Kuliner Sultra
Rekomendarsi 3 Makanan Khas Sulawesi Tenggara Cocok Saat Musim Hujan, Hingga Cara Buatnya
Berikut ini tiga makanan khas Sulawesi Tenggara atau Sultra yang cocok dihidangkan saat musim hujan melanda.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
Nama sinonggi berasal dari kata posonggi dalam bahasa Tokaki yang berarti 'alat mirip sumpit yang digunakan untuk mendulang sinonggi dari wadahnya'. Sinonggi sudah ada sejak ratusan tahun silam.
Baca juga: Edukasi Pangan Sehat Pemkot Kendari Sasar Kantin Sekolah, Komunitas Kuliner hingga Pelajar
Dahulu para orang tua menyimpan sinonggi di dalam dulang yang terbuat dari kayu.
Seiring dengan perubahan zaman, sinonggi tidak lagi disimpan dalam dulang kayu melainkan dalam baskom.
Cara menyantap sinonggi berbeda dengan papeda walaupun bentuknya hampir mirip.
Sinonggi disantap dengan mencampurkan bubur sagu langsung dengan kuah ikan, sayur dan sambal dabu-dabu.

Resep:
- Sagu secukupnya
- Air secukupnya
- Sayur atau kuah ikan
- Daun Kemangi
- Jeruk nipis
- Lombok ijo
Baca juga: Gunakan Bright Gas, Pemilik Warung Makan Meohai Lebih Semangat Masak Ratusan Porsi Sinonggi Perhari
Cara Membuat:
- Siapkan baskom ukuran sedang dan cuci hingga bersih.
- Ambil sagu secukupnya dan masukkan ke dalam baskom.
- Siapkan air panas yang mendidih dan tuangkan air ke baskom yang berisi sagu sedikit demi sedikit, sambil di aduk-aduk.
- Tuangkan terus hingga warna sagu berubah menjadi agak bening.
- Sinonggi siap untuk disajikan dan disantap bersama dengan sayur serta lauk lainnya, seperti kuah ikan, daun kemangi, jeruk nipis, dan lombok ijo.
Baca juga: Sejarah Warung Makan Meohai, Berkat Saran Istri Yusran Silondae, Lisa Percaya Diri Jualan Sinonggi
3. Ikan Parende
Parende adalah merupakan jenis masakan ikan yang dihidangkan dengan kuah panas olahan makanan khas Buton, Sulawesi Tenggara.