BKKBN Sultra
Kepala BKKBN Sebut Upaya Pencegahan 80 Persen Lebih Efektif Turunkan Prevalensi Stunting
Upaya pencegahan jauh lebih efektif menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, PALEMBANG - Upaya pencegahan jauh lebih efektif menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.
Karena itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus melakukan upaya pencegahan stunting dari hulu, yakni melalui skrining calon ibu agar bayi yang dilahirkan tidak stunting.
"Kalau kita mengejar anak yang stunting menjadi tidak stunting, keberhasilannya hanya 20 persen," kata Kepala BKKBN, dr Hasto Wardoyo dalam Temu Kerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) pada rangkaian kegiatan Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 30 di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, Senin (3/7/2023).
"Namun dengan mencegah lahirnya bayi stunting baru keberhasilannya lebih dari 80 persen,“ sambungnya.
Hasto Wardoyo mencontohkan kabupaten dengan jumlah penduduk 100 ribu jiwa, paling banyak akan ada ibu hamil sekitar 2 ribu orang.
Rata-rata, kata Hasto Wardoyo, dalam waktu sehari akan lahir sekitar enam bayi. Kemudian apabila di rata-rata yang akan menikah jumlahnya separuh yakni tiga calon pengantin.
"Kalau saya menjadi bupati di daerah tersebut, saya tidak akan pulang kantor sebelum tahu bagaimana kondisi bayi yang lahir tadi. Berat dan panjang badan. Kemudian yang akan menikah tadi harus tahu berapa yang anemia. Mereka yang terindikasi (anemia) berisiko melahirkan bayi stunting harus segera didampingi Tim Pendamping Keluarga (TPK)," kata Hasto Wardoyo.
Baca juga: Tribun Network Dapat Penghargaan BKKBN RI, Dukung Pencegahan Stunting Lewat Kampanye Cukup Dua Telur
Menurut Hasto Wardoyo, BKKBN bersama Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian terkait terus berupaya melakukan pembinaan, memotivasi, dan menggerakkan tim ini agar selalu konsisten dan berkesinambungan dalam melakukan upaya-upaya penurunan stunting sesuai dengan peranannya masing-masing.
Kegiatan yang mengambil tema Evaluasi Capaian Semester I Tahun 2023 dan Praktik baik Percepatan Penurunan Stunting Daerah bertujuan untuk meningkatkan kapasitas TPPS seluruh Daerah untuk mempercepat penurunan stunting melalui program kegiatan inovatif di masing-masing Daerah.
TPPS memiliki tugas mengkoordinasikan, mensinergikan dan mengevaluasi penyelenggaraan percepatan penurunan stunting di wilayahnya. TPPS terdiri dari Tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru dalam sambutannya mengungkapkan dirinya untuk bisa memahami dan belajar banyak hal, potensi yang bisa digunakan untuk mencegah stunting.
Misalnya penggunaan tablet penambah darah kita bisa menggunakan Dinas Pendidikan untuk bisa mengajak anak sekolah remaja putri untuk minum tablet penambah darah.
Menurut Herman Deru, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan juga telah melakukan berbagai upaya menangani stunting.
“Pertama kami lakukan dengan memperkuat data dari kecamatan hingga Kabupaten Kota, untuk bisa membaca dan menentukan hal apa yang bisa dilakukan. Tanpa data yang benar kita bisa salah terapi. Jangan sampai sakit pundak yang dipijat kaki,” ujar Herman.
Baca juga: Hari Keluarga Nasional ke-30, Kepala BKKBN Bekali Cara Cegah Stunting ke 1.220 Kader di Banyuasin
Herman Deru juga mengungkapkan, bahwa pihaknya bermitra dengan berbagai sektor, Kantor Perwakilan BKKBN hingga BPKP untuk bisa mengaudit tidak hanya keuangan namun juga kinerja.
BKKBN Sultra Gelar Rakornis 2023 Optimalkan Peran Mitra Turunkan Angka Stunting |
![]() |
---|
Bangun Wilayah Bebas dari Korupsi, BKKBN Perkuat Zona Integritas di Seluruh Indonesia |
![]() |
---|
BKKBN: Harganas 2023 Gaungkan Gerakan Dua Butir Telur Cegah Stunting |
![]() |
---|
BKKBN Sulawesi Tenggara Bergerak Bersama Buton Sehat Bebas Stunting, Capai Target 14 Persen |
![]() |
---|
BKKBN Mutakhirkan Data Keluarga Untuk Akurasi Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.