Kompolnas Beda Suara soal Penembakan Brigadir J, Mahfud MD Akui Janggal tapi Dibantah Sekretaris
Tak kompak, Sekretaris Kompolnas Benny Mamoto dan Ketua Kompolnas Mahfud MD beda suara soal penembakan Brigadir J di rumah Irjen Pol Ferdy Sambo.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) tampak tidak kompak dalam menanggapi kasus polisi tembak polisi di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo.
Aksi penembakan tersebut melibatkan 2 ajudan Irjen Pol Ferdy Sambo yakni Brigadir J dan Bharada E.
Brigadir J pun tewas dengan luka tembak dalam peristiwa yang terjadi di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7/2022) sekitar pukul 17.00 WIB sore lalu.
Menkopolhukam sekaligus Ketua Kompolnas Mahfud MD merasa ada banyak hal yang janggal dalam kasus baku tembak sesama polisi di rumah dinas Irjen Pol Ferdy Sambo ini.
Baca juga: Ayah Brigadir J Ungkap Sikap Ferdy Sambo dan Putri terhadap Mendiang yang Jadi Ajudan sejak 2020
Hal itu diungkapkan Mahfud MD melalui unggahan di akun Instagram pribadinya @mohmahfudmd pada Rabu (13/7/2022).
Mahfud MD merasa keterangan Polri mengenai kasus sebab akibat kasus penembakan antara Brigadir J dan Bharada E di rumah Kadiv Propam Polri ini tidak jelas.
"Kasus ini memang tak bisa dibiarkan mengalir begitu saja," ujar Mahfud MD seperti dilansir TribunnewsSultra.com dari akun Instagram @mohmahfudmd, Jumat (15/7/2022).
Baca juga: Ayah Brigadir J Merasa Janggal 3 HP Anaknya Hilang hingga Bharada E Bisa Lolos dari 7 Tembakan
"Karena banyak kejanggalan yang muncul dari proses penanganan, maupun penjelasan POLRI sendiri yang tdk jelas hubungan antara sebab dan akibat setiap rantai peristiwanya." jelasnya.
Mahfud MD lantas membenarkan tindakan Kapolri Listyo Sigit Prabowo yang membentuk tim gabungan khusus untuk mengusut kebenaran kasus baku tembak antar polisi di rumah Irjen Pol Ferdy Sambo ini.

Adapun tim investigasi khusus ini akan dipimpin oleh Wakapolri Gatot Eddy Pramono dengan menggandeng Kompolnas dan Komnas HAM.
"Sudah tepat yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit dgn membentuk Tim investigasi yg terdiri orang-orang kredibel yg dipimpin oleh Komjen Gatot Eddy." terang Mahfud MD.
Baca juga: Bertambah Lagi Kejanggalan Kasus Penembakan Brigadir J, Mahfud MD Sebut Sebab Akibat Tak Jelas
Mahfud MD juga mengatakan bahwa ia telah memerintahkan Sekretaris Kompolnas Benny J. Mamoto untuk menyelidiki kasus ini agar membantu Polri.
"Sebagai Ketua Kompolnas, saya sudah berpesan kpd Sekretaris Kompolnas Benny J. Mamoto untuk aktif menelisik kasus ini guna membantu POLRI membuat perkara menjadi terang." tegasnya.
Namun perintah Mahfud MD tersebut tampak berbeda dengan penuturan Benny sebelumnya terkait kasus ini.
Pasalnya, Benny sempat membantah terdapat kejanggalan dalam peristiwa polisi tembak polisi di rumah Kadiv Propam Polri ini.
Baca juga: Sosok Irjen Ferdy Sambo dan Istri di Mata Brigadir J, Ayah Mendiang: Kita Tanya Gimana Kerja di Sana
"Tidak ada (kejanggalan)," kata Benny J. Mamoto seperti dilansir TribunnewsSultra.com dari kanal YouTube KOMPASTV.
Benny mengaku terjun langsung ke TKP guna mencari penjelasan dan menjawab isu-isu kejanggalan yang beredar.
"Saya perlu turun karena banyaknya silang informasi yang membuat bingung masyarakat," terang Benny.
"Sehingga saya turun langsung, mendengar langsung, melihat langsung bukti-bukti yang ada, termasuk foto-foto yang ada." imbuhnya.
Baca juga: Ketua RT Rumah Kadiv Propam soal Penembakan Brigadir J: Banyak Orang Kumpul, Ngakunya Acara Biasa
Diketahui bahwa dalam baku tembak ini, Brigadir J menembakkan 7 proyektil sedangkan lawannya, Bharada E melepaskan 5 peluru.
Namun 7 peluru yang ditembakkan Brigafir J semuanya luput dan tak terkena Bharada E.
Menurut Benny hal itu terjadi karena Brigadir J menembak dalam keadaan panik sehingga tidak fokus membidik target.
"Mungkin orang sering bertanya dalam kasus ini, kenapa 7 tembakan Brigadir J enggak ada yang kena sementara 5 tembakan Bharada E itu kena semua," kata Benny.
Baca juga: Bharada E yang Tembak Mati Brigadir J Harusnya Tak Bawa Senjata Api: Bisa, Kalau Diizinkan Atasannya
Sebab menurut kronologi yang diberikan polisi, Brigadir J kaget lalu keluar kamar dengan kamar setelah istri Irjen Ferdy Sambo berteriak ketika dilecehkan dan ditodong senjata.
Mendengar teriakan istri Irjen Ferdy Sambo, Bharada E yang berada di atas hendak turun melihat situasi di bawah.
Namun saat akan menuruni tangga dan bertanya tentang hal yang terjadi, Bharada E justru dijawab dengan tembakan dari Brigadir J.
"Pertama perlu dijelaskan bahwa kondisi Brigadir J ini dalam keadaan panik, dalam keadaan tidak fokus untuk membidikkan senjatanya, karena kaget ketahuan," jelas Benny.
Baca juga: Brigadir J Nekat Masuk Kamar Istri Ferdy Sambo Diam-diam, Kini Putri Candrawathi Mengaku Susah Tidur
"Sehingga arah tembakannya tidak menentu. Di samping itu juga terhalang oleh tangga," lanjutnya.
Benny menerangkan bahwa Bharada E berhasil mengenai sasaran karena posisi di lantai atas dinilai menguntungkan serta kemampuan menembak yang dimiliki terbilang mumpuni.
"Sementara, Bharada E ini dapat fokus karena dia ada di atas bisa mengarahkan senjatanya ke Brigadir J," sebut Benny.
"Di samping itu, Bharada E ini ternyata memang juara menembak, dari Brimob sehingga bidikannya tepat," sambungnya.
Baca juga: Status Hukum Brigadir J, Korban Tembak Atau Pelaku Pelecehan Istri Kadiv Propam Putri Ferdy Sambo
Adapun terkait luka seperti bekas sayatan yang ada di jasad Brigadir J, Benny mengatakan bahwa hal ini disebabkan oleh gesekan proyektil dan bukan dari benda tajam.
"Beredarnya isu masalah ada luka sayatan kemudian ada luka-luka lebam dan sebagainya, itu juga sudah kami klarifikasi, kami melihat langsung foto-fotonya, tidak ada luka sayatan. Yang ada adalah luka bekas srempetan peluru atau pecahan peluru, kalau sayatan itu kan tipis seperti kena pisau gitu kan tipis, ini tidak," ungkap Benny.
Kemudian terkait jari Brigadir J yang diisukan putus, Benny menuturkan bahwa hal itu tidak benar.
"Jarinya memang luka karena dia ketika megang pistol, kena tembakan dari Bharada E. Memang ada di situ, jarinya itu luka tapi bukan putus," kata Benny.
Baca juga: Viral Video Irjen Ferdy Sambo Nangis di Pelukan Kapolda Metro Jaya setelah Penembakan Brigadir J
Benny juga tidak membenarkan adanya kabar bahwa terdapat luka lebam di tubuh Brigadir J yang diduga akibat pemukulan.
"Menyangkut masalah luka-luka yang lain, lebam dan sebagainya, itu dari keterangan para saksi, tidak ada aksi pemukulan dan sebagainya. Karena semata-mata pelurunya itu mengenai benda lain baru mengenai tubuh, proyektil itu pecah, maka lukanya belum tentu selebar lingkarannya itu kalau kena peluru utuh." paparnya
Tak lupa Benny mengungkapkan alasan mengapa Polri mengumumkan adanya peristiwa ini 3 hari setelah kejadian.
Sebagaimana diketahui bahwa aksi baku tembak sesama polisi ini terjadi pada Jumat sore lalu.
Baca juga: Psikolog Sebut Istri Ferdy Sambo Butuh Beberapa Bulan untuk Obati Trauma dari Penembakan Brigadir J
Namun Karo Penmas Divisi Humas Brigjen Pol Ahmad Ramadhan baru menyampaikan informasi kasus ini pada Senin (11/7/2022).
Benny mengatakan bahwa tertundanya pengumuman terkait kasus ini lantaran adanya libur Hari Raya Idul Adha 1443 Hijirah pada Sabtu (9/10/2022) dan Minggu (10/7/2022).
"Ya kita semua tahu kan itu Hari Raya Idul Adha dan kejadiannya sore." terang Benny.
"Tentunya semua orang sedang liburan atau sedang merayakan Idul Adha sehingga tidak fokus ke sana (olah TKP)," tambahnya.
Sebagai informasi, mendiang Brigadir J adalah sopir Putri Candrawathi, istri Irjen Ferdy Sambo, sedangkan Bharada E merupakan ajudan Kadiv Propam Polri.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)