Berita Kendari

Kisah Pedagang Es Dawet Asal Banjar Negara di Kendari Sulawesi Tenggara Raih Omzet Jutaan Rupiah

Seorang pedagang es dawet di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) raih omzet jutaan rupiah per harinya.

Penulis: Dewi Lestari | Editor: Sitti Nurmalasari
TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari
Seorang pedagang es dawet di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) raih omzet jutaan rupiah per harinya. Pedagang tersebut bernama Sigit, seorang transmigran dari Banjar Negara, Jawa Tengah. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Seorang pedagang es dawet di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) raih omzet jutaan rupiah per harinya.

Pedagang tersebut bernama Sigit, seorang transmigran dari Banjar Negara, Jawa Tengah.

Sigit mengatakan, ia transmigran ke Moramo, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) pada tahun 2013.

Kemudian, memutuskan menjual es dawet di Kota Kendari pada tahun 2019 hingga sekarang.

Bermodal Rp700 ribu, kini Sigit memiliki 10 gerobak es dawet yang ia beri nama Es Dawet Ayu Lestari.

Baca juga: Pedagang Mengadu ke DPRD Kendari Soal Parkir Pasar Basah Mandonga, Bakal Ajukan Gugatan ke PT Kurnia

Selain itu, Sigit juga kini telah memperkerjakan orang lain.

"Untuk penghasilan tiap gerobak itu Rp500 ribu sampai Rp1 juta tiap harinya," kata Sigit, kepada TribunnewsSultra.com, Minggu (16/7/2023).

Lanjut, ia mengatakan dukanya selama menjual, yakni ketika musim hujan es dawet miliknya tidak laku.

Kemudian, harus jauh dari keluarga. Karena istri beserta anaknya berada di Moramo.

"Kalau bicara dukanya selama menjual, itu pengen nangis rasanya. Tidak pernah kepikiran untuk menjual es dawet ketika tiba di Sulawesi, tapi yah tetap bersyukur karena masih bisa memenuhi kebutuhan hidup," tuturnya.

Baca juga: Cerita Pedagang di Danau Biru Kolut Sultra Kesulitan Jualan Gegara Pengunjung Bawa Makanan Sendiri

Sigit menambahkan, banyaknya persaingan pedagang es dawet di Kota Kendari tidak membuat dirinya merasa risau ataupun takut.

Karena cita rasa serta pelayanan yang diberikan oleh setiap penjual akan berbeda.

Di mana, jika memberikan cita rasa yang enak dan pelayanannya ramah, pasti pelanggan akan tetap memilihnya.

Untuk saat ini, Sigit memilih mendorong gerobak es dawet miliknya dibandingkan membuka kios.

Karena lebih praktis dan lebih menghemat pengeluaran. Dan keuntungan tiap harinya bisa ditabung untuk berangkat umrah.

Baca juga: Pertama Kali Pedagang Kembang Gula Manfaatkan Momen Wisuda UHO Kendari Sultra, Ternyata Laris Manis

"Harapannya ke depan bisa bermanfaat lagi untuk orang banyak, dan bisa memperkerjakan lebih banyak lagi orang lain," ujarnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved