Kalah Jumlah dan Terkepung Pasukan Rusia di Mariupol, Ukraina Bersumpah akan Berjuang sampai Akhir

Rusia semakin dekat untuk menguasai Kota Mariupol yang jika berhasil menguasainya maka akan memberikan pukulan ekonomi bagi Ukraina.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Citra satelit ©2022 Maxar Technologies via REUTERS
Citra satelit menunjukkan gambaran gedung Mariupol yang terbakar dan Teater Mariupol, Ukraina, 21 Maret 2022. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Hampir 2 bulan bertempur, Ukraina terus bertahan dari serangan pasukan militer Rusia di Kota Mariupol.

Mariupol merupakan kota yang terletak di Ukraina bagian selatan.

Secara administratif, Mariupol termasuk bagian dari Donetsk oblast

Ukraina pun bersumpah bahwa pasukan militernya di Mariupol akan 'berjuang sampai akhir' saat batas waktu penyerahan berlalu.

Baca juga: Kapal Pemimpin Perang Ditenggelamkan, Rusia Balas Serang Pabrik Rudal Ukraina yang Hancurkan Kapal

Diketahui bahwa pasukan Rusia semakin dekat untuk menguasai kota pelabuhan Mariupol yang jika berhasil menguasainya maka akan memberikan pukulan ekonomi bagi Kyiv dan kemenangan simbolis bagi Moskow.

Dilansir TribunnewsSultra.com dari The Guardian, Kyiv bersumpah bahwa pasukannya akan 'berjuang sampai akhir' di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung, setelah ultimatum Rusia agar pasukan Ukraina yang tersisa di sana untuk menyerah berakhir.

Moskow mendekati kendali penuh atas kota yang akan menjadi hadiah terbesarnya sejak menginvasi Ukraina pada Kamis, 24 Februari 2022 lalu.

Pemboman tanpa henti dan pertempuran jalanan telah membuat sebagian besar Kota Mariupol hancur, serta menewaskan sedikitnya 21.000 orang menurut perkiraan Ukraina.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-51: Rusia Kuasai Pabrik Baja Ukraina, Serang Perumahan hingga Tewaskan Bocah

“Kota ini (Mariupol) masih belum jatuh,” kata Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal, beberapa jam setelah tenggat waktu Moskow kepada para pejuang yang bersembunyi dan dikepung di pabrik baja yang luas seperti benteng di Mariupol untuk menyerah berakhir.

“Masih ada pasukan militer kita, tentara kita. Jadi mereka akan berjuang sampai akhir,” lanjutnya kepada ABC News.

Jatuhnya Mariupol, pelabuhan perdagangan terbesar di Laut Azov akan menjadi pukulan ekonomi bagi Kyiv dan kemenangan simbolis dan strategis bagi Rusia.

Serta menghubungkan wilayah yang dipegang Rusia di Donbas dengan wilayah Krimea yang dianeksasi pada tahun 2014.

Baca juga: Update Hari Ke-51 Invasi di Ukraina: Kapal Perang Rusia Tenggelam hingga Putin Diduga Gunakan Nuklir

Untuk diketahui bahwa Laut Azov merupakan tempat Ukraina mengekspor biji-bijian, besi, baja, dan mesin berat.

Jatuhnya Mariupol juga akan membantu meyakinkan publik Rusia di tengah situasi ekonomi yang memburuk akibat sanksi barat.

Dan membuat lebih banyak pasukan Rusia menjadi tersedia untuk serangan baru di timur, yang, jika berhasil, akan memberi Presiden Rusia Vladimir Putin, posisi yang kuat untuk menekan Ukraina agar membuat konsesi.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved