HUT 17 Konawe Utara

Filosofi Formasi Tari Modinggu yang Bakal Ditampilkan saat HUT ke-17 Konawe Utara Sulawesi Tenggara

Inilah filosofi formasi Tari Modinggu yang akan ditampilkan dalam HUT ke-17 Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Penulis: Naufal Fajrin JN | Editor: Sitti Nurmalasari
TribunTimur/Sanovra Jr
Inilah filosofi formasi Tari Modinggu yang akan ditampilkan dalam HUT ke-17 Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Seperti yang diungkapkan Sukrin Suhardi selaku Koordinator Tari Kolosal HUT ke-17 Konawe Utara, untuk Tari Modinggu sendiri yang akan ditampilkan nanti memiliki dua formasi. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Inilah filosofi formasi Tari Modinggu yang akan ditampilkan dalam HUT ke-17 Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Seperti yang diungkapkan Sukrin Suhardi selaku Koordinator Tari Kolosal HUT ke-17 Konawe Utara, untuk Tari Modinggu sendiri yang akan ditampilkan nanti memiliki dua formasi.

Tari Modinggu sendiri merupakan tarian yang diambil dari kearifan lokal berupa aktivitas masyarakat, yakni menumbuk padi.

Kedua formasi itu, yakni membentuk rumah dan lingkaran.

"Formasi awal itu kita membuat rumah. Formasi kedua membentuk lingkaran," ungkapnya kepada TribunnewsSultra.com, Jumat (29/12/2023).

Baca juga: Respons Bupati Konawe Utara Ruksamin ke UMKM Tak Kebagian Tenant HUT ke-17 Konut, Sebut Semua Gratis

Ia menerangkan, dari kedua formasi tersebut memiliki filosofi masing-masing.

Formasi rumah yang dibentuk dalam tarian itu melambangkan tempat bernaung.

Sementara formasi lingkaran sendiri melambangkan formasi tarian yang ada di Suku Tolaki.

Di Suku Tolaki diketahui hanya mengenal satu formasi dalam tarian adatnya.

Hal itu dapat dilihat dari formasi Tari Lulo yang tak jarang ditemui dalam acara masyarakat Tolaki.

Baca juga: Tari Kolosal Bakal Ditampilkan di HUT ke-17 Konawe Utara Sulawesi Tenggara Selama 3 Jam Tanpa Henti

"Rumah ini menyimbolkan di sini tempat kita istirahat, tempat kita memikirkan bagaimana ke depannya, ini di rumah."

"Formasi kedua membentuk lingkaran, filosofinya itu kalau di Suku Tolaki, formasi di dalam tari itu hanya mengenal satu formasi yaitu lingkaran," terang Sukrin Suhardi. (*)

(TribunnewsSultra.com/Naufal Fajrin JN)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved