Meski Terkepung di Mariupol, Pasukan Ukraina Abaikan Ultimatum Rusia untuk Menyerah
Pasukan Ukraina yang kalah jumlah dan terkepung oleh tentara Rusia di Kota Mariupol mengabaikan ultimatum Moskow yang meminta mereka untuk menyerah.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Pasukan Ukraina yang terkepung oleh tentara Rusia di Kota Mariupol mengabaikan ultimatum Moskow untuk menyerah.
Beberapa jam setelah batas waktu penyerahan, tidak ada tanda-tanda kepatuhan dari pejuang Ukraina terakhir yang bertahan di Mariupol, sebuah kota pelabuhan strategis di Ukraina.
Dilansir TribunnewsSultra.com dari Al Jazeera, sebuah ultimatum Rusia kepada pasukan terakhir Ukraina yang tersisa di Mariupol untuk menyerah telah berakhir.
Ultimatum tersebut diserukan lantaran Moskow tampaknya siap untuk memenangkan wilayah strategis besar sekaligus kota pelabuhan tenggara Ukraina tersebut.
Baca juga: Kalah Jumlah dan Terkepung Pasukan Rusia di Mariupol, Ukraina Bersumpah akan Berjuang sampai Akhir
Angkatan Bersenjata Rusia mengeluarkan ultimatum pada Sabtu (16/4/2022).
Yakni untuk mendesak pejuang Ukraina di Mariupol agar meletakkan senjata mereka pada pukul 6 pagi waktu Moskow (03.00 GMT) pada hari Minggu (17/4/2022) dan untuk mengungsi sebelum pukul 1 siang.
Beberapa jam setelah tenggat waktu berlalu pada Minggu (17/4/2022), tidak ada tanda-tanda kepatuhan oleh pejuang Ukraina yang bersembunyi di pabrik baja Azovstal yang membara.
Pabrik baja Azovstal termasuk pabrik metalurgi terbesar di Eropa.
Baca juga: Kapal Pemimpin Perang Ditenggelamkan, Rusia Balas Serang Pabrik Rudal Ukraina yang Hancurkan Kapal
Sementara itu, Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal pada Minggu (17/4/2022) mengatakan bahwa pasukan Ukraina yang tersisa di Mariupol masih berjuang.
Serta terus menentang permintaan Rusia agar mereka menyerah.
"Kota ini masih belum jatuh," ujar Shmyhal kepada program This Week ABC.
Tidak diketahui berapa banyak tentara yang berada di dalam pabrik baja tersebut.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-51: Rusia Kuasai Pabrik Baja Ukraina, Serang Perumahan hingga Tewaskan Bocah
Namun gambar satelit menunjukkan asap dan api datang dari daerah tersebut, yang dipenuhi dengan terowongan di bawahnya.
Sedangkan, Rusia sendiri mengklaim telah memegang kendali atas Mariupol, pelabuhan utama Laut Azov di Ukraina.
Petro Andryushchenko selaku Ajudan Wali Kota Mariupol, mengatakan Rusia memberikan izin kepada ratusan warga sipil untuk bergerak di sekitar bagian tengah kota itu.
Jika dikonfirmasi, Mariupol akan menjadi pencapaian terbesar Rusia sejak meluncurkan invasi yang hampir berjalan dua bulan yakni sejak Kamis, 24 Februari 2022.
Baca juga: Update Hari Ke-51 Invasi di Ukraina: Kapal Perang Rusia Tenggelam hingga Putin Diduga Gunakan Nuklir
Hal ini memungkinkan Moskow untuk menghubungkan wilayah yang dipegangnya di Donbas dengan wilayah Krimea yang dicaploknya pada tahun 2014.
Tidak Ada Koridor Kemanusiaan
Daerah perkotaan Mariupol telah mengalami beberapa pertempuran paling sengit hingga mengakibatkan penderitaan terburuk bagi warga sipil.
Yakni dengan mayat-mayat berserakan di jalan-jalan yang hancur dan ribuan orang berlindung dalam kondisi mengerikan di bawah tanah.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-50: Kapal Perang Rusia Tenggelam, Ukraina Disebut Balik Serang di Tanah Putin
Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan koridor kemanusiaan yang memungkinkan warga sipil untuk melarikan diri tidak akan dibuka pada Minggu (17/4/2022) setelah gagal menyetujui persyaratan pasukan Rusia.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dalam pidato video bahwa situasi di Mariupol 'tetap separah mungkin dan tidak manusiawi.'
“Rusia sengaja berusaha menghancurkan semua orang yang ada di sana,” sebut Zelenskyy.
Berbicara kepada portal berita Ukrayinska Pravda pada Sabtu (16/4/2022), Zelenskyy mengatakan bahwa ada krisis kemanusiaan di Mariupol.
Baca juga: UPDATE Hari Ke-50 Invasi Rusia di Ukraina: Bantuan AS hingga ICC Selidiki Dugaan Kejahatan Perang
Adapun Rusia mengatakan bahwa hingga Sabtu (16/4/2022) Ukraina telah kehilangan lebih dari 4.000 tentara di Mariupol.
Namun Kyiv mengatakan total kerugian pasukannya secara nasional sejauh ini dalam perang kurang dari itu, antara 2.500 dan 3.000.
Meski demikian, angka-angka dari kedua negara tersebut tidak ada yang dapat diverifikasi.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-49 Perang: Televisi Rusia Siarkan Video Penyerahan Mariupol Ukraina ke Moskwa
Rusia Kembali Fokuskan di Ukraina Timur
Kini, pasukan militer Rusia memfokuskan kembali serangan daratnya di wilayah Donbas timur setelah gagal mengatasi perlawanan Ukraina di utara.
Rusia juga mempertahankan serangan jarak jauh di tempat lain, termasuk Ibu kota Ukraina, Kyiv.
Pada Minggu (17/42022), polisi Ukraina di Donetsk mengatakan bahwa selama 24 jam terakhir, pasukan Rusia melepaskan tembakan dari tank.
Baca juga: Vladimir Putin Sebut Invasi Rusia di Ukraina Bertujuan Mulia dan Hal yang Benar untuk Dilakukan
Serta beberapa peluncur roket dan artileri berat di 13 pemukiman di bawah kendali Ukraina hingga menewaskan dua warga sipil.
Di tempat lain di Ukraina, ada lebih banyak laporan pada hari Minggu tentang serangan sporadis Rusia di sekitar pusat populasi utama.
Media lokal melaporkan ledakan di Kyiv, meskipun Wakil Wali Kota Kyiv Mykola Povoroznyk mengatakan sistem pertahanan udara telah menggagalkan serangan Rusia.
Sementara itu, Kota Brovary yang dekat dengan Kyiv menyebut serangan rudal telah merusak infrastruktur.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)