Berita BKKBN
BKKBN Uji Publik Panduan Bina Keluarga Balita yang Holistik dan Integratif
Saat ini pihak BKKBN bersama pemangku kepentingan dan mitra menguji coba buku panduan Bina Keluarga Balita Holistik Integratif Unggulan (BKB-HIU).
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - BKKBN bersama pemangku kepentingan dan mitra menguji coba buku panduan Bina Keluarga Balita Holistik Integratif Unggulan (BKB-HIU), Senin (07/11/2022).
Kegiatan secara virtual dalam upaya pencegahan stunting pada program kelompok BKB ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dalam pengasuhan anak.
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Nopian Andusti mengatakan dalam upaya percepatan penurunan stunting masih memiliki kesulitan.
Karena perilaku pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) khususnya bayi di usia 2 tahun yang masih belum sesuai dengan harapan.
Baca juga: Kepala BKKBN RI Beri Kuliah Umum di Poltekkes Kendari Sultra, Imbau Hindari Hal Ini Cegah Stunting
“Dalam percepatan penurunan stunting di 1000 HPK telah dikembangkan program pengasuhan di 1000 HPK melalui kelompok Bina Keluarga Balita dan BKB Holistik Integratif," ujar Nopian.
Nopian menjelaskan kelompok konsep BKB- HIU ini bisa tepat sasaran dan relevan dengan kondisi yang dibutuhkan di lapangan atau di tengah-tengah masyarakat.
"Bagi kelompok BKB lain sekaligus menjadikan kelompok BKB ini percontohan untuk kelompok BKB yang telah ada," ujar Nopian.
Selaras dengan Nopian, Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN, dr Irma Ardiana menjelaskan, untuk meningkatkan keberadaan dari BKB ini BKKBN merancang sebuah strategi untuk pengembang kelompok BKB dengan membentuk BKB-HIU
Baca juga: BKKBN Yogyakarta Lakukan Audit Kasus Stunting, Usai Laporan Melonjak di Gunungkidul Naik
"Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai bagaimana konsep BKB- HIU ini yang tepat sasaran dan juga relevan dengan kondisi di lapangan," ujar Irma.
Irma pun berharap bahwa dengan kegiatan uji publik ini mendapatkan masukan serta review terkait dengan bagaimana konsep BKB-HIU dapat diimplementasikan secara baik di daerah.
“Oleh karenanya, BKKBN mencoba untuk mendesain seperti apa nanti kelas bina keluarga balita yang holistik integratif yang menjadi unggulan artinya kelas BKB bisa menjadi contoh bagi kelas BKB lainnya karena memang menjadi center of excellence," jelas Irma.
Pada kesempatan yang sama Retno Dewi P S. selaku Koordinator Bidang Pengembangan Program Bina Keluarga dan Balita BKKBN menyampaikan adanya 6 layanan yang membedakan dari BKB sebelumnya.
Yaitu ; (1) terkait Administrasi Kependudukan dan Kepemilikan Jaminan Kesehatan; (2) Pengasuhan atau Parenting bersama; (3) Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan; (4) Pembentukan Karakter Anak; (5) Promotif Preventif Pemeliharaan Kesehatan, Gizi, Perlindungan Anak, dan ; (6) Rujukan/Konseling/Perawatan/Bansos.
Baca juga: Angka Stunting di Sultra Masih Tinggi, Masuk 12 Daerah Prioritas, BKKBN Minta Rutin Makan Ikan
Sementara itu dr Lucy Widasari selaku PO Program dan Kegiatan Satgas Percepatan Penurunan Stunting Pusat juga menyampaikan terkait dengan Survey Persiapan Uji Coba Pedoman BKB-HIU di Kabupaten Banggai dan Pulau Taliabu.
Survey Persiapan Uji Coba ini ditujukan bagi kader BKB di Desa dalam mempersiapkan pelaksanaan BKB HIU kedepannya.