Sebut Invasi Rusia Tak Berjalan sesuai Rencana, NATO Yakin Ukraina Bisa Menangkan Perang

Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg menyebut bahwa Ukraina dapat memenangkan perang melawan pasukan Rusia yang telah gagal.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
REUTERS/Vitalii Hnidyi
Prajurit Ukraina berjalan di samping tank tempur utama Rusia T-90M Proryv yang hancur, saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut, di dekat desa Staryi Saltiv di wilayah Kharkiv, Ukraina pada Senin (9/5/2022). 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Invasi Rusia di Ukraina telah memasuki bulan ketiga sejak dimulai oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis, 24 Februari lalu.

Namun hingga kini, perang di antara dua negara Eropa bertetangga itu belum juga ada tanda-tanda akan berakhir.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg menyatakan bahwa Ukraina dapat memenangkan perang ini dari Rusia.

Hal itu disampaikan Stoltenberg dipertemuan negara anggota NATO pada Minggu (15/5/2022).

Baca juga: Update Hari Ke-82 Perang: NATO Janjikan Dukungan Militer ke Ukraina untuk Hadapi Invasi Rusia

Dilansir TribunnewsSultra.com dari SKYNews, Stoltenberg juga bersikeras bahwa invasi Rusia "tidak berjalan seperti yang direncanakan Moskow".

"Perang Rusia di Ukraina tidak berjalan seperti yang direncanakan Moskow. Mereka gagal merebut Kyiv (Ibu Kota Ukraina). Mereka mundur dari sekitar Kharkiv. Serangan besar mereka di Donbas terhenti." beber Stoltenberg, Minggu (15/5/2022).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg menyebut bahwa Ukraina dapat memenangkan perang melawan Rusia.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg menyebut bahwa Ukraina dapat memenangkan perang melawan Rusia. (Tangkapan Layar YouTube The Independent)

"Rusia tidak mencapai tujuan strategisnya. Ukraina bisa memenangkan perang ini." tegasnya.

Pernyataan Stoltenberg ini muncul saat Finlandia dan Swedia semakin dekat dengan keanggotaan NATO.

Baca juga: Finlandia dan Swedia Akhirnya Konfirmasi Rencana untuk Gabung NATO, Begini Respons Putin

Yang mana langkah Finlandia dan Swedia untuk bergabung ke NATO ini disebut-sebut dapat membalikkan dekade netralitas meskipun ada keberatan kuat dari Rusia.

Hampir tiga bulan sejak Moskow menginvasi Ukraina, Rusia telah berjuang dengan moral yang rendah, strategi yang buruk, kerugian yang tinggi baik pasukan maupun peralatan militer, dan jalur pasokan yang lemah.

Tetapi salah satu faktor utamanya adalah pertahanan sengit yang dipasang oleh tentara profesional Ukraina dan warga sipil.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga percaya diri hingga bersumpah bahwa negaranya akan siap menjadi tuan rumah Eurovision tahun depan setelah kemenangan akhir pekan mereka dalam kontes lagu itu.

Baca juga: Ukraina Prediksi Berakhirnya Perang & Klaim Ada Kudeta Rusia untuk Gulingkan Putin yang Sakit Kanker

"Selangkah demi selangkah, kami memaksa penjajah untuk meninggalkan tanah Ukraina." kata Zelenskyy.

Sementara itu, pasukan Rusia telah mundur dari sekitar Kharkiv, kota terbesar di Ukraina.

Meskipun penembakan terus berlanjut di wilayah Kharkiv yang lebih luas.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan bahwa pasukan Rusia diperkirakan tak akan membuat kemajuan serangan militer beberapa hari ke depan.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-81 Perang: Serangan Balasan Ukraina ke Rusia Terjadi di Izium yang Dikuasai Moskwa

"Dalam kondisi saat ini, Rusia tidak mungkin secara dramatis mempercepat laju kemajuannya selama 30 hari ke depan." ungkap Kemhan Inggris.

Disebutkan bahwa pasukan Rusia mungkin gagal merebut dua kota terbesar di Ukraina yakni Kyiv dan Kharkiv.

Tetapi di jantung industri tenggara, yakni Donbas, Ukraina telah memerangi separatis yang didukung Rusia selama delapan tahun dan pertempuran berlanjut.

Adapun selama akhir pekan, pasukan Rusia menyerang sebuah pabrik kimia dan 11 gedung apartemen di Siverodonetsk, Donbas.

Baca juga: Ukraina Kumpulkan Mayat Para Tentara Rusia yang Tewas akibat Perang, Disimpan di Gerbong Kereta

Dua orang tewas akibat serangan tersebut dan penduduk setempat diminta tinggal di tempat penampungan bawah tanah.

Sedangkan di distrik Yavoriv barat Ukraina dekat perbatasan dengan Polandia, rudal Rusia menghancurkan sejumlah fasilitas militer.

Daerah tersebut diketahui merupakan pintu gerbang utama untuk senjata bantuan dari Barat yang dipasok ke Ukraina.

(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved