Saat Fakta Penemuan Ratusan Mayat Warga Sipil Ukraina di Kota Bucha Bertentangan dengan Klaim Rusia
Fakta terkait dugaan pembunuhan ratusan warga sipil di Kota Bucha, Ukraina oleh pasukan invasi Rusia bertentangan dengan klaim Moskow.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Fakta terkait dugaan 'pembantaian' warga sipil di Kota Bucha, Ukraina oleh pasukan invasi Rusia yang tampak dari citra satelit bertentangan dengan klaim Moskow.
Rusia membantah bahwa pasukan perangnya di Ukraina telah melancarkan serangan brutal yang menargetkan ratusan warga sipil di Kota Bucha.
Dilansir TribunnewsSultra.com dari BBC sebuah citra satelit Bucha di Ukraina tampaknya menunjukkan mayat tergeletak di jalan hampir dua minggu sebelum Rusia meninggalkan kota terebut.
Gambar dari 19 Maret itu, pertama kali dilaporkan oleh New York Times dan dikonfirmasi oleh BBC.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-42 Perang: Ukraina Rebut Medan Utama, Rusia Melamban dan Kena Sanksi Tambahan
Yang secara langsung bertentangan dengan klaim Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bahwa rekaman mayat di Bucha, yang telah muncul dalam beberapa hari terakhir, 'dipentaskan' setelah Rusia mundur.
Gambar satelit menunjukkan benda-benda yang tampak seperti mayat di lokasi yang tepat di mana mereka kemudian ditemukan oleh pasukan Ukraina saat mendapatkan kembali kendali atas Kota Bucha.

Bucha sendiri merupakan wilayah yang berlokasi di utara Ibu kota Ukraina, Kyiv.
Di sepanjang bagian lain jalan, gambar menunjukkan apa yang tampak seperti lebih banyak mayat di tanah.
Baca juga: Tanggapi Dugaan Genosida di Ukraina, Sekutu Uni Eropa Kompak Usir Ratusan Diplomat Rusia
Ada citra satelit sebelumnya yang tersedia dari Maxar pada 11 Maret.
Yang tampaknya menunjukkan mayat di lokasi yang sama tetapi kurang jelas daripada yang ada pada 19 Maret.
Rusia telah membuat serangkaian klaim tidak berdasar terkait dengan gambar dari Bucha.
Klaim Rusia: 'Mayat palsu'
Rusia mengatakan pasukannya menarik diri dari Bucha pada Rabu 30 Maret.
Baca juga: UPDATE Hari Ke-42 Perang Rusia Vs Ukraina: Zelenskyy Ingin Putin Diadili hingga Sindir PBB
Sedangkan pihak Ukraina mengatakan penarikan pasukan Rusia itu terjadi pada Kamis (31/3/2022) dini hari waktu setempat.
Pada tanggal 1 April, rekaman diposting difilmkan dari sebuah mobil mengemudi melalui kota yang menunjukkan mayat di kedua sisi jalan.
Rusia mengklaim itu menunjukkan 'mayat palsu' dan 'dipentaskan' setelah pasukannya meninggalkan kota.
BBC pun membandingkan rekaman mobil dengan citra satelit Bucha dari 19 Maret ketika Rusia masih memegang kendali atas kota itu.
Baca juga: Jawaban Rusia soal 410 Mayat di Kota Bucha yang Disebut Ukraina Korban Genosida: Pertunjukan Tragis
Di keduanya, ada mayat tergeletak di bagian jalan yang sama.
Klaim Rusia: Tubuh 'Tidak Kaku'
Kementerian Luar Negeri Rusia mentweet:
"Sangat mengkhawatirkan bahwa semua tubuh orang-orang yang gambarnya telah diterbitkan oleh rezim Kiev tidak menjadi kaku setelah setidaknya empat hari."
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-41 Perang, Zelenskyy Tantang PBB untuk Bertindak, Bantahan Rusia soal 410 Mayat
Menurut Militer Ukraina, Rusia pergi pada dini hari tanggal 31 Maret.
Namun Rusia mengatakan mereka pergi dari Kota Bucha pada 30 Maret.
Diketahui bahwa beberapa jam setelah kematian, tubuh melalui proses yang disebut rigor mortis di mana otot berkontraksi dan menjadi kaku.
BBC lantas meminta pendapat ahli patologi forensik tentang apakah tubuh akan diharapkan menjadi 'kaku' setelah empat hari tewas.
Baca juga: Ketika Barat Siapkan Sanksi Baru ke Rusia, Biden Kembali Sebut Putin Penjahat Perang di Ukraina
Seorang yang telah bekerja di tempat-tempat termasuk Kosovo dan Rwanda dalam penyelidikan kejahatan perang, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan kepada BBC bahwa dalam empat hari rigor mortis 'biasanya mereda'.
Tweet Rusia itu juga mengklaim bahwa mayat-mayat itu 'tidak memiliki noda mayat yang khas'.
Tidak jelas apa artinya ini tetapi ahli patologi mengatakan penampilan seseorang yang telah meninggal karena luka tembak atau tindakan kekerasan lainnya akan sangat bervariasi.
Yakni tergantung pada senjata yang digunakan, dari jarak berapa mereka ditembak dan sebagainya.
Baca juga: Alasan Rusia Tarik Dua Pertiga Pasukan dari Ukraina, Pentagon Sebut Bukan karena Kalah atau Gagal
Tidak selalu ada banyak darah yang terlihat karena mungkin menggenang di bawah orang atau meresap ke dalam pakaian yang berat terutama jika seseorang berpakaian untuk cuaca dingin.
Tweet tersebut dapat merujuk pada fakta bahwa darah di dalam tubuh Anda menggenang ke bawah setelah kematian karena berhenti beredar di seluruh tubuh, yang dapat menyebabkan kulit menjadi kemerahan atau ungu.
Tetapi jika seseorang sedang berbaring, tempat berkumpulnya darah dan perubahan warna ini mungkin tidak terlihat dari gambar saja.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)