BKKBN Sultra

BKKBN Sultra Tutup Tahun 2022 Optimis Capaian Penurunan Angka Pravelensi Stunting Hingga 2 Persen

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara optimis angka pravelensi stunting turun sebesar 2 persen di tahun 2022.

Penulis: Muh Ridwan Kadir | Editor: Desi Triana Aswan
Tribunnewssultra.com/Muh Ridwan Kadir
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara, Asmar saat ditemui TribunnewsSultra.com, Senin (26/12/2022). 

Program ini penting terkhusus bagi remaja putri karena tiap bulannya mereka memiliki periode menstruasi.

Dengan begitu banyaknya darah yang keluar tiap bulannya sehingga untuk mengembalikan darah yang keluar membutuhkan gizi yang cukup.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara, Asmar saat ditemui TribunnewsSultra.com, Senin (26/12/2022).
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara, Asmar saat ditemui TribunnewsSultra.com, Senin (26/12/2022). (Tribunnewssultra.com/Muh Ridwan Kadir)

Kemudian program selanjutnya khusus bagi calon pengantin, BKKBN berkolaborasi Kemenag untuk melakukan screening tiga bulan sebelum melangsungkan pernikahan.

"Disitu akan dilihat terkait kesehatan catinnya seperti HBnya (hemoglobin) minimal 11,5, lingkar lengan atas minimal 23,5, baru siap nikah dan hamil yang disiapkan melalui aplikasi Elsimil,"imbuhnya.

Catin atau calon pengantin yang apabila melebihi batas yang disyaratkan maka diberi waktu untuk memperbaiki kondisinya agar bisa siap nikah dan hamil.

Namun apabila selama tiga bulan belum memenuhi persyaratan tersebut maka boleh menikah.

Baca juga: BKKBN Sulawesi Tenggara Datangi Rumah Warga Untuk Monev Terpadu PK-22 dan Survey NIK di Konawe Utara

Akan tetapi menunda jadwal kehamilannya sampai tercukupi syarat yang ada, baru bisa program kehamilan.

Kemudian program selanjutnya yaitu fokus kepada ibu hamil, karena pencegahan stunting itu paling efektif dilakukan 1.000 hari pertama dengan memastikan kehamilannya sehat.

"Ibu hamil akan dilakukan pendampingan terkait konsumsi makanan bergizi, karena 70 persen pertumbuhan otak bayi itu pada saat kondisi ibu hamil, yang diharapkan ketika bayinya lahir dalam kondisi sehat,"katanya.

Kemudian program selanjutnya fokus pasca hamil yaitu pada balita, dengan melihat anak tersebut lahir dengan tidak kurang dari 48 cm dan bobot di bawah 2,5 kg.

Baca juga: BKKBN Uji Publik Panduan Bina Keluarga Balita yang Holistik dan Integratif

"Karena jika kurang maka bayi tersebut berisiko tinggi mengalami stunting,"ucapnya.

BKKBN Sultra juga melakukan pendampingan yaitu diberikan ASI selama 6 bulan dan gizi bayi masih bisa diperbaiki hingga umur 2 tahun.

Karena jika sudah memasuki usia 2 tahun namun tetap stunting maka sulit untuk diatasi.

"Harapan kami pada 2023 kami akan maksimalkan lagi program yang sudah ada saat ini agar penurunan stunting bisa menurun,"pungkasnya.

Sebagai informasi, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.

Baca juga: BKKBN Sultra Gelar Senam dan Flash Mob Mendukung KTT G20, Dorong Pemulihan Ekonomi

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved