Berita Kendari
Tanggapi Permintaan Gubernur Sultra, DLHK Kendari Siap Bangun 5 Bank Sampah di Sekitar Teluk Kendari
DLHK Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bakal bangun lima Bank Sampah di wilayah pesisir Kota Kendari, bertempat di Tondonggeu.
Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Muhammad Israjab
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - DLHK Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bakal bangun lima Bank Sampah di wilayah pesisir Kota Kendari.
Kepala DLHK Kota Kendari, Nismawati mengatakan bank sampah menjadi tempat untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah.
Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah itu akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau ke tempat pengepul sampah.
Nismawati menyebut, nantinya bank sampah ini akan didekatkan kepada masyarakat.
Terutama di wilayah pesisir, agar sampah-sampah bernilai ekonomis tidak dibuang sembarangan terutama di laut.
Baca juga: DLHK Kota Kendari Sosialisasi Pengelolaan Persampahan, Dua Perumahan Jadi Percontohan
Selain itu untuk memudahkan masyarakat agar tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi.
"Kita harus dekatkan kepada masyarakat, karena kita punya bank sampah induk tapi di Puuwatu."
Jadi misalnya masyarakat mau datang jual kesana itu kan harus lagi mengeluarkan uang transportasi," kata Nismawati.
Ia menyampaikan, rencana pembentukan bank sampah tersebut bertempat di Tondonggeu, Kecamatan Abeli, ada pula di Kecamatan Kendari Barat, Bungkutoko dan beberapa lokasi lainnya.
Menanggapi permintaan Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi terkait Pemkot yang harus membeli sampah-sampah dari nelayan.
Nismawati menjelaskan jika bank sampah ini juga mengakomodir hal tersebut.
"Terus kita berencana bentuk lima di tahun ini, kita dekatkan di nelayan, ini sekaligus menyahuti permintaan Gubernur Provinsi Sultra Ali Mazi," ujarnya.
Baca juga: Guru SDN 88 Kendari Ikuti Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas, Ini Tujuannya
Salah satu layanan yang dihadirkan yakni, di masing-masing lokasi bank sampah nantinya akan ada pengepul yang menjemput sampah-sampah tersebut, dan langsung melakukan transaksi atau memberi nilai dari sampah yang disetor.
"itu Cash and Carry, begitu ambil sampahnya langsung bayar. Untuk harganya itu bervariasi, misalnya harga kardus, botol bekas minum, trak telur itu masing-masingada harganya. Yang saya hapal persis itu botol plastik itu 1 kilogram Rp3.500," jelasnya.
Ia juga mengingatkan agar nantinya masyarakat harus memilah sampah sebelum di bawa ke bank sampah. Mengingat harga yang akan diberikan juga berbeda jika sampahnya sudah tercampur.