Wisata Sulawesi Tenggara

Mengenal Benteng Liya Togo, Destinasi Wisata Sejarah Wangi-Wangi Selatan Wakatobi Sulawesi Tenggara

Benteng Liya Togo didirikan sekitar tahun 1200-an, dengan sistem pertahanan tiga lapis yang total luasnya kurang lebih 52,9 Ha.

Penulis: Dian Sasmita | Editor: Sitti Nurmalasari
Dokumentasi TribunnewsSultra
Benteng Liya Togo didirikan sekitar tahun 1200-an, dengan sistem pertahanan tiga lapis yang total luasnya kurang lebih 52,9 Ha. Adapun destinasi wisata sejarah yang dikenal juga dengan nama Benteng Keraton Liya ini berada di Desa Liya Togo, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, WAKATOBI - Benteng Liya Togo didirikan sekitar tahun 1200-an, dengan sistem pertahanan tiga lapis yang total luasnya kurang lebih 52,9 Ha.

Adapun destinasi wisata sejarah yang dikenal juga dengan nama Benteng Keraton Liya ini berada di Desa Liya Togo, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Di mana, pada tahun 2021, Benteng Liya Togo berhasil masuk dalam 50 besar Desa Wisata Terbaik ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI).

Jarak tempuh dari ibu kota Kabupaten Wakatobi, Wangi-Wangi ke Desa Liya Togo sekiranya 30 menit.

Berdasarkan pantauan TribunnewsSultra.com, Kamis (17/10/2024), untuk masuk ke kawasan ini tidak dipungut biaya.

Baca juga: Deretan Destinasi Wisata di Desa Liya Togo Wakatobi, Masjid, Makam Pemuda Sakti dan Benteng Keraton

Benteng Keraton Liya merupakan sisa-sisa kekuasaan Kesultanan Buton.

Terdapat masjid tertua di Kabupaten Wakatobi, dan tertua sesudah Masjid Agung Keraton Wolio.

Didirikan pada tahun 1546, delapan tahun sesudah pelantikan Sultan Buton pertama.

Di sekeliling benteng terdapat makam pahlawan.

Makam Djilabu yang merupakan Mentu’u Liya pertama.

Baca juga: 7 Lokasi Wisata Sejarah di Kendari Sulawesi Tenggara, Ada Situs Peninggalan Jepang hingga Belanda

Juga terdapat meriam, menjadi senjata pada zaman penjajahan dulu.

Lokasinya yang berada di atas ketinggian menyuguhkan pemandangan laut dan perkampungan.

Di halamam Benteng Liya Togo ini menjadi tempat posepa’a (tradisi tahunan di Liya Togo) setiap hari raya.

Adapula rumah adat yang disebut baruga, menjadi tempat perkumpulan masyarakat dan tokoh adat.

Setiap sudut benteng terdapat pintu masuk yang sama seperti rumah panggung disebut lawa berfungsi sebagai pos jaga.

Baca juga: Cagar Budaya Benteng Terluas, Benteng Katona Muna Sulawesi Tenggara Raih Rekor MURI

Lawa dibangun pada masa pemerintahan Meantu’u XII La Ode Ali (Moori Timi) Tahun 1732-1750.

Terdapat 17 lawa yang tersebar di tiga zona Benteng Liya Togo.

Rumah panggung inilah dijadikan tempat pemantauan musuh yang berusaha mendekati wilayah Liya Togo. (*)

(TribunnewsSultra.com/Dian Sasmita)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved