Desa Wisata di Sulawesi Tenggara

Pesona Gua Koo Wujud Keindahan Alam Pembawa Berkah Bagi Masyarakat Mawasangka Tengah Buteng Sultra

Gua Koo sebuah tempat wisata alami yang ada di Desa Latongau, Kecamatan Mawasangka Tengah, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara. 

Penulis: Sri Rahayu | Editor: Desi Triana Aswan
TribunnewsSultra.com/Sri Rahayu
Gua Koo tempat wisata alami yang ada di Desa Latongau, Kecamatan Mawasangka Tengah, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara. 

Jika ingin turun ke dasar gua, pengunjung harus terlebih dahulu melalui anak tangga yang cukup curam. Sayangnya, anak tangga ini tidak sampai ke dasar gua. 

Agar bisa sampai ke dasar setelah menuruni tangga, pengunjung harus melalui jalur penurunan  yang lumayan ekstrem. Jika tidak berhati-hati bisa saja tergelincir. 

Akar-akar tumbuhan serta pipa besi bisa dimanfaatkan sebagai pegangan saat menuruni medan yang jika dihitung dari mulut gua ke bawah kurang lebih sedalam 30 meter. 

Ketika tiba di dasar gua, pengunjung lalu disambut dengan birunya air danau. Terbukti dengan dapat terlihat dengan jelasnya batu di dasar danau. 

Bebatuan itu yang biasanya dijadikan spot foto bagi para pengunjung. 

Baca juga: UMKM Wisata Air Panas Wawolesea Konawe Utara Sultra Raup Untung Ratusan Ribu Rupiah di Akhir Pekan

Di bagian atas danau juga masih terdapat stalakmit yang menunjukan aktivitasnya. Terbukti dengan tetesan air yang masih keluar darinya. 

Jika ingin bertandang ke Gua Koo, disarankan untuk memilih waktu di jam 10-2 siang agar birunya danau bisa terlihat lebih jelas, dibantu cahaya matahari. 

Seorang pengunjung, Ipang yang baru pertama kali datang ke Gua Koo mengaku cukup takjub melihat keindahannya. 

"Saat melihat sari atas itu keindahan danaunya ini sudah sangat jelas. Apalagi saat sampai di bawah kita bisa melihat stalakmit yang masih sangat sehat. Terbukti dari airnya yang masih menetes," ujarnya. 

Maski jalur turun ke gua cukup menguras tenaga, lelah itu terbayarkan saat sampai di bawah, bisa menyaksikan rimbunnya pepohonan serta alam yang masih terjaga. 

Apa lagi jika turun di waktu yang tepat saat matahari cerah-cerahnya. Cahaya sinar matahari yang masuk melalui sela-sela ranting pohon membuat kesan eksotis semakin terasa saat berada di dasar gua. 

Sayangnya saja di lokasi wisat ini tidak ada fasilitas penunjang seperti WC, Kantin, atau bahkan gazebo. Sehingga pengunjaung tidak bisa berlama-lama karena tidak adanya fasilitas penunjang tersebut. (*)

(TribunnewsSultra.com/Sri Rahayu)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved