BKKBN Sultra

Angka Stunting di Sultra Masih Tinggi, Masuk 12 Daerah Prioritas, BKKBN Minta Rutin Makan Ikan

Sulawesi Tenggara (Sultra) masuk dalam 12 daerah prioritas penanganan stunting di Indonesia, masih cukup tinggi yakni di atas 30 persen.

(Amelda Devi Indriyani/TribunnewsSultra.com)
Direktur Analisis Dampak Kependudukan BKKBN Pusat Faharuddin. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) masuk dalam 12 daerah prioritas penanganan stunting di Indonesia.

Direktur Analisis Dampak Kependudukan BKKBN Pusat Faharuddin mengatakan angka stunting di Sultra masih cukup tinggi yakni di atas 30 persen.

Untuk itu, ia menyebut jika Sultra juga mendapat kucuran anggaran penanganan stunting lebih besar dibandingkan daerah lainnya.

Hal itu diharapkan dapat membantu menekan dan menurunkan angka stunting.

Baca juga: Pemerintah Kecamatan Besulutu dan BKKBN Sultra Launching Rumah Sehat, Percepat Penurunan Stunting

"Tapi untuk 12 Provinsi prioritas memang alokasinya lebih besar dari yang lain, jadi harus lebih besar supaya lebih cepat turunnya karena masih tinggi di atas 30 persen," kata Faharuddin, di workshop kampung keluarga berkualitas di Kelurahan Mokoau, Kota Kendari, Jumat (7/10/2022).

Ia mengaku miris dengan kondisi tersebut, pasalnya Sultra terkenal dengan hasil laut yang melimpah seperti ikan.

Kata ikan menjadi sumber protein dan salah satu faktor yang dapat membantu pemenuhan gizi agar terhindar dari stunting.

Namun faktanya justru Sultra masih tinggi angka stunting dan masuk dalam daerah prioritas.

"Mungkin ada sesuatu di luar itu yang harus dilihat wilayah geografis juga berpengaruh tingkat kesejahteraan masyarakat juga berpengaruh," jelasnya.

Baca juga: Sultra Tertinggi Jumlah Anak Gizi Buruk, BKKBN Bersama Dharma Pertiwi Genjot Penurunan Stunting

Untuk menangani hal tersebut,  pihaknya gencar menyambangi setiap daerah prioritas tersebut termasuk Sulawesi Tenggara untuk mengoptimalkan penyelenggaraan kampung keluarga berkualitas.

Hal itu juga sebagaimana tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2022 tentang optimalisasi penyelenggaraan kampung keluarga berkualitas.

Melalui beberapa program tentunya seperti Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsat) guna memberi intervensi gizi kepada keluarga berstunting atau beresiko stunting.

Kemudian ada program elektronik siap hamil siap nikah, untuk memberi pemahaman sejak dini kepada calon pengantin.

Baca juga: BKKBN Kolaborasi Cegah Stunting & Kesehatan Reproduksi Perempuan Peringati Hari Kontrasepsi Sedunia

Sebab stunting harus diatasi sejak dini di mana pasangan pengantin ini harus siap secara mental, kesehatan dan Ekonomi.

Kepala BKKBN Sultra Asmar mengatakan hingga saat ini sekiranya ada 480an kampung keluarga berkualitas yang tersebar di 17 kabupaten kota di Sultra.

Diantaranya sekira 200 lebih kampung berkualitas masih dasar, 200 yang berkembang, 28 yang mandiri dan 63 yang berkualitas.

"Jadi ada beberapa tingkat, Alhamdulillah sudah cukup bagus perkembangannya," ujarnya.

Ia berharap melalui kampung keluarga berkualitas ini program-program yang dilaksanakan dapa menurunkan angka stunting.

(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved