Momen Adian Napitupulu Sekakmat Karni Ilyas, Bahas Capres PDIP hingga Anies Baswedan dan KPK

Inilah momen ketika Adian Napitupulu sekakmat pembawa acara tak show Indonesia Lawyers, Karni Ilyas. Bahas Capres PDIP hingga Anies Baswedan dan KPK.

Penulis: Risno Mawandili | Editor: Risno Mawandili
Istimewa
Inilah momen ketika Adian Napitupulu sekakmat pembawa acara tak show Indonesia Lawyers, Karni Ilyas. Bahas Capres PDIP hingga Anies Baswedan dan KPK. 

Adian Napitupulu juga membicarakan riuh koalisi partai yang telah mengumumkan capresnya, termasuk Anies Baswedan oleh Partai NasDem bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Menurutnya, koalisia pengusung Anies tersebut belum pasti.

"Apakah kemudian Anies pasti didukung oleh Demokrat? Belum tentu," tuturnya.

Ia juga mengatakan bahwa kemesraan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) belum pasti berlangsung hingga masa kampanye dan hari H pengusungan capres.

"Jadi sebenarnya kita sedang membicarakan ketidak pastian," tegasnya.

Serta meragukan bahwa Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan menjadi calon wakil presiden (cawapres) untuk Anies Baswedan.

Menurutnya, tak ada yang menjamin hal tersebut karena banyak yang harus dihitung diluar daripada elektabilitas dan popularitas.

"Yang harus dihitung dalam Pilpres (adalah) finansialnya. Dihitung bareng-bareng juga tuh," paparnya.

"Biasanya kalau soal duit nih, gampang pecahnya nih," sambungnya.

"Begitu yang sana, kan kami calonkan AHY misalkan, masa Demokrat cuman sekian. Sementara biaya Pilpres sangat besar," tandasnya.

Terburu-buru

Hal lain yang menjadi sorotan Adian Napitupulu adalah keputusan buru-buru.

Menurutnya, segala sesuatu yang terburu-buru tak akan bagus bagi orang lain dan diri sendiri.

"Kenapa? karena apaa yang harus dikejar seperti yang dibilang Ferry (Juliantono) tadi, masih satu tahun," katanya.

Ia menegaskan bahwa masih banyak hal lain yang lebih bermanfaat dikerjakan daripada bakal capres.

"Untuk yang selama ini kita sampaikan untuk rakyat, kepentingan bangsa, kalau begitu sabarlah, dan ini yang saya dapatkan dari PDIP, kami sabar," akunya.

Adian juga berbicara soal organisasi yang bisa melahirkan pemimpinnya sendiri.

Itu seolah-olah mengambarkan kemunculan Anies sebagai capres merupakan petanda bahwa Partai NasDem tak mampu melahirkan pemimpinnya sendiri.

"Tidak perlu mengambil dari pemimpin lain," ujarnya.

"Kami punya banyak sekali stok calon pemimpin. Ada Mbak Puan (Maharani), Ganjar (Pranowo), Mbak Risma (Tri Rismaharini)," sambungnya.

"Dan itu menjadi kebanggaan tersendiri buat saya bahwa memang partai (PDIP) ini memproduksi calon-calon pemimpin," tandasnya.

Koalisi Mulai Berubah

Adian Napitupulu juga meruncingkan pernyataan soal ketidak pastian koalisi partai.

Ia mencontohkan perubahan sikap yang terjadi pada "Koalisi Semut Merah".

"Kemarin kita sempat dengar ada koalisi semut merah. Dari koalisi semut merah itu sebagian ikut ke NasDem berikut hari, sebagaian ikut ke Gerindra," bebernya.

Pernyataan ini seolah telah menegaskan bahwa peta koalisi saat ini masih akan berubah.

"Bisa tidak nanti berubah lagi komposisinya? Mungkin. Mungkin ngak kemudian Demokrat yang ke Gerindera, PKB yang ke NasDem? Sangat mungkin," sambungnya.

"Dan maksud saya, di 400 hari lebih itu akan ada banyak sekali dinamika, akan ada banyak sekali tantangan, persoalan, yang kemudian membuat koalisi - sebenarnya belum menjadi kualisi ini - berubah-berubah," tandasnya.

Partai Sombong?

Adian juga menjawab pertanyaan publik mengenai respon PDIP yang tenang-tenang saja saat situsi semakin riuh.

"Mungkin ya Bang Karni, kalau dibilang kita tenang-tenang saja, ya memang berpolitik harus tengah," katanya.

Ia lantas membantah bahwa ketenangan PDIP adalah ekspresi kesombongan.

Bagaimanapun PDIP merupakan partai yang bisa mengusungkan calon presiden tanpa koalisi.

Mereka memenuhi syarat ambang batas 20 persen.

Adian menjelaskan, PDIP membuka diri untuk koalisi dengan partai lain yang sevisi.

"Penyataan Sekjen (PDIP) yang mengatakan bahwa kami terbuka untuk koalisi dengan partai yang lain, selama memang punya kesamaan visi dan sebagaianya, itu juga tidak membuat kami menjadi partai yang sombong," jelasnya.

Ia menegaskan bahwa PDIP belum membicarakan solah capres karena belum waktunya. (*)

(TribunnewsSultra.com/Risno Mawandili)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved