Fakta Kasus Viral Satu Keluarga Tewas di Malang, Identifikasi Labfor Polda Jatim Jawab Teka Teki
Fakta kasus viral satu keluarga tewas di Malang, Jawa Timur (Jatim). Terungkap hasil identifikasi dari hasil laboratorium forensik Polda Jatim.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
Tragisnya, dimulai dari satu orang, yakni W (44).
W meminumkan cairan obat nyamuk ke istrinya S (40) sekaligus anaknya R (13).
"Sudah jelas bahwa yang meminumkan, memengang gelas terakhir adalah bapak W dan kemudian identik dengan kandungan transfluntrin di dalam hasil pengujian, Jadi, tidak ada campur tangan almarhum R maupun S," bebernya.
Selanjutnya, fakta baru yang terungkap bahwa di tempat kejadian perkara (TKP) terutama di tempat sampah juga ditemukan bekas bungkus teh kotak.
Gandha pun berpendapat, ada kemungkinan cairan obat nyamuk itu dicampur dengan teh untuk menghilangkan rasa.
"Kami berpendapat mungkin pada saat menuangkan cairan tersebut itu dicampur dengan teh kotak untuk menghilangkan rasa sepat atau rasa pait, dan untuk menghilangkan aroma sedikit. Mungkin ada tipu daya sehingga W ini meminumkan kepada saudari S dan R," terangnya.
Setelah meminumkan obat nyamuk ke istri dan anaknya, W lantas menenggak cairan tersebut di akhir.
Namun, dalam hal ini, ia mengatakan bahwa tidak ada unsur paksaan atau kekerasaan yang dilakukan oleh W.
Baca juga: Kasus Viral Alfamart Vs Emak-emak Pencuri Cokelat Berujung Damai, Suami Akui Pelaku Punya Kelainan
Karena, berdasarkan hasil tidak terdapat bekas cakaran maupun lebam pada tubuh S dan R.
Seperti diberitakan, satu keluarga yang terdiri ayah, ibu, dan anak mengakhiri hidup dalam kamarnya, Selasa (12/12/2023).
Ibu dan anak meninggal dengan cara meminum cairan obat nyamuk. Sedangkan ayahnya menyayat pergelangan tangan kiri hingga urat nadinya putus.
Diduga, tindakan itu dilakukan karena terlilit utang. Namun, belum diketahui berapa banyaknya utang yang ditanggung oleh keluarga tersebut.
"Belum diketahui, berdasarkan pemeriksaan saksi-saksi dan kemudian hasil olah TKP hari ini masih dominan mengarah ke kewajiban keuangan," pungkas Gandha.
DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.