Hari Ke-49: Biden Sebut Rusia Lakukan Genosida hingga Ukraina Tolak Kunjungan Presiden Jerman
Sederet kejadian pada hari ke-49 perang Rusia Vs Ukraina: Zelenskyy menolak kunjungan Presiden Jerman hingga Putin sebut akan terus serang Ukraina.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Terhitung pada Rabu (13/4/2022), perang antara pasukan militer Rusia melawan Ukraina telah berlangsung selama 49 hari.
Konflik bersenjata di antara kedua negara bertetangga ini diketahui dimulai sejak 24 Februari 2022 lalu.
Yakni setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukan militernya untuk melancarkan serangan berskala penuh ke Ukraina.
Dilansir TribunnewsSultra.com dari The Guardian, berikut sederet kejadian yang perlu diketahui pada hari ke-49 perang Rusia dengan Ukraina:
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-48 Perang di Ukraina: Putin Klaim Ekonomi Rusia Bertahan meski Disanksi Barat
- Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah melabeli tindakan Rusia di Ukraina sebagai 'genosida'.
Biden lantas menyebut Putin berusaha menghapus gagasan untuk bisa menjadi orang Ukraina.
"Kami akan membiarkan pengacara memutuskan secara internasional apakah itu memenuhi syarat atau tidak, tetapi bagi saya tampaknya seperti itu," terang Biden.
- Sekutu terdekat Putin di Ukraina, Viktor Medvedchuk, telah ditangkap oleh penegak hukum Ukraina.
Baca juga: UPDATE Hari Ke-48 Perang Rusia Vs Ukraina: Zelenskyy Salahkan Barat hingga Kuburan Massal di Bucha
Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Untuk diketahui, Medvedchuk adalah pemimpin Platform Oposisi untuk Kehidupan, partai oposisi terbesar di Ukraina.
Zelenskyy mengusulkan untuk membebaskannya ke Rusia sebagai imbalan atas orang-orang Ukraina yang ditangkap oleh pasukan Rusia.
“Biarkan Medvedchuk menjadi contoh bagi Anda. Bahkan mantan oligarki tidak lolos, belum lagi lebih banyak penjahat biasa dari boondock Rusia. Kami akan mendapatkan semua orang.” imbuh Zelenskyy.
Baca juga: Ukraina Sebut Puluhan Ribu Orang telah Tewas di Mariupol Akibat Invasi Rusia
- Zelenskyy mengatakan 'belum mungkin' untuk menarik kesimpulan 100 persen tentang jenis zat apa yang digunakan di Mariupol pada Selasa (12/4/2022).
Sebelumnya, Zelenskyy menyuarakan keprihatinan bahwa pasukan Rusia sedang mempersiapkan 'tahap baru teror' yang dapat melibatkan penggunaan senjata kimia di Ukraina.
Pada Senin (11/4/2022) Andriy Biletsky selaku pemimpin resimen sukarelawan Azov mengklaim bahwa tiga orang di kota pelabuhan selatan, Mariupol telah mengalami keracunan oleh bahan kimia perang, tetapi tanpa konsekuensi bencana.
- Seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan bahwa pihaknya tidak dapat mengkonfirmasi laporan penggunaan senjata kimia di Mariupol tersebut.
Baca juga: Zelenskyy Minta Barat Jatuhkan Sanksi terhadap Rusia Karena Gunakan Senjata Kimia di Ukraina
- Warga sipil telah melarikan diri dari Ukraina timur sebelum serangan yang diperkirakan meluas serta pasukan Rusia mendekati reruntuhan kota selatan Mariupol.
Pasukan Ukraina sedang mempersiapkan serangan Rusia baru di timur negara itu.
Seiring dengan itu Gubernur Luhansk, Serhiy Gaidai pun mendesak warga untuk mengungsi sesegera mungkin melalui koridor kemanusiaan yang disepakati.
- Wali Kota Mariupol, Vadym Boichenko, mengatakan perkiraan terbaru adalah bahwa sekitar 21.000 warga sipil telah tewas di kota pelabuhan Ukraina tersebut sejak dimulainya invasi Rusia.
Baca juga: Ukraina Kembali Temukan Kuburan Massal Warga Sipil yang Diduga Jadi Korban Pasukan Rusia di Buzova
Jumlah kematian di Mariupol bisa mencapai 22.000, kata Kepala Administrasi Militer Regional Donetsk, Pavlo Kyrylenko kepada CNN.
- Wali Kota Bucha, Anatoliy Fedoruk mengatakan sejauh ini pihak berwenang telah menemukan 403 mayat orang yang mereka yakini dibunuh oleh pasukan Rusia selama menduduki daerah itu.
Jumlah itu masih bertambah, kata Fedoruk, seraya menambahkan bahwa masih terlalu dini bagi penduduk untuk kembali ke kota.
Bucha sendiri terletak di dekat Ibu kota Ukraina, Kyiv.
Baca juga: UPDATE Hari Ke-47 Invasi Rusia di Ukraina: Putin Angkat Jenderal Perang Baru hingga Tambah Pasukan
- Putin mengatakan Ukraina telah menyimpang dari kesepakatan yang dibuat pada konferensi perdamaian di Istanbul, Turki.
Ketika ditanya tentang komentar Putin, Mykhailo Podolyak selaku anggota delegasi Ukraina, mengatakan negosiasi dengan Rusia sangat sulit tetapi terus berlanjut.
- Putin juga mengklaim 'operasi militer Rusia' berjalan sesuai rencana.
“Kami akan mencapai tujuan kami, tidak ada keraguan,” sebut Putin kepada para pekerja di kosmodrom Vostochny di timur jauh Rusia.
Baca juga: Rusia dan Ukraina Sepakat Lakukan Pertukaran Tahanan Perang dan Buka 9 Koridor Kemanusiaan
“Tujuannya sangat jelas dan mulia,” lanjutnya yang merujuk pada invasi militer Rusia di Ukraina.
Putin menyatakan bahwa Rusia tidak punya pilihan lain selain meluncurkan apa yang dia sebut 'operasi militer khusus' di Ukraina.
Ia pun bersumpah akan melanjutkan 'operasi' ini sampai 'penyelesaian penuh dan pemenuhan tugas yang telah ditetapkan'.
- Bank Dunia merencanakan dukungan keuangan ke Ukraina senilai 1,5 miliar dolar untuk membantu menjaga layanan penting tetap berjalan saat memerangi serangan baru Rusia.
Baca juga: Ukraina: Serangan Roket Rusia di Stasiun Kramatorsk Tewaskan 50 Warga Sipil Termasuk Anak-anak
Bank Dunia mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk mendukung kelanjutan layanan utama pemerintah.
Termasuk upah pekerja rumah sakit, pensiun untuk orang tua dan program sosial bagi orang-orang yang rentan.
- Zelenskyy menolak permintaan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier untuk mengunjungi Kyiv bersama dengan politisi Eropa lainnya pada Rabu (13/4/2022).
Menurut sebuah laporan di surat kabar Jerman Bild, alasan penolakan tersebut adalah hubungan dekat Sosial Demokrat Jerman sebelumnya dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov.
Serta sejarahnya sebagai pendukung hubungan ekonomi Rusia-Jerman yang dekat.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)