Arti Kata Ndasmu Etik Trending X Diucapkan Prabowo Viral di Medsos, Begini Kata Ahli Filologi Jawa
Apa arti kata ndasmu etik trending di media sosial X dan viral. Kata ndasmu etik yang ramai jadi perbincangan itu usai, diucapkan Prabowo.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
Sedangkan "ndas" merupakan kata dalam bahasa Jawa ngoko yang memiliki tingkatan paling rendah. Sementara kepala di tingkat kedua biasa disebut "sirah" dalam bahasa Jawa krama, sedangkan di tingkat teratas atau bahasa Jawa krama inggil kepala bisa disebut dengan "mustaka".
Penggunaan "ndas" dalam Jawa ngoko Supardjo mengatakan, kata-kata dalam bahasa Jawa ngoko, seperti "ndas" umumnya digunakan untuk menyebut hewan, anak-anak, atau orang yang berusia lebih muda. Sedangkan kata-kata bahasa Jawa krama dan krama inggil dipakai kepada orang yang lebih tua.
"Diksi di dalam penggunaannya sesuai dengan unggah-ungguh (sikap sopan santun). Penggunaannya yang akan membedakan nanti," tegasnya.
Berkaitan dengan "ndasmu etik", Supardjo mengartikan kata tersebut bisa digunakan untuk candaan atau ejekan terhadap etik atau
Terkait penggunaan kata "ndas", Supardjo mengakui kata tersebut sering dianggap memiliki makna kasar dan digunakan untuk mengatai seseorang.
Menurutnya, orang Jawa memiliki kebiasaan menggunakan nama anggota tubuh bagian leher ke atas dalam bahasa Jawa ngoko untuk menunjukkan hal yang tidak baik.
Sebaliknya, anggota tubuh seperti tangan dan kaki jarang digunakan untuk mengatai orang lain. "Itu bila disampaikan (dalam) bahasa ngoko nada tinggi berkonotasi tidak enak, tidak baik, kasar," ujar dia.
Dia menyoroti kata tersebut hanya berarti negatif ketika disampaikan dengan nada dan intonasi yang tinggi, ekspresi kasar, ataupun dalam konteks negatif.
Kata tersebut juga bermakna negatif ketika disampaikan untuk menangkal kritikan, dikatakan langsung ke orang yang memberikan kritikan, dan disampaikan dengan nada kasar.
"Kalau langsung pada yang mengkritik atau mengolok, menunjuk nama, itu jelas berkonotasi kasar," lanjut Supardjo.
Namun kata tersebut bisa bermakna positif jika diucapkan di antara teman sebaya, sesuai konteks untuk candaan, dan dengan intonasi yang baik.
"Bisa juga bermakna akrab, (diucapkan di antara) teman lama, situasi tidak ada saling serang, bercanda," lanjutnya.
Di sisi lain, Supardjo mengungkapkan kata-kata dalam bahasa Jawa memang bisa memiliki makna yang berbeda jika diucapkan dalam konteks tertentu meski memiliki tulisan dan diucapkan dengan cara yang sama.
Tanggapan Juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar
Juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar, menyebut ucapan "ndasmu etik" yang disampaikan Prabowo merupakan candaan di forum internal Gerindra.
"Pak Prabowo senang bercanda, itu bercandaan Pak Prabowo ke kader-kader Gerindra. 1.000 persen becanda," ujar Dahnil melalui pesan singkat, Sabtu (16/12/2023).
Dahnil juga menyebutkan, hubungan Prabowo dengan Anies dan calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo baik-baik saja.
Karena itu, kata "ndasmu etik" dilontarkan sebagai bentuk candaan kepada orang dekat.
"Pak Prabowo hubungannya dengan Pak Ganjar baik, dengan Pak Anies baik. Bercanda ke sesama sahabat," ucap Dahnil, dilansir dari Kompas.com.
Komentar capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo
Ganjar pun merespons potongan video Prabowo Subianto yang mengatakan 'ndasmu etik'.
"Saya kira masyarakat bisa menilai," ucap Ganjar, saat ditemui di Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Sabtu (16/12/2023) dilansir dari Tribunnews.com.
Ganjar kemudian berpesan agar warga menggunakam kalimat yang baik-baik saja. Terutama dalam hal kampanye saat ini.
"Makanya saya berikan pesan kepada warga untuk kita pakai kalimat-kalimat yang tentu saja dibuka saja, kalimat bagus, tidak black campaign, tapi negatif campaign boleh," jelasnya.
Lebih lanjut, Ganjar mengatakan, baiknya yang dilakukan adalah beradu data. Khususnya, jika ada ketidakpercayaan terhadap fakta ataupun data tertentu.
"Umpama tidak percaya pada skor masing masing, tidak percaya pada fakta dan data boleh, tampilkan biarkan data beradu," ucapnya.
Sebab, menurutnya, publik akan melihat masing-masing karakter dari kandidat capres-cawapres, selama proses kampanye ini berjalan.
(*)
(Tribunsorong.com / Triroessita)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.