Berita Sulawesi Tenggara

Kendala Bulog Sulawesi Tenggara Belum Maksimal Serap Beras Petani, Harga di Penggilingan Tinggi

Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Sulawesi Tenggara (Perum Bulog Sultra) sebut serapan panen petani untuk beras medium belum maksimal tahun ini.

TribunnewsSultra.com/ Amelda Devi Indriyani
Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Sulawesi Tenggara (Perum Bulog Sultra) sebut serapan panen petani untuk beras medium belum maksimal tahun ini. Kepala Perum Bulog Kanwil Sultra, Siti Mardati Saing mengatakan hal itu terjadi karena harga di tingkat penggilingan lebih tinggi dibandingkan harga pembelian pemerintah atau HPP. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Sulawesi Tenggara (Perum Bulog Sultra) sebut serapan panen petani untuk beras medium belum maksimal tahun ini.

Kepala Perum Bulog Kanwil Sultra, Siti Mardati Saing mengatakan hal itu terjadi karena harga di tingkat penggilingan lebih tinggi dibandingkan harga pembelian pemerintah atau HPP.

Berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 6 Tahun 2023 tentang Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.

HPP terbaru ini mengalami peningkatan harga 18-20 persen dibanding HPP sebelumnya berdasarkan Permendag Nomor 24 Tahun 2020.

Untuk Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani sebelumnya Rp4.200 per kg, berdasarkan HPP terbaru naik menjadi Rp5.000 per kg.

Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat penggilingan sebelumnya Rp4.250 per kg, naik menjadi Rp5.100 per kg, Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan sebelumnya Rp5.250 per kg, naik menjadi Rp6.200 per kg.

Gabah Kering Giling (GKG) di gudang Bulog sebelumnya Rp5.300 per kg, naik menjadi Rp6.300 per kg, beras di gudang Bulog sebelumnya Rp8.300 per kg, naik menjadi Rp9.950 per kg.

Baca juga: Kenyang Tak Harus Nasi, Dinas Ketahanan Pangan Sultra Sebut Ganti Pakai Sorgum, Jagung, Umbi-umbian

"Serapan beras petani dari tahun 2023, kami hanya menyerap 5.600, kendalanya harga di tingkat penggilingan itu lebih tinggi dibandingkan HPP, sekarang setara dengan beras medium Rp9.950," jelas Siti, Senin (16/10/2023).

"Sekarang ini panen raya harga setara beras medium penggilingan masih tinggi di atas HPP, sehingga cadangan beras pemerintah secara medium kami belum bisa maksimalkan tapi tetap kami membeli setara premium sesuai dengan harga pasar," lanjutnya.

"Di Kabupaten Konawe beras setara daerah produksi di Konawe beras setara medium di Rp11.800-Rp12 ribu jadi memang untuk penyerapan beras lokal ke cadangan beras pemerintah Bulog Sultra belum maksimal," ujarnya.

Namun, Perum Bulog Sultra tetap melakukan pengadaan untuk beras setara beras premium dalam rangka mengisi pasar-pasar yang ada.

Salah satu tugas Bulog sendiri sebagai pengelola cadangan beras pemerintah yakni dengan melakukan pasar murah atau gerakan pangan murah secara masif.

Selain menyuplai ke pasar, pihaknya juga menyuplai dan mendukung untuk kegiatan instansi pemerintah baik kota maupun kabupaten yang melakukan gerakan pangan murah.

"Dalam waktu dekat pun di Kota Kendari, kita akan melakukan penjualan langsung beras SPHP ke kelurahan di kecamatan yang bersedia untuk melaksanakan pendistribusian atau beras SPHP ini," ujarnya.

Baca juga: Manfaat Sorgum, Pangan Alternatif Pengganti Beras Bakal Dikembangkan di Wakatobi Sulawesi Tenggara

Langkah untuk mengisi semua outlet pengecer beras di seluruh pasar secara masif ini dilakukan sebagai upaya stabilisasi harga beras.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved