Buntut Invasi Ukraina, Putin Ancam Setop Pasok Gas Eropa Jika Tak Dibayar Pakai Rubel Rusia

Berusaha bertahan diterpa beragam sanksi ekonomi, Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan untuk menagih bayaran atas pasokan gas Eropa pakai rubel.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Kolase AFP/ALEXEY NIKOLSKY | Tangkapan Layar YouTube Kompas TV
Berusaha bertahan diterpa beragam sanksi ekonomi, Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan untuk menagih bayaran atas pasokan gas Eropa pakai rubel. 

"Ini adalah momen konsekuensi dan bahaya bagi dunia," kata Biden di Gedung Putih saat mengumumkan pelepasan 180 juta barel mulai Mei 2022 mendatang.

Tetapi jumlah itu gagal untuk menutupi kerugian AS dari minyak Rusia, yang dilarang Biden bulan ini.

Pemerintah Barat mengatakan permintaan Putin untuk pembayaran rubel akan menjadi pelanggaran kontrak dalam perjanjian sebelumnya yang disetujui pembayaran menggunakan euro atau dolar.

Baca juga: Inggris Sebut Penasihat Putin Takut Jujur soal Pasukan Rusia Tolak Perintah saat Perang di Ukraina

Jerman dan Austria pun lantas menyatakan 'peringatan dini' pada pasokan gas.

Tetapi belum ada negara Uni Eropa yang memberi isyarat bahwa mereka menghadapi darurat pasokan.

Perintah yang ditandatangani oleh Putin memungkinkan pelanggan untuk mengirim mata uang asing ke rekening yang ditunjuk di Gazprombank Rusia.

Yang kemudian akan mengembalikan rubel kepada pembeli gas untuk melakukan pembayaran.

Baca juga: Hari Ke-36 Perang: Hacker Rusia Dituding Targetkan Jaringan NATO hingga Bantuan AS untuk Ukraina

“Rusia harus secara fisik menghentikan aliran gas ke UE 27 (negara-negara anggota Uni Eropa) untuk memaksa masalah ini, menandai eskalasi besar yang bahkan tidak dilakukan pada puncak Perang Dingin." kata analis di Fitch Solutions.

"Ini akan menandai pukulan finansial besar lainnya bagi pundi-pundi Rusia,” sambungnya.

(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved