Berita Kendari
Smart Hidroponik Inovasi Mahasiswa STIMIK Catur Sakti Kendari Sultra, Butuh Support Pemerintah
Keduanya inovasi Smart Hidroponik tersebut saat menjadi narasumber dalam program Tribun Corner di Studio TribunnewsSultra.com, pada Selasa (7/6/2022).
Penulis: Mukhtar Kamal | Editor: Muhammad Israjab
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Mahasiswa STMIK Catur Sakti Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) membuat inovasi dengan membuat Smart Hidroponik.
Inovasi Smart Hidroponik ini dijelaskannya salah seorang akademisi STMIK Catur Sakti Kendari, Sulkifly dan mahasiswa STMIK Catur Sakti Kendari Sultra, Abdul Wahid Akhyarudin.
Saat menjadi narasumber dalam program Tribun Corner di Studio TribunnewsSultra.com, pada Selasa (7/6/2022).
Akademisi STMIK Catur Sakti Kendari, Sulkifly mengatakan jauh sebelum Smart Hidroponik ini dicetus, telah ada beragam inovasi yang diciptakan mahasiswa STMIK Catur Sakti.
"Perangkat keras maupun perangkat lunak misalnya pada perangkat keras ada robotik, pengontrolan otomatisasi sementara untuk perangkat lunak atau software telah membuat E-comarce atau market place," jelasnya.
Baca juga: Sebanyak 53 Mahasiswa STMIK Catur Sakti Kendari Ikut Pembekalan Kuliah Kerja Profesi
Lebih lanjut, Sulkifly menerangkan Smart Hidroponik ini berfungsi untuk melakukan pengontrolan dan monitoring terkait kondisi tanaman secara online.
"Jadi misalnya kita dapat menghidupkan mesin pompa berita utama, mesin pompa cadangan, mengontrol pencahayaan dari tanaman, mengecek kondisi nutrisi tanaman, hingga volume airnya dan lain sebagainya melalui perangkat Smart Hidroponik," tuturnya.
Kata dia, manfaatnya, petani akan lebih dipermudah dengan adanya Smart Hidroponik ini karena petani tidak harus berada di lokasi tani untuk mengontrol tanaman.
"Sekalipun tidak ada di tempat pertanian tersebut namun masih dapat mengontrol beberapa hal ini tadi," ungkap Sulkifly.
Kata Abdul Wahid Akhyarudin, rentan waktu pembuatan Smart Hidroponik ini dapat mencakup selama 3 hingga 4 bulan.
Diterangkannya, dalam pembuatannya sendiri ada banyak pihak dari mahasiswa STMIK Catur Sakti Kendari yang ikut berperan.
"Teman-teman mahasiswa ikut berpartisipasi termasuk perancang sistem, pengujian sistem, hingga pembuatan sistem itu sendiri," ujar Wahid.
Manatan Ketua BEM STMIK Catur Sakti Kendari ini juga berujar kendala dalam pembuatan Smart Hidroponik ini ialah beberapa alat terkadang harus dipesan terlebih dahulu.
"Kita dituntut untuk lebih berfikir bagaimana algoritma tersistem dengan baik dan kiranya juga beberapa alat yang harus kita pesan terlebih dahulu," ucapnya.
Baca juga: Irham Try Putra dan Teja Genta Maulana Terpilih Ketua dan Wakil Ketua BEM 2022 BEM STMIK Catur Sakti
Selain itu, Abdul Wahid Akhyarudin mengungkapkan tercetusnya Smart Hidroponik ini karena banyak petani di Sultra yang masih menggunakan cara lama dalam bertani.
"Dibandingkan dengan luar daerah di bagian Jawa, Sultra masih menggunakan cara-cara lama padahal di daerah lain telah menggunakan teknologi," tuturnya.
Sehingga, katanya, dengan tercetusnya Smart Hidroponik diharapkan petani dapat efesien, hemat, dan bisa bagus.
Untuk itu, Sulkifly meminta support dari dari pemerintah ataupun swasta agar Smart Hidroponik ini dapat dikembangkan di industrialisasi.
"Support dari pemerintah ataupun perusahaan swasta dapat mensubsidi agar dapat memproduksi masal untuk kemudian disebarluaskan ke para petani," harapnya. (*)
(TribunnewsSultra.com/Husni Husein).