Hari Nusantata di Wakatobi
Bahlil Lahadalia Terkejut Lihat Tradisi Kabuenga di Wakatobi, Ternyata Ajang Cari Jodoh di Ayunan
Menteri Investasi/BKPM RI, Bahlil Lahadalia mengaku terkejut ketika melihat tradisi Kebuenga di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Penulis: Muh Ridwan Kadir | Editor: Risno Mawandili
TRIBUNNEWSSULTRA.COM,KENDARI - Menteri Investasi/BKPM RI, Bahlil Lahadalia mengaku terkejut ketika melihat tradisi Kebuenga di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Melansir Wikipedia, Kabuenga merupakan tradisi mencari jodoh khas Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sultra.
Tradisi ini bermula ketika kaum pemuda maupun gadis setempat jarang mempunyai kesempatan bertemu.
Kabuenga sendiri dalam bahasa masyarakat adat setempat bermakna ayunan.
Tokoh adat akan membuatkan sebuah ayunan dengan ukuran yang cukup besar dan tinggi.
Setidaknya, dalam ayunan itu bisa duduk dua anak manusia yang hendak dijodohkan.
Ketika melihat tradisi ini, Menteri Investasi/BKPM RI Bahlil Lahadalia mengaku terkejut.
Bahlil melihat trandisi ini saat menghadiri perayaan Hari Nusantara 2022 di Marina Togo Mowondu, Kecamatan Wanci, Kabupaten Wakatobi.
"Saya terkejut bahwa ada tradisi seperti ini, baru lihat juga yang seperti ini, tradisi (Kabuenga) dapat dilestarikan dalam rangka budaya-budaya yang tenggelam diangkat kembali," ujarnya.
Baca juga: Rayakan Hari Juang TNI AD di Kodim 1430 Konawe Utara, Wakil Bupati Abuhaera Ingatkan Soal Stunting
Baca juga: Ke Wamendag Jerry Sambuaga, Pemkot Kendari Minta Anggaran Revitalisasi Pasar Basah Mandonga
Sementara itu, Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hugua mengatakan, tradisi Kapuenga merupakan suatu ajang mencari jodoh.
Ia menjelaskan, adanya tradisi Kapuenga ini karena pada zaman dahulu tidak seperti saat ini. Dulu, komunikasi tak mudah dilakukan.
"Karena dulu itu tidak ada handphone dan WhatsApp maka butuh kerja ekstra bagi kaula muda untuk mendapatkan jodohnya," terangnya.
Untuk diketahui, Hari Nusantara tahun 2022 menjadikan Kabupaten Wakatobi sebagai tuan rumah.
Perayaan ini merupakan perwujudan dari Deklarasi Djoeanda yang dicetuskan pertama kali oleh Ir H Djoeanda pada tanggal 13 Desember 1957.
Deklarasi Juanda merupakan momen yang menegaskan, bahwa Republik Indonesia mempunyai kedaulatan penuh terhadap perairan antar pulau.