Berita Sulawesi Tenggara

BKSDA Sulawesi Tenggara Ungkap Penyebab Konflik Satwa Liar Terhadap Manusia di Sultra

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat 13 buaya muara dan 6 ular sanca dievakuasi sepanjang 2024.

(TribunnewsSultra.com/ La Ode Ahlun Wahid)
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Sakrianto Djawie 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat 13 buaya muara dan 6 ular sanca dievakuasi sepanjang 2024.

Buaya muara sebanyak 13 ekor dan 6 ular sanca tersebut divakuasi oleh BKSDA Sultra setelah terlibat konflik dengan manusia.

Kepala BKSDA Sultra Sakrianto Djawie mengungkapkan penyebab utama terjadinya konfilk satwa liar tesebut dengan manusia.

"Kecenderungan meningkatnya konflik satwa ini disebabkan kerusakan habitat alami, seperti tingginya pemanfaatan ruang di muara sungai," ungkap Sakrianto, Kamis (4/7/2024).

Ia menambahkan tingginya pemanfaatan ruang muara seperti tambak menyebabkan hutan tempat bermukim dan pangan buaya tidak tersedia lagi, sehingga buaya dalam kondisi stres dan lapar hingga menyerang manusia.

Hal tersebut tidak hanya terjadi pada buaya namun beberapa satwa lain seperti ular, yang disebabkan putusnya rantai makanan ular seperti babi hutan yang diburu secara liar untuk kepentingan dagang.

BKSDA Sultra saat ini sedang memetakan wilayah yang memiliki potensi konflik satwa dengan manuasia, khsusnya buaya muara dan ular sanca.

Baca juga: Buaya Muara 3,5 Meter Berbobot 200 Kg di Kusambi Muna Barat Dievakuasi BKSDA Sulawesi Tenggara

Baca juga: Marak Ular Mangsa Hewan Ternak di Buton Tengah Sulawesi Tenggara, BKSDA Baubau Imbau Warga Waspada

Konflik ular sanca kepada manusia tahun 2024 cenderung naik, hal ini ditengarai ada perburuan pakan di kawasan hutan yang menyebabkan ketersediaan pakan alami ular sanca menurun.

Sehingga satwa tersebut turun mencari pakan di kawasan manusia dengan menyerang manusia hingga memakan ternak.

Hal-hal tersebut harus menjadi perhatian stakeholder untuk bersama-sama mencari solusi terhadap pemanfaatan ruang agar tidak melebihi daya dukung muara sungai dan hutan, sehingga pakan alami buaya dan ular tetap tersedia.

"Saat ini kami mengimbau kepada masyarakat yang beraktifitas khususnya di sekitar muara sungai agar hati-hati," tutupnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/ La Ode Ahlun Wahid)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved