Wawancara Khusus Tribunnews Sultra

Perjalanan Lukman Abunawas dan Jejak Pengabdian di Sulawesi Tenggara, Awal Karier ASN Usia 18 Tahun

Nama Lukman Abunawas tentu tidak asing lagi bagi masyarakat Sulawesi Tenggara sebab dirinya dikenal sebagai Wakil Gubernur Sultra pada 2018-2023.

|
Dokumentasi TribunnewsSultra
Nama Lukman Abunawas tentu tidak asing lagi bagi masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara sebab dirinya dikenal sebagai Wakil Gubernur Sultra pada 2018 hingga 2023. Selain pernah menjabat sebagai orang nomor dua di Sultra, Lukman Aabunawas juga merupakan Ketua DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sultra sejak 2020 hingga saat ini. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI – Nama Lukman Abunawas tentu tidak asing lagi bagi masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara sebab dirinya dikenal sebagai Wakil Gubernur Sultra pada 2018 hingga 2023.

Selain pernah menjabat sebagai orang nomor dua di Sultra, Lukman Aabunawas juga merupakan Ketua DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sultra sejak 2020 hingga saat ini.

Sebelum terjun ke dunia politik, lelaki kelahiran 11 September 1958 ini mengawali karier sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).

Sampai pada akhirnya dia menduduki posisi Bupati, Sekretaris Daerah (Sekda), hingga Wakil Gubernur Sultra dengan segala torehan prestasinya selama menjabat.

Pada Sabtu (4/5/2024), TribunnewsSultra.com berkesempatan mewawancarai Lukman Abunawas secara eksklusif melalui program Mata Lokal Memilih.

Berikut selengkapnya petikan wawancara khusus bersama Lukman Abunawas.

Mengawali karier sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Maros tahun 1976, bagaimana cerita perjalanan awal Lukman Abunawas?

Baca juga: Momen Saling Rangkul Lukman Abunawas dan Laode Ida, DPP PAN Minta Kader Dukung Ruksamin di Sultra

Saya tamat dari SMAN 1 Kendari tahun 1975.

Saya direkomendasikan tugas belajar di Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN), di tahun yang sama pada waktu itu ayahanda saya meninggal dunia.

Saya lanjut kuliah kurang lebih ada tujuh bulan, kemudian terbuka penerimaan calon PNS tahun 1976 di Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

Ya, saya coba bertarung dan alhamdulillah lulus.

Pada waktu itu saya masih usia 18 tahun.

Waktu itu saya ditugaskan di Kabupaten Maros, kita tugas di bagian kesehatan lingkungan sebagai penyuluh.

Waktu itu saya kerja sambil kuliah juga tapi karena pada saat itu saya masih CPNS 80 persen jadi saya cuti kuliah dulu.

Baca juga: Potret Tiga Bacagub Sultra Duduk Bersama, Lukman Abunawas, ASR dan Tina Nur Alam Diundang DPP PKB?

Singkat cerita tahun 1977 saya diangkat PNS penuh, saya kembali melapor untuk kuliah lagi tapi ternyata masanya sudah lewat jadi tidak berjodoh jadi ya sudah (tidak dilanjutkan).

Tahun 1980, saya lanjut Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi, kebetulan kampusnya di APDN juga.

Alhamdulillah saya lulus sebagai sarjana muda karena waktu itu saya pilih tingkat akademi.

Saya tugas di Maros dari 1976 sampai 1983.

Begitu selesai dapat gelar sarjana muda saya bermohon untuk pindah ke Sulawesi Tenggara.

Saya bertugas di Kantor Gubernur, waktu itu saya pilih Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7).

Begitu saya tugas di Pemprov Sultra, saya lanjut kuliah S1 di Sospol Universitas Halu Oleo Jurusan Administrasi Negara.

Baca juga: 9 Nama Bakal Calon Gubernur Sultra Diisulkan ke DPP NasDem: Ada Tina Nur Alam dan Lukman Abunawas

Alhamdulillah selesai tahun 1986.

Ketertarikan dengan dunia pemerintahan seperti apa, sebesar apa keinginan untuk turut terlibat dalam urusan pemerintahan?

Yang memberikan saya ketertarikan terjun ke birokrasi karena orang tua saya.

Almarhum bapak saya adalah seorang pamong praja, beliau juga mulai dari bawah, mulai dari camat.

Itulah orang tua saya mengajarkan, kalau kamu mau profesimu ke depan (baik) ikutilah orang tuamu semata-mata untuk mengabdi.

Kita dituntun untuk mengabdi kepada masyarakat memberikan pelayanan.

Sehingga waktu saya mengadi di BP7 kurang lebih dua tahun, saya pindah ke Pemerintah Daerah Kabupatan Konawe yang waktu itu masih Kabupaten Kendari.

Baca juga: Momen Bachrun Labuta Temui Lukman Abunawas, Bahas Rekomendasi PDIP Sultra di Pilkada Muna 2024

Jadi saya pindah sambil saya S2.

Kebetulan ibu saya guru, selalu diingatkan, orang tuamu adalah seorang pamong tapi bagaimana kamu untuk mencapai hasil yang sukses mesti melalui pendidikan.

Itulah memberikan motivasi untuk saya.

Pada November 1986, saya pindah ke Kabupaten Kendari sebagai sekretaris camat (sekcam).

Saya juga dikasih kepercayaan merangkap lurah.

Kemudian kurang lebih setahun saya dipromosi menjadi camat dengan mengikuti pendidikan selama empat bulan.

Apakah proses itu yang menjadikan seorang Lukman Abunawas mantap maju sebagai seorang politisi?

Baca juga: Maju Gubernur Sulawesi Tenggara, Lukman Abunawas Kukuhkan Tim Pemenangan Jelang Pilgub Sultra 2024

Sejak tahun 1988 sampai awal 1990 saya ditugaskan sebagai camat, kemudian saya diberikan amanah sebagai Kepala Bagian (Kabag) Pemerintahan di Kabupaten Kendari yang meliputi daerah Konawe Selatan (Konsel), Konawe Utara (Konut), dan Konawe Kepulauan (Konkep).

Di situlah awal saya mendapatkan motivasi, karena ini tantangan, wilayah kita luas dengan potensi sumber daya kita yang luar biasa.

Kemudian kita punya APBD yang terbatas.

Pelayanan masyarakat kasihan ya betul-betul (terbatas) karena transportasi.

Jadi Kabag Pemerintahan saya kurang lebih dua tahun, lalu Tata Usaha Pembantu Bupati di Wawotobi satu tahun, kemudian saya ditunjuk sebagai asisten selama empat bulan, baru kemudian saya ditunjuk sebagai Kepala Dinas (Kadis) Tata Ruang pada tahun 1997 satu tahun lebih.

Kemudian tahun 1999 sampai 2003 saya diberikan amanah sebagai Kadis Pendidikan Nasional (Diknas) pada saat itu. Cukup lama.

Jadi masih gabung Konsel, Konut, dan Konkep alhamdulillah dengan banyaknya guru-guru tenaga honorer saya bisa membantu mereka.

Baca juga: ASR, Tina Nur Alam dan Lukman Abunawas Berebut Pintu PKB di Pilgub Sulawesi Tenggara 2024

Artinya persis pada tahun itu (2003) periode Bupati Kendari berakhir.

Nah saya merasa tertarik, saya sebagai putra daerah dan orang tua saya pamong bagaimana supaya programnya berkelanjutan nah saya barani tampillah pada waktu itu dengan penuh semangat dan percaya diri.

Saya didorong oleh para orang tua saya, para sesepuh tokoh agama.

Pada saat itu prosesnya melalui DPRD belum pemilihan langsung.

Begitu saya terpilih dari 2003, aksi dari masyarakat Konsel yang sekarang untuk bagaimana ada pemisahan atau pemekaran kabupaten.

Alhasil disepakati mekar Konsel bulan April 2003.

Berjalan tahun 2004, saya ada ide dan masukan dari tokoh masyarakat serta perguruan tinggi untuk mengubah nama Kabupaten Kendari menjadi Kabupaten Konawe.

Baca juga: Profil dan Harta Kekayaan Lukman Abunawas Sosok Bakal Calon Gubernur Sulawesi Tenggara 2024

Jadi itulah aspirasi masyarakat dan alhamdulillah pada tahun 2007, mekarlah Konut.

Karya saya ril membantu proses percepatan itu.

Apa yang mendorong bapak kembali mengikuti konstestasi Pemilihan Gubernur 2024?

Saya tentu sebagai pimpinan PDIP Sultra, saya diberikan amanah sejak tahun 2019 akhir, bahwa pilihan saya sebagai pimpinan parpol yang sudah diberikan tanggung jawab mulai 2019 in syaa Allah saya diberi tanggung jawab untuk menambah kursi Pileg pada waktu itu.

Jadi alhamdulillah dari 45 kursi kabupaten/kota saya menambah jadi 69 kursi, itu luar biasa buat saya.

Yang kedua, untuk Pilkada Serentak 2020. Delapan Kabupaten serentak, saya dikasih tanggung jawab empat minimal.

Alhamdulillah saya meraih sukses lima bupati. Saya mengalahkan dua petahana Kolaka Timur dan Wakatobi.

Baca juga: Pastikan Calon Gubernur Sulawesi Tenggara 2024, Lukman Abunawas Incar Cawagub Sultra dari Muna-Buton

Saya masih ingat perintah Ketua Umum Ibu Megawati, Wakatobi itu harus kita rebut. Awalnya kan Pak Hugua bupatinya ya, begitu selesai, digantikan oleh Pak Arhawi sebagai pimpinan Partai Golkar.

Sehingga saya waktu itu diberikan tanggung jawab, kita kembalikan lagi dan alhamdulillah berhasil. Sehingga terpilih lagi waktu tahun 2024, saya dikasih target kursi supaya bertambah.

Alhamdulillah kemarin kita pelaksanaan melalui legislatif, DPR RI kita dapat satu kursi, kemudian DPRD Provinsi ada penambahan dari lima menjadi enam kursi.

Kemudian kabupaten/kota dari 69 menjadi 81. Jadi di Sultra, PDIP menjadi yang tertinggi. Kalau secara nasional kita menduduki peringkat keempat, setelah Bali, Sulut, dan NTT, baru Sultra. Jadi kita masuk lima besar.

Kemudian untuk pimpinan DPRD, alhamdulillah dari 17 kabupaten/kota PDIP meraih sukses 13 pimpinan DPRD, tujuh ketua DRPD kabupaten, enam lainnya menjadi wakil ketua DPRD.

Kami juga diberikan apresiasi oleh ketua umum kami kepada Lukman Abunawas sebagai Ketua DPD PDIP Sultra yang berhasil meraih sukses dan peningkatan kursi di pilkada yang lalu.

Dengan itu, saya masih berkeinginan untuk maju (Pilgub 2024) dan juga perintah dari ketua umum untuk maju bagaimana kita dapat membangun daerah, bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan potensi-potensi yang ada kita bisa manfaatkan.

Baca juga: Lukman Abunawas, Ahmad Safei hingga Muhammad Fajar Hasan Hadiri Rakercab III DPC PDIP Konawe Sultra

Kemudian tahun 2008 saya terpilih periode kedua (Bupati Konawe) melalui pemilihan langsung dengan perolehan suara 70 persen pada waktu itu. Tahun 2013 saya mengakhiri jabatan.

Setelah itu karena status saya masih ASN saya menduduki jabatan Kepala Badan Diklat setelah itu saya ditunjuk lagi sebagai staf ahli bidang politik dan hukum.

Merangkap waktu itu baru tiga bulan, saya merangkap sebagai Pelaksana Sekda Provinsi Sultra.

Di situlah awal saya meniti karier sebagai ASN dengan puncak tertinggi sebagai Sekda Provinsi Sultra.

Lalu pada tahun 2018, Pak Ali Mazi sebagai calon Gubernur Sultra dan saya dilamar sebagai wakilnya, alhamdulillah memang kita semisi.

Beliau kepulauan, saya daratan. Sudah, saya terima. Saya masih menjabat ASN pada waktu itu dengan masa pensiun kurang lebih enam bulan.

Alhamdulillah pada Pilkada 2008, kami terpilih.

Baca juga: Langkah PDIP Sulawesi Tenggara Hadapi Pemilu 2024, Lukman Abunawas Sebut Fokus Pileg dan Pilpres

Begitu terpilih itu awal mula saya menjejaki dunia politik karena saya sudah mulai diberi tanggung jawab untuk partai supaya dapat sinkron dengan program pemerintah dengan parpol yang kita emban.

Berdasarkan survei Jaringan Suara Nusantara yang dilakukan pada Maret 2024 lalu, nama Lukman Abunawas menduduki top survei yakni sebesar 84,60 persen di antara 12 nama bacalon Gubernur Sultra. Menurut bapak faktor apa yang mendorong hasil survei tersebut sangat tinggi?

Saya kira yang pertama, saya masih sebagai Wakil Gubernur Sultra pada saat itu mendampingi Ali Mazi, banyak program yang betul-betul kita fokuskan untuk masyarakat.

Seperti program Sultra Sehat, Sultra Cerdas, kita juga ada program bedah rumah karena angka kemiskinan di Sultra kurang lebih 11 persen lebih sehingga ini harus tetap kita lanjutkan.

Baik bedah rumah, bantuan sembako, termasuk program Sultra Beriman seperti pemberian bantuan kepada rumah ibadah baik Islam, Kristen, dan Hindu.

Saya juga banyak ke masyarakat, saya tidak macam-macam, saya tidak neko-neko, saya ikhlas membantu.

Prinsip dan tagline saya ‘Pengabdian Tanpa Batas’, mengabdi sampai kapanpun sepanjang masyarakat masih butuhkan siap kita laksanakan.

Apakah ini menjadi salah satu yang menguntungkan seorang Lukman Abunawas sebagai satu-satunya seorang petahana?

Jadi saya di samping sebagai mantan Wagub Sultra, saya di organisasi kemasyarakatan dan keagamaan juga sebagai pimpinan wilayah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sultra sudah dua periode.

Jadi saya banyak terjun ke masyarakat membantu masjid, pesantren, dan lain sebagainya. Kemudian program umrah sebelum Covid-19 untuk imam dan guru mengaji di Sultra kita berangkatkan.

Saya di samping pimpinan DMI Sultra, saya juga pernah menjabat sebagai Ketua KONI. Sebagai mantan Ketua KONI kita banyak membina generasi muda dan bagaimana peningkatan prestasi.

Walaupun sudah tidak menjadi Ketua KONI, sekarang saya dipercaya sebagai Ketua Komite Olahraga Masyarakat Indoensia (KORMI) seperti senam jantung sehat, kemudian motor cross.

Sehingga saya dengan masyarakat masih melekat sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia maupun Wagub Sultra pada waktu itu yang banyak terjun ke masyarakat dan berkecimpung ke dalam masalah-masalah apa yang ada pada masyarakat.

Saya tambahkan juga, sejak kuliah di Makassar saya pecinta olahraga karate sampai sekarang dan sudah sabuk hitam.

Baca juga: Ekspose 5 Tahun Pembangunan AMAN di MTQ Kendari Tak Dihadiri Wagub Lukman Abunawas

Saya di Sultra sebagai ketua Pembina Institut Karatedo Indonesia (INKAI) karena kebetulan saya pemegang sabuk dan tujuh nasional.

Selain itu, populasi penduduk ada kurang lebih 63 persen merupakan wilayah daratan.

Saya mohon maaf saya suku Tolaki, artinya pribumi, saya juga sebagai Dewan Pembina Lembaga Adat Tolaki Provinsi Sultra, dan iya pada November lalu saya dipercayakan sebagai Mokole Raja Konawe ke-34.

Adakah kriteria ke depannya kira-kira siapa yang akan mendampingi sosok Lukman Abunawas untuk sama-sama maju pada Pemilihan Gubernur Sultra?

Saya sudah berkomitmen dan berdiskusi dengan teman-teman tim internal, baik dari partai, keluarga, Tim Sultra 1, karena saya dari daratan jelas saya punya calon pendamping dari kepulauan.

Untuk kriteria yang pertama, mampu kerja sama dengan saya, kemudian sevisi. Bagaimana kita bersama-sama membangun Sulawesi Tenggara.

Jadi tentunya yang lain juga syaratnya, tentu punya mental moral yang terpuji. Punya pendidikan yang layak, bagaimana kita manfaatkan dengan kecerdasan membangun daerah kita. Itu saja.

Baca juga: Festival Kuliner Ekspose 5 Tahun Ali Mazi-Lukman Abunawas Beri Makanan Gratis, Hanya 15 Menit Habis

Jadi punya potensi yang betul-betul kita ke depankan kerja sama, persaudaraan, persatuan membangun daerah, kemudian moral mental yang betul-betul cukup, berakhlak, punya visi, dan memanfaatkan kecerdasan dan pemikiran.

Kalau kita kan PDIP berenam, koalisi mesti cari tiga kursi lagi supaya sembilan, karena kita harus punya sembilan kursi. Artinya yang saya sudah komunikasi pertama partai yang berbasis Islam.

PDIP kan nasionalis religius, supaya mantapkan keragaman kita mencoba koalisi dengan partai yang berbasis agama Islam, dan juga partai-partai di luar itu yang berideologi Pancasila.

8. Hiruk-pikuk kontestasi sudah mulai terasa, adakah tantangan yang berarti bagi seorang Lukman Abunawas?

Tantang ke depan untuk Sulawesi Tenggara cukup besar dan berat, karena pertama bagaimana kita manfaatkan potensi sumber daya alam yang selama ini belum maksimal.

Kedua, sarana-prasarana infrastruktur, karena kita punya wilayah cukup luas. Apalagi antara daratan jalur Kota Kendari sebagai ibu kota dengan kabupaten/kota lainnya, kemudian juga yang paling penting juga jalur kepulauan.

Bagaimanapun juga sarana prasarana ini sangat menentukan bagaimana kita bisa mengembangkan potensi dan meningkatkan kesejahteraan.

Baca juga: Lukman Abunawas Sentil Pentingnya Asupan Gizi dan Kebersihan Kurang Dipahami Masyarakat Sultra

Kemudian ketiga, kita manfaatkan potensi sumber daya manusia yang ada. Banyaknya sekarang tamatan sarjana dari berbagai perguruan tinggi, ya barangkali masalah lapangan kerja yang belum kita maksimalkan.

Yang keempat, tentunya kita masih memerlukan bagaimana perimbangan-perimbangan pembangunan antara kabupaten/kota dengan provinsi, harus ada sinergi.

Jadi masing-masing kepala daerah di kabupaten/kota harus sevisi dengan Gubernur Sultra supaya sejalan, supaya pemerataan itu adil dan bermanfaat untuk rakyat.

Lukman Abunawas ingin dikenal sebagai pemimpin yang seperti apa?

Saya Lukman Abunawas dengan tagline LA Pengabdian Tanpa Batas. Lugas artinya lembut tapi tegas. Kemudian K, komitmen.

Apa yang saya ucapkan in syaa Allah akan saya pegang dan laksanakan untuk rakyat. Kemudian A nya, Amanah atau dipercaya.

Amanah untuk rakyat, untuk pemerintah, dan semua unsur yang ada di daerah kita ini. Itulah Lukman yang sederhana tapi mengayomi dan siap menjalankan tugas apapun demi rakyat dan daerah kita yang tercinta.

Apa yang ada di pandangan Lukman Abunawas terkait Sulawesi Tenggara, nikel, dan Pilgub 2024?

Sulawesi Tenggara adalah daerah yang memiliki potensi sumber daya alam yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk rakyat supaya setara dengan provinsi lainnya yang sudah maju.

Sulawesi Tenggara, daerah kita yang masih banyak memerlukan penanganan-penanganan untuk bagaimana kita wujudkan masyarakat yang sejahtera dan merata.

Nikel tentunya potensi yang harus betul-betul kita manfaatkan dan maksimalkan, walaupun sekarang belum maksimal. Kemudian sektor kelautan dan perikanan yang baru 35 persen.

Lalu sektor pertanian walaupun sudah di atas 60 persen, terutama persawahan, pertanian, ketahanan pangan, peternakan, maupun sub sektor perkebunan. Seperti cengkeh, kelapa, coklat, dan kelapa sawit.

Pilgub 2024, LA siap maju tampil dan in syaa Allah meraih sukses untuk daerah dan rakyat yang sejahtera dan aman. Aamiin.

Sebagai informasi, wawancara eksklusif ini dapat disaksikan selengkapnya dalam program Mata Lokal Memilih yang tayang pada 4 Mei 2024 di Channel YouTube TribunnewsSultra.com. (*)

(TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved