Berita Sulawesi Tenggara
3 Dari 10 Proyek Strategis Nasional di Sulawesi Tenggara: Industri Kendari, Kolaka, Konawe Utara
Sebanyak 3 dari 10 Proyek Strategis Nasional (PSN) di Provinsi Sulawesi Tenggara tersebar di Kota Kendari, Kabupaten Kolaka, Konawe Utara (Konut).
Penulis: Sitti Nurmalasari | Editor: Aqsa
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Sebanyak 3 dari 10 Proyek Strategis Nasional (PSN) di Provinsi Sulawesi Tenggara tersebar di Kota Kendari, Kabupaten Kolaka, Konawe Utara (Konut).
Total nilai 10 proyek dalam daftar PSN terbaru termasuk di Provinsi Sultra tersebut mencapai Rp265 triliun.
Tiga Proyek Strategis Nasional di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah Kawasan Industri Kendari.
PSN lainnya di Provinsi Sultra adalah Kawasan Industri Pomalaa atau Pomalaa Industry Park di Kabupaten Kolaka.
Selain itu, Kawasan Industri Motui di Kabupaten Konut.
Kawasan Industri Kota Kendari (KIKK) dikembangkan PT Kendari Kawasan Industri Terpadu atau PT KKIT.
Pengembangan Kawasan Industri Pomalaa dilakukan PT Vale Indonesia bekerja sama Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited (Huayou) melalui Kolaka Nikel Indonesia atau KNI.
Baca juga: Konawe Utara Ditetapkan Sebagai Kawasan Industri, Bupati Konut Ruksamin Harap Serap Tenaga Kerja
Untuk Kawasan Industri Motui di Konawe Utara dikembangkan PT Nusantara Industri Sejati atau PT NIS atau NT Corp.
Berikut selengkapnya detail Proyek Strategis Nasional di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), dari lokasi, jenis proyek, progress, dan informasi lainnya:
1. Kawasan Industri Kendari
Kawasan industri yang masuk Proyek Strategis Nasional atau PSN tersebut berlokasi di Kecamatan Abeli dan Kecamatan Nambo.
Rencana luas lahan pembangunan Kawasan Industri Kendari di dua kecamatan itu mencapai 1.329 hektare (ha).
Penjabat atau Pj Wali Kota Asmawa Tosepu mengatakan salah satu industri utama dalam kawasan ini adalah pabrik baterai listrik.
“Pemkot mendapat informasi kesiapan pelaksanaan proyek ini, paling tidak dari sumber pendanaan sudah tidak ada persoalan,” katanya kepada TribunnewsSultra.com, belum lama ini.
Pemkot Kendari bekerja sama PT Kendari Kawasan Industri Terpadu (KKIT) yang merupakan penerima mandat pelaksanaan PSN dalam pengembangan kawasan industri ini.
PT KKIT juga sudah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) Signing Framework Agreement dengan China Construction Third Engineering Bureau Group pada 14 April 2022 lalu.
Asmawa menjelaskan tahapan proyek yang perencanaannya telah dimulai sejak 2015 lalu kini sudah memasuki pembebasan lahan.
Sekitar 200 ha lahan pembangunan Kawasan Industri Kendari sejauh ini sudah dibebaskan dari total luasan lahan yang akan digunakan.
Pembebasan lahan hingga pengurusan perizinan pembangunan kawasan industri ini ditargetkan rampung tahun 2023 ini.
PT KKIT pada tahun 2024 selanjutnya fokus operasional proyek hingga kawasan industri tersebut dapat beroperasi optimal.
“Jadi paling tidak satu tahun ini sudah ada progres, paling utama adalah pembebasan lahan di kawasan itu,” jelasnya.
Baca juga: Pemkot Kendari Godok Persiapan Bangun Industri Baterai, Tahun Ini Fokus Bebaskan Lahan dan Perizinan
“Kalau perizinan sebagian besar sudah tetapi tentu semua perizinan menyesuaikan dengan dokumen tata ruang Kota Kendari,” ujarnya menambahkan.
Kawasan industri yang menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional atau PSN tersebut berlokasi di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Industri strategis di kawasan ini adalah smelter nikel berbasis High-Pressure Acid Leaching (HPAL).
Smelter tersebut adalah milik PT Vale Indonesia yang bekerja sama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited (Huayou) melalui Kolaka Nikel Indonesia atau KNI.
Pembangunan Kawasan Industri Pomalaa atau Pomalaa Industri Park itu sudah mulai berlangsung.
Seiring ground breaking pembangunan smelter nikel HPAL yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

Ground breaking pada 27 November 2022 lalu itu dihadiri Gubernur Sultra Ali Mazi, President Director atau CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy, Bupati Kolaka Ahmad Safei, Chairman Huayou Zhejiang Cobalt, Chen, dan lainnya.
“Jadi proyek ini sudah masuk Proyek Strategis Nasional dengan nilai investasi mencapai Rp67,5 triliun (US45 miliar),” kata Febriany.
Smelter tersebut ditargetkan rampung dan mulai beroperasi pada tahun 2025 mendatang.
Kelak, smelter akan memproses biji nikel limonit menggunakan teknologi HPAL dari Hoayou.
Produk yang dihasilkan selanjutnya dapat diolah menjadi bahan utama baterai mobil listrik berupa mixed hydroxide precipitate (MHP).
Dengan target produksi 120 ribu metrik ton nikel dan sekitar 15 ribu ton kobalt yang terkandung dalam produk MHP.
3. Kawasan Industri Motui
Baca juga: Pembangunan Pabrik Smelter Nikel HPAL di Pomalaa Kolaka Dimulai, Menko Luhut Sebut Produksi Terbesar
Kawasan industri yang menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional atau PSN tersebut berlokasi di Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Kawasan Industri Motui di Kabupaten Konut, Provinsi Sultra, tersebut dikembangkan oleh PT Nusantara Industri Sejati atau PT NIS.
Pembangunan kawasan industri tersebut sudah mulai dilakukan menyusul ground breaking yang dipimpin Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin pada 19 Mei 2022 lalu.
Bupati Konawe Utara, Ruksamin, menyampaikan rasa syukurnya atas penetapan Kawasan Industri Motui di Kabupaten Konut menjadi salah satu dari 10 Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Itu patut kami syukuri dengan ditetapkannya PSN. Berarti kita akan mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah pusat melalui APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara),” katanya.
“Kami dari Pemda Konut melakukan banyak hal. Pasalnya, kawasan industri murni semua perizinannya ada di kabupaten kemudian kendalinya juga di kabupaten,” jelasnya.
Ruksamin menambahkan pembangunan Kawasan Industri Motui ini kini juga sudah memasuki tahapan ketiga pembebasan lahan.
Baca juga: Pembangunan Pabrik Smelter Nikel HPAL di Pomalaa Kolaka Dimulai, Menko Luhut Sebut Produksi Terbesar
Presiden Komisaris NT Corp Nurdin Tampubolon menjelaskan PT NIS membangun kawasan industri berbasis nikel dan smelter yang menghasilkan ferro nickel sebagai bahan baku pabrik lainnya.
“Dalam bentuk produk turunan seperti Nickel Metal, Ni Powder, Batteries, sampai kepada aplikasi untuk industri otomotif, alat rumah tangga, dan peralatan kesehatan,” ujarnya.
Smelter dengan teknologi Rotary Kiln-Electris Furnice (RKEF) itu berkapasitas 500.000 ton ferro nickel (Feni) per tahun dengan kadar nikel 10-12 persen.
Pada tahap awal, pembangunan smelter tersebut dilakukan di atas lahan seluas 375 ha di Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Daftar 10 Proyek Strategis
Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menetapkan 10 Proyek Strategis Nasional atau PSN terbaru.
Selain itu, empat proyek yang disesuaikan nomenklaturnya dalam daftar PSN terbaru tersebut.
"Nilai dari PSN baru ini diperkirakan mencapai Rp 265 triliun," kata Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo pada Jumat (23/12) dikutip TribunnewsSultra.com dari Kontan.
Adapun ke 10 PSN tersebut terdiri dari Pembangunan Pelabuhan Terminal Peti Kemas Muaro Jambi (Provinsi Jambi); Kawasan Industri Tanjung Sauh (Provinsi Kepulauan Riau).
Kawasan Industri Indonesia Pomalaa Industry Park (Provinsi Sulawesi Tenggara); Kawasan Industri Motui (Provinsi Sulawesi Tenggara); Kawasan Industri Kendari (Provinsi Sulawesi Tenggara); dan Kawasan Industri Pulau Ladi (Provinsi Kepulauan Riau).
Selanjutnya, Kawasan Industri Pupuk Fakfak (Provinsi Papua Barat); Bendungan Karangnongko (Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur); dan Pengembangan Lapangan Ubadari.
Selain itu, CCUS (Carbon Capture, Utilization and Storage) dan Compression (UCC Project) di Teluk Bintuni (Provinsi Papua Barat); dan Pengembangan Biofuel dari Metanol dan Etanol di Kabupaten Bojonegoro (Provinsi Jawa Timur).
Sementara, empat proyek yang disesuaikan nomenklaturnya dalam daftar PSN adalah Light Rail Transit (LRT) Jakarta International Stadium – Kelapa Gading dan Velodrome – Manggarai (Provinsi DKI Jakarta).
Kawasan Industri Teluk Bintuni dan Pengembangan Industri Methanol, Ammonia, dan Pemanfaatan Karbon dari hasil CCUS/CCS di Teluk Bintuni (Provinsi Papua Barat).
Kemudian, Program Ketenagalistrikan – Pembangunan PLTA Mentarang (Provinsi Kalimantan Utara); Program Percepatan Pengembangan Wilayah – Pembangunan Kawasan Strategis Nasional Ibu Kota Negara (IKN) dan Infrastruktur Pendukung Ibu Kota Negara (Provinsi Kalimantan Timur).
Sesuai arahan Presiden Jokowi, program/proyek yang dapat dimasukkan dalam daftar PSN adalah yang dapat diselesaikan paling lambat Semester I tahun 2024 (dapat dipastikan waktu penyelesaiannya), dan pembiayaan tidak menggunakan APBN serta dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.(*)
(TribunnewsSultra.com/Muhammad Israjab)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.