Wisata Sulawesi Tenggara

20 Desa Wisata Diprioritaskan Jadi Pendukung Seven Wonder di Sultra, Sani-Sani hingga Liangkabori

Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara (Dispar Sultra) tengah merancang pengembangan 20 Desa Wisata sebagai destinasi unggulan.

TribunnewsSultra.com/ Amelda Devi Indriyani
Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara (Dispar Sultra), Belli Harli Tombili usai membuka Pameran Desa dan Destinasi Wisata Unggulan Sultra di The Park Kendari, Rabu (9/8/2023). 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara (Dispar Sultra) tengah merancang pengembangan 20 Desa Wisata sebagai destinasi unggulan.

Ke-20 Desa Wisata tersebut diprioritaskan untuk mendukung tujuh destinasi wisata prioritas atau Seven Wonder.

Ketujuh destinasi wisata yang masuk Seven Wonder di antaranya Benteng Keraton Wolio di Buton, Karts Liangkabori, Masalili di Muna, Teluk Kendari-Toronipa-Labengki, Hutan Mangrove di Buton Utara.

Pulau Padamarang di Kolaka yang akan dijadikam Kawasan Konservasi Anoa, Karts Matarombeo di Konawe Utara.

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai di perbatasan Bombana, Konawe Selatan, Kolaka Timur, dan Konawe.

Baca juga: Beragam Paket Liburan dan Produk Ekraf Ditawarkan Pameran Desa dan Destinasi Wisata Unggulan Sultra

"Kita harapkan di sekitar destinasi wisata prioritas itu ada beberapa Desa Wisata yang menjadi unggulan kita untuk mendorong pengembangannya," kata Kepala Dispar Sultra, Belli Harli Tombili usai membuka Pameran Desa dan Destinasi Wisata Unggulan Sultra di The Park Kendari, Rabu (9/8/2023).

Untuk menyinkronkan program ini, pihaknya bakal melibatkan masyarakat desa sebagai pemandu termasuk pengembangan ekonomi kreatif (ekraf), agar masyarakat sekitarlah yang dapat menikmatinya secara langsung.

"Jadi disiapkan juga oleh-olehnya, apakah itu kriya atau pun makanan-makanan kecil yang dijual di desa-desa wisata, supaya ada yang dibawa pulang oleh para wisatawan," jelasnya.

Belli menyampaikan, berdasarkan data dari aplikasi Jaringan Desa Wisata (Jardesta) milik Kementerian Pariwisata, sudah ada 188 Desa Wisata atau 10 persen dari kurang lebih 2.100 desa yang ada di Sultra.

Namun dalam pengembangan Desa Wisata ini, Belli mengaku masih terkendala pada manajemen pengelolaannya termasuk cara mempromosikannya.

Baca juga: Rangkaian Kegiatan Gernas BBI BWI Sultra 2023 di Kendari, Pameran Desa Wisata hingga Produk Ekraf

Di mana, selama ini pengembangan beberapa desa wisata hanya dimotori oleh kepala desa, sementara inisiatif dari masyarakat masih kurang.

Sehingga beberapa kepala desa yang dinilai memiliki potensi di desanya itu telah dibawa untuk studi tiru di beberapa Desa Wisata di Pulau Jawa.

"Daya tarik di Sultra sebenarnya beberapa malah lebih dibandingkan dengan Desa Wisata yang ada di Pulau Jawa. Cuma memang masalah kita itu manajemen dan promosi menarik wisatawan," jelasnya.

Belli menyebut, salah satu Desa Wisata di Sultra yang sudah lumayan maju yaitu Desa Wisata Sani-Sani di Kabupaten Kolaka, Desa Wisata Limbo Wolio di Kawasan Benteng Keraton Buton.

"Itu bagus, mereka sudah ada pemandunya, manajemennya minimal sudah tertata lebih baik. Sehingga kalau ada misalnya pengunjung ke sana mereka tidak kesulitan lagi untuk mencari fasilitas yang tersedia," ujarnya.

Baca juga: Riyan Rahmat Jaya dan Wayu Sundari Asal Buton Utara Sultra Jadi Duta Wisata Sulawesi Tenggara 2023

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved