Berita Kendari
Dinkes Kendari Catat Kematian Karena DBD hingga Juli 2022 Sebanyak 4 Orang Dari 170 Kasus
Dinas Kesehatan Kendari mencatat ada 4 kasus orang meninggal karena Demam Berdarah Dangue (DBD). Dari total kasus DBD sebanyak 170 orang di Kendari.
Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Muhammad Israjab
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Dinas Kesehatan Kota Kendari mencatat ada 4 kasus orang meninggal akibat Demam Berdarah Dangue (DBD).
Bahwa tercatat per Juli 2022 dari total kasus DBD sebanyak 170 orang di Kendari.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, drg Rahminingrum mengatakan kasus tersebut tersebar di seluruh kecamatan dan hampir di seluruh kelurahan di Kota Kendari.
"Namun kasus DBD terbanyak berada di Kecamatan Puuwatu dan Wua-Wua," kata Rahminingrum, Jumat (19/8/2022).
Baca juga: Ratusan Tenaga Kesehatan di Kendari Sultra Vaksin Booster Kedua, Gunakan Setengah Dosis Pfizer
Sehingga berdasarkan kondisi itu, drg Rahminingrum menyebut Kota Kendari menjadi kota endemis kasus DBD.
Untuk menangani kasus tersebut, Rahminingrum meminta setiap puskesmas di Kota Kendari sebagai ujung tombak pelayanan.
Selalu memberikan pemahaman berupa sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
"Hal ini diharapkan agar masyarakat dapat mencegah DBD itu," ujarnya.
Kata dia, pencegahan yang paling efektif dan efisien ke masyarakat adalah melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSM).
Baca juga: BPK Sultra Sebut Andi Sonny Tersangka KPK Tak Lagi Kepala Badan Pemeriksa Keuangan Sulawesi Tenggara
Dengan cara memastikan di setiap rumah atau lingkungan tidak terdapat jentik nyamuk atau media perkembangbiakan nyamuk.
"Pastikan di bak mandi dan dilingkungan kita tidak ada jentik nyamuk," jelas Rahminingrum.
Sementara pelaksanaan foging menjadi pilihan terakhir dan dapat dilakukan jika terdapat kasus, bahkan angka bebas jentik nyamuknya rendah.
"Artinya ketika di situ banyak jentik nyamuk, atau ada proses penularan di lingkungan tersebut akan dipotong, yapi foging ini sebetulnya bukan upaya pencegahan. Foging dilaksanakan apabila memenuhi 3 indikator tersebut," ujarnya. (*)
(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)