuk melaksanakan program secara mandiri. Pihaknya tetap melaksanakan monitoring jarak jauh melalui sistem yang dapat dilengkapi oleh guru. Selanjutnya, yakni pemberian penghargaan sebagai salah satu alternatif cara untuk melihat kemandirian program berjalan tanpa adanya pihak JAPFA. Para orang tua dilibatkan sebagai tokoh kunci dalam penanggulangan malnutrisi dan pembiasaan hidup sehat.

Melalui kolaborasi multipihak kita secara bersama-sama dapat mengatasi permasalahan nutrisi yang dialami generasi penerus bangsa. Kebiasaan makanan yang memperhatikan aspek gizi juga perlu menjadi pembiasaan dan dimulai dari rumah. Bagaimanapun, status gizi anak sangat menentukan daya saing bangsa pada masa depan, sehingga upaya pemerintah untuk mengantarkan bangsa ini pada Indonesia Emas 2045 dapat terwujud dengan mulus.(*)

(Antara/Indriani/Senin, 23 September 2024)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved