Tips Guru Besar UMI Prof Zakir Sabara Hadapi Krisis Iklim Kurangi Nongkrong hingga Jangan Boros Air
tips Guru Besar UMI Prof Zakir Sabara menghadapi krisis iklim dengan kurangi nongkorong hingga jangan boros menggunakan air.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Berikut ini tips Guru Besar Universitas Muslim Indonesia (UMI) Prof Zakir Sabara menghadapi krisis iklim dengan kurangi nongkorong hingga jangan boros menggunakan air.
Bagi Prof Zakir Sabara kondisi saat ini terkait isu perubahan iklim yang ramai jadi perbincangan membuat masyarakat harus menyadari pentingnya mengantisipasi sejak awal segala dampak buruk yang terjadi.
Dilansir dari Kompas.com, menurut Laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), suhu permukaan Bumi saat ini sudah lebih dari 1,09 derajat celsius dibandingkan periode antara 1850 hingga 1900.
Akan tetapi, kenaikan suhu Bumi tidak berhenti di situ, bahkan diprediksi akan terus meningkat akibat pelepasan emisi gas rumah kaca (GRK) ke atmosfer.
Sementara itu, jika peningkatan suhu global rata-rata mencapai 1,5 derajat celsius, akan berdampak pada sektor perairan dan pertanian.
Kenaikan suhu di atas 1,5 derajat celsius juga menyebabkan distribusi dan intensitas curah hujan ekstrem meningkat, yang berpotensi menyebabkan banjir bandang.
Selain itu, kenaikan suhu 1,5 hingga menimbulkan kemarau panjang, penurunan pasokan air bersih, penurunan produksi pertanian, hingga gagal panen total bahkan dapat menyebabkan krisis pangan di Indonesia.
Baca juga: Mahasiswa Teknik UHO Kendari Sultra Ciptakan Sensor Kaca Ramah Lingkungan, Solusi Perubahan Iklim
Selain itu, melansir dari Kominfo.go.id, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Dwikorita Karnawati mengajak seluruh masyarakat Indonesia gotong royong berkontribusi menahan kencangnya laju pemanasan global dan perubahan iklim.
Menurutnya, fenomena perubahan iklim semakin mengkhawatirkan serta memicu dampak yang lebih luas. Hal itu terlihat dari berbagai peristiwa alam terkait iklim, dari suhu udara yang lebih panas, terganggunya siklus hidrologi, hingga maraknya bencana hidrometeorologi di berbagai belahan dunia.
"Perubahan iklim menjadi isu yang harus diperhatikan karena ini memiliki dampak dan resiko yang besar terlebih pada keberlangsungan makhluk hidup dan generasi di masa mendatang. Karenanya, perlu aksi pengendalian perubahan iklim yang konkret dari seluruh lapisan masyarakat," ungkap Dwikorita Karnawati dalam puncak peringatan Hari Meteorologi Dunia (HMD) ke-73 di Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Kototabang, Sumatera Barat, Senin (20/3/2023).
Prof Zakir Sabara juga memberikan 9 tips menghadapi pemanasan global yang semakin meninggal dengan musim kemarau panjang diprediksi sampai awal tahun 2024.
“Kemungkinan kita juga kekurangan air bersih, maka ada beberapa hal perlu disiapkan,” tuturnya kepada TribunnewsSultra.com, Senin (28/8/2023).
1. Selalu tersedia cadangan sembako secukupnya dan selalu memperhatikan kecenderungan kenaikan harga kebutuhan pokok di pasar dan supermaket
2. Siapkan Sumur bor jika air tanah disekitar rumah kita cukup bagus serta upayakan menyiapkan purefier water (penjernih air)
3. Kurangi nongkrong di cafe jika tidak penting dan persiapkan keuangan keluarga untuk hadapi kondisi dan kemungkinan terburuk kedepan (hindari cicilan yang tidak produktif, usahakan menabung/menyimpan emas utk kebutuhan mendesak, terutama utk kebutuhan kesehatan dan pendidikan keluarga
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.