Kisah Tragis Pembunuhan Dian Silviani, Sosok Dosen UIN Solo yang Dihabisi Kuli Bangunan di Sukoharjo

Kisah tragis pembunuhan Wahyu Dian Silviani (34), sosok dosen UIN Solo yang dibunuh kuli bangunan di Gatak, Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng).

Penulis: Risno Mawandili | Editor: Aqsa
Kolase foto febi.uinsaid.ac.id
Kisah tragis pembunuhan Wahyu Dian Silviani (34), sosok dosen UIN Solo yang dibunuh kuli bangunan di Gatak, Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng). Dian dihabisi oleh Dwi Feriyanto alias D (23), pria yang bekerja membangun dan merenovasi rumah korban. 

Jasad korban pertama kali ditemukan seorang mandor tukang bangunan yang dipercayai pemilik rumah untuk merawat rumah.

Polisi pun bergerak cepat mengungkap pembunuhan tersebut dan menangkap terduga pelakunya sekitar 12 jam setelah jasad ditemukan.

Pelaku ditangkap di rumahnya, Desa Tempel, Gatak, Sukoharjo.

Sementara jenazah korban diterbangkan ke kampung halamannya untuk dimakamkan pada Jumat (25/08/2023).

Jenazah diterbangkan di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sosok Korban Pembunuhan

Sosok dan profil Wahyu Dian Silviani (34) dikenal sebagai dosen yang cukup berprestasi di tempatnya mengajar yakni Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta atau UIN Solo.

Dian Silviani ditemukan meninggal dunia dengan tubuh luka-luka di Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, pada Kamis (24/8/2023).

Semasa hidup, korban merupakan dosen Program Studi Ilmu Lingkungan.

Dia mengabdi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Solo.

Berdasarkan data situs UIN Raden Mas Said Surakarta, profil Wahyu Dian Silviani menempuh pendidikan strata satu (S1) pada Universitas Mataram.

Selanjutnya, meneruskan pendidikan strata dua (S2) atau magister pada Macquarie University, Sydney, Australia.

Baca juga: Drama CLBK Kasus Pembunuhan Sadis Istri Suruh Selingkuhan Bunuh Suami di Bombana, Motif, Kronologi

Pihak kampus mengaku kehilangan atas kematian dosen berprestasi tersebut.

Dekan FEBI UIN RM Said Surakarta, Rahmawan Arifin, mengungkapkan korban merupakan dosen berprestasi.

Kata dia, korban telah lolos dalam program Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ke luar negeri.

“Iya, korban betul dosen Program Studi Ilmu Lingkungan, namun demikian beliau mengabdi di FEBI,” katanya.

Menurut Rahmawan, pihaknya sangat terkejut atas kabar duka, dosen berprestasi itu meninggal dunia, diduga korban pembunuhan.

Dari informasi yang dia terima, sahabat korban yang juga dosen di UIN Solo, korban berada di rumah rekannya yang sedang cuti tiga bulan karena melahirkan.

Selama cuti, lanjut dia, korban diminta tinggal di rumah rekannya itu karena rumah korban masih direnovasi.

Rumah keduanya bersebelahan di lokasi perumahan yang sama.

Dia menjelaskan, pada Rabu (23/8/2023), sempat ada rapat persiapan perkuliahan semester gasal oleh semua dosen FEBI UIN RM Said.

Tetapi karena korban sudah menjadi dosen ilmu lingkungan, dia menyampaikan, korban tidak ikut rapat.

Tapi korban sempat terlihat duduk dan membaca di perpustakaan FEBI, setiap harinya korban ada di sana.

Apalagi seharusnya, korban menjalani wawancara LPDP ke luar negeri, pada Jumat (25/8/2023).

Wawancara tersebut karena sudah lolos beasiswa dengan nilai International English Language Testing System (IELTS) tertinggi.

“Kami amat sangat kehilangan atas wafatnya ibu Wahyu Dian,” jelasnya.(*)

(TribunnewsSultra.com/Risno Mawandili, TribunSolo.com/Anang Ma'ruf Bagus Yuniar, TribunMuria.com/Muhammad Sholekan, Tribunnews.com/Adi Suhendi)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved