Berita Wakatobi
Transisi Perjuangan Si Puan Pedagang di Wakatobi Era 70-an, Tangkis Patriarki dan Pengorbanan Mimpi
Berikut ini transisi perjuangan si perempuan pedagang di Kabupaten Wakatobi sejak era 1970an, tangkis budaya patriarki dan pengorbanan mimpi.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
Anggapannya tentang perempuan hanya akan ada di dapur rumah tangga, ditepisnya. Ia mengikuti jejak orangtuanya sebagai seorang saudagar.
Keinginannya untuk berdagang tak dihalangi sang suami dan ayahnya.
Bahkan mendapatkan dukungan untuk mengambil peran dalam perekonomian keluarga.
Ia turut mencari nafkah walaupun dengan tujuan menambah uang tabungan.
Hal ini bak menangkis streotipe perempuan harus terus-terusan berada di dalam rumah untuk melayani anak dan suami. Tapi memiliki peran yang sama dalam hal mencari nafkah.
Walapun disela-sela mencari nafkah, ia akan mengurus anak-anaknya dengan telaten sebagai seorang ibu. Tak mengenal manajemen waktu, namun Siti Harlina sudah melakukannya sejak dulu.
Baca juga: Pedagang Buket Asal Makassar Manfaatkan Momen Wisuda di Kendari, Raih Omzet Jutaan Rupiah
Ia membagi perannya untuk mencari nafkah di pasar dan merawat keenam anaknya penuh kasih sayang di rumah.
Baginya, sebuah peruntungan harus tetap dicari untuk bisa melanjutkan hidup di masa depan.
Pemikiran Siti Harlina ini, sepertinya tak menjamin jika semua perempuan Wakatobi akan setuju dengannya.
Namun langkahnya begitu semangat dan cepat ketika saat akan membuka toko jualannya di pasar.
Saat sang suami berlayar, Hj Siti Harlina akan menjual di Pasar Sentral ditemani anak-anaknya yang beranjak remaja.
Siti Harlina berjualan kebutuhan rumah tangga seperti gula, beras, minyak, dan masih banyak lagi.
Setiap pagi, ia akan terbangun untuk bergegas menjual di Pasar Sentral Wangiwangi Selatan yang terletak di Kelurahan Mandati.
Dulu dikenal sebagai lingkungan Mandati I, namun kini berubah menjadi Kelurahan Mandati 3.
Baca juga: Kisah Pedagang Es Dawet Asal Banjar Negara di Kendari Sulawesi Tenggara Raih Omzet Jutaan Rupiah
Bisa dikatakan, pada saat itu, Siti Harlina adalah salah satu pedagang yang berjualan pertama kali di Pasar Sentral.
perempuan
pedagang
Wakatobi
Sulawesi Tenggara
Wangiwangi Selatan
Pasar Sentral
Pasar Sentral Wangiwangi Selatan
patriarki
stereotipe
Pasar Butung
Profil Kompol La Ode Surahman Jabat Wakapolres Wakatobi, Perjalanan Karier Sempat Jadi Kernet Angkot |
![]() |
---|
102 Mahasiswa Baru Ikut Masa Ta'aruf, Ketua STAI Wakatobi Sultra Beri Pesan Tentang Golongan Manusia |
![]() |
---|
Mahasiswi Asal Wakatobi Novia Jushu Wakili Sulawesi Tenggara Ikut Ajang Duta Maritim Indonesia 2023 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.