Berita Kendari
Zillenial Teacher Implementasi PBL di SDN 25 Kendari, Ajarkan Siswa Pecahkan Masalah Lingkungan
Zillenial Teacher mengimplementasikan Project Based Learning (PBL) di Sekolah Dasar Negeri atau SDN 25 Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Penulis: Muh Ridwan Kadir | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Zillenial Teacher mengimplementasikan Project Based Learning (PBL) di Sekolah Dasar Negeri atau SDN 25 Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
PBL merupakan model pembelajaran yang dinilai efektif diterapkan di kelas sesuai dengan kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Merdeka Belajar.
Jadi, pada dasarnya program Merdeka Belajar ini memiliki tujuan untuk memerdekakan guru dan siswa sekaligus merespons kebutuhan sistem pendidikan pada era revolusi industri 4.0.
Ketua Tim PBL Zillenial Teacher Kendari, Al Amin mengatakan kebijakan ini sejalan dengan gagasan yang dikemukakan Ki Hajar Dewantara.
Di mana, dalan gagasan itu yakni perlunya pendidikan yang humanis dan transformatif, yang dapat memelihara kedamaian dunia.
Baca juga: Sosok Mutiara Adria Hannas, Siswa SDN 6 Kendari Juara 3 Lomba Mendongeng Tingkat Nasional 2022
"Iya, melalui kebijakan ini, guru dapat memilih perangkat ajar untuk menyesuaikan kebutuhan belajar dan minat dari para peserta didik," ungkapnya, Selasa (29/11/2022).
Al Amin menjelaskan dalam hal ini peran guru sangat penting untuk merencanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, kolaboratif, dan komunikatif.
Salah satu bentuk perencanaan pembelajaran yang baik adalah memilih model pembelajaran yang akan digunakan di ruang kelas.
"Model pembelajaran yang dipilih oleh guru haruslah disesuaikan dengan kebutuhan belajar peserta didik serta tuntutan kurikulum yang ada saat ini," katanya.
PBL adalah salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan peserta didik mengeksplorasi, interpretasi, sintesis, dan pengelolaan informasi menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Baca juga: Kisah Guru Honorer SDN 59 Kendari, Berkali-kali Gagal Tes CPNS, Tak Urungkan Niatnya Berbagi Ilmu
"Model pembelajaran ini dinilai efektif untuk diterapkan di kelas," kata Ketua Tim PBL Zillenial Teacher Kendari.
Katanya, sistem pembelajaran berbasis Project Based Learning mesti digalakkan terutama di era Merdeka Belajar.
"Hal ini perlu dilakukan agar kolaborasi antara pelajar terus terbangun melalui proyek pembelajaran tersebut," ucapnya.
Melihat kenyataan tersebut, Zillenial Teacher di bawah naungan Sekolah Guru Indonesia (SGI) melakukan kampanye pentingnya PBL.
Dengan merangkul anak muda dari berbagai daerah untuk turut serta mengimplementasikan model pembelajaran tersebut di sekolah.
Baca juga: Hindari Membakar Sampah Plastik, Naturevalution Jelaskan Dampaknya Saat Edukasi Mahasiswa di Kendari
Usai berbagai tahap seleksi, tim Kota Kendari beranggotakan Al Amin (Ketua Tim), Asdar (Anggota), Nur Aisyah (Anggota) berhasil menempatkan diri dan menjadi bagian dalam kampanye program tersebut.
"Jadi, setelah kami menempuh pendidikan sekitar empat bulan dari Zillenial Teacher dan Sekolah Guru Indonesia (SGI), tim kami kemudian mulai menerapkan PBL di SD Negeri 25 Kendari," tuturnya.
Dalam implementasi PBL ini dilaksanakan kurang lebih selama sebulan terhitung sejak 18 Oktober hingga 19 November 2022.
Al Amin mengatakan tema yang diangkat dalam implementasi PBL ini adalah “Aku Seorang Pahlawan Lingkungan”.
Katanya, tujuan diambil tema tersebut adalah untuk membangun kesadaran peserta didik khususnya Kelas IV.
Baca juga: SD Katolik Pelangi Kendari Gelar Karya Edukasi Kearifan Lokal, Tampilkan Baju Adat dan Kuliner
"Karena pentingnya mengelola sampah dan melakukan aksi sebagai solusi terhadap permasalahan sampah yang ada di lingkungan sekitar," katanya.
Al Amin dan timnya melaksanakan PBL melalui beberapa tahap, pada tahap awal peserta didik diberikan driving question.
Di antaranya, mengapa sampah berbahaya bagi keseharian kita? Apa yang terjadi dengan sampah yang kita buang? Bagaimana kita bisa bekerja sama untuk mencegah kerusakan lingkungan dari sampah?
"Agar melalui driving question ini, peserta didik diharapkan mampu memecahkan permasalahan yang ada dalam bentuk sebuah proyek sederhana," ungkapnya.
Kemudian tahap tahap berikutnya, guru memberikan pemahaman materi yang perlu diketahui oleh peserta didik.
Baca juga: Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Kendari Sultra Edukasi Pelajar SMP Bahaya Cyber Bullying
Di antaranya, polusi sampah dan dampaknya terhadap lingkungan serta konsep 4R sebagai solusi mengatasi dampak sampah dilingkungan sekitar.
Usai memperoleh cukup informasi, peserta didik kemudian melakukan pembelajaran di luar kelas untuk mengamati kondisi lingkungan sekitar dengan segala permasalahannya yang timbul akibat sampah.
"Selain melakukan kegiatan observasi, peserta didik juga melakukan aktivitas bersih-bersih lingkungan," jelasnya.
Hal ini membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan mengedukasi peserta didik bahwa kebersihan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama.
"Oleh karena itu, melalui aktivitas ini peserta didik diharapkan dapat menjadi pahlawan bagi lingkungan di sekitarnya," ucapnya.
Baca juga: Cegah Stunting Sejak Dini BKKBN Edukasi Pelajar SMP dan SMA di Buton Selatan Sultra
Kemudian tahap selanjutnya, peserta didik mulai merancang dan membuat proyek secara berkelompok berupa pembuatan kerajinan dari sampah bekas serta pembuatan poster bertemakan lingkungan.
Ia menambahkan proyek yang mereka hasilkan kemudian dipresentasikan melalui kegiatan Pameran PBL pada 19 November 2022.
Kegiatan pameran tersebut sukses dilakukan sebagai ajang publikasi proyek peserta didik kepada seluruh lingkup sekolah.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk kampanye Tim Al Amin bersama Zillenial Teacher dan Sekolah Guru Indonesia (SGI) tentang pentingnya penerapan Project Based Learning (PBL) di sekolah. (*)
(TribunnewsSultra.com/Muh Ridwan Kadir)