Berita Kendari

6 Hektare Kawasan Kumuh di Pesisir Kelurahan Puday Kota Kendari Bakal Tersentuh Program Kotaku

Program Kotaku dimulai 2019, sudah membenahi beberapa kawasan kumuh, seperti Bungkutoko-Petoaha dan Puday-Lapulu di Kecamatan Abeli.

Amelda Devi Indriyani
BPN Sulawesi Tenggara (Sultra) Lakukan Konsolidasi Tanah di Kota Kendari, Lanjutkan Program Kotaku 6 Hektare di wilayah Pesisir Kelurahan Puday. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - BPN Sulawesi Tenggara (Sultra) lakukan konsolidasi tanah dalam mendukung program Kota Tanpa Kumuh atau Kotaku, di wilayah Kota Kendari.

Diketahui program Kotaku dimulai sejak 2019, sudah membenahi beberapa kawasan kumuh, seperti Bungkutoko-Petoaha dan Puday-Lapulu di Kecamatan Abeli.

Kali ini program Kotaku akan dilanjutkan membenahi kurang lebih 6 hektare kawasan kumuh di wilayah pesisir di Kelurahan Puday.

Kepala BPN Sultra, Asep Heri mengatakan sebagai langkah awal, pihaknya melaksanakan rapat pertama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari dan stakeholder terkait.

Baca juga: Kementerian PUPR Dukung Usul Pemkot Kendari Terkait Penataan Kawasan Kumuh Heritage Kilometer Nol

Dengan tema sinergitas dalam rangka konsolidasi tanah program Kotaku di Kota Kendari, di aula Kantor Wilayah BPN Sultra, Rabu (14/6/2023).

Rapat tersebut untuk menyamakan persepsi dan memotret hambatan kendala masalah (HKM).

Sehingga dapat dilakukan penataan kembali atas penguasaan pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah di kawasan tersebut.

"Tentunya kita ingin setelah mendiagnosa HKM ada solusi terbaik dalam rangka peningkatan atau pelaksanaan program kotaku ini," ujarnya.

Untuk mewujudkan hal tersebut tentu diperlukan kerjasama melalui konsep 3K yaitu kerjasama, koordinasi dan kolaborasi. Termasuk peran serta atau peran aktif dari masyarakat.

Baca juga: Kementerian PUPR Serahkan Pengelolaan Peningkatan Kawasan Kumuh Puday-Lapulu ke Pemkot Kendari

Nantinya masyarakat akan melepaskan sebagian tanahnya untuk jalan atau utilitas lainnya, sehingga nanti Kotaku itu bisa terwujud.

"Ini perlu ketulusan, keikhlasan, sukarela masyarakat melepaskan tanahnya untuk ditata, mungkin jalannya kurang lebar atau di situ belum ada saluran airnya, maka kami akan buatkan saluran airnya," jelasnya.

Asep Heri mengatakan setelah rapat dan dilakukan penataan, ada instansi terkait yang melanjutkan untuk melakukan bimbingan pelatihan.

Untuk melihat potensi di kawasan tersebut yang bisa dijadikan sumber perekonnomian warga.

Dengan harapan masyarakat bisa aman dan nyaman menempati lingkungan yang indah.

Selain itu, dengan kondisi lingkungan yang bagus tentu diharapkan bisa melahirkan generasi Indonesia Mandiri di 2045.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved