Punya Persediaan Nuklir Terbesar Dunia, Rusia Tegaskan Berhak Gunakan Nuklir dalam Invasi di Ukraina

Kremlin kembali menegaskan penggunaan senjata nuklir dalam perang dengan Ukraina ketika pasukan Rusia sedang berjuang untuk menguasai Kota Kherson.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Kolase AFP/ALEXEY NIKOLSKY | Tangkapan Layar YouTube Kompas TV
Presiden Rusia Vladimir Putin disebut pihak Amerika Serikat tak akan menghentikan serangannya ke Ukraina. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Perang antara pasukan militer Rusia dengan Ukraina tampaknya masih jauh dari kata damai.

Bahkan, situasi konfik bersenjata di antara kedua negara bertetangga yang telah berlangsung lebih dari sebulan itu semakin mencekam.

Terbaru, pemerintah Rusia kembali menyerukan haknya untuk menggunakan senjata nuklir dalam perang di Ukraina ini.

Dilansir TribunnewsSultra.com dari The Guardian, Kremlin kembali mengangkat momok penggunaan senjata nuklir dalam perang dengan Ukraina ketika pasukan Rusia berjuang untuk menguasai kota kunci di selatan negara itu.

Baca juga: Khawatir Rusia Bakal Gunakan Nuklir untuk Akhiri Perang di Ukraina, NATO Mulai Stok APD

Presiden ke-3 Rusia, Dmitry Medvedev yang merupakan Wakil Ketua Dewan Keamanan negara itu, mengatakan Moskow dapat menyerang musuh yang hanya menggunakan senjata konvensional.

Sementara Menteri Pertahanan Rusia mengklaim 'kesiapan' nuklir adalah prioritas.

Adapun komentar pada Sabtu (26/3/2022) mendorong presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang mengatakan dalam sebuah video di Forum Doha Qatar bahwa Moskow adalah ancaman langsung bagi dunia.

“Rusia sedang berunding untuk membual bahwa mereka dapat menghancurkan dengan senjata nuklir, tidak hanya negara tertentu tetapi seluruh planet ini,” sebut Zelenskyy.

Baca juga: Update Hari Ke-29 Perang: NATO Waspada Pertahanan Nuklir, Ukraina Tuduh Rusia Pakai Bom Fosfor

DIketahui bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin menetapkan ancaman nuklir pada awal perang.

Yang mana memperingatkan bahwa intervensi barat akan menuai konsekuensi yang belum pernah terjadi.

Para pejabat Barat mengatakan ancaman itu mungkin hanya upaya untuk mengalihkan perhatian dari kegagalan pasukan Putin untuk mengamankan pendudukan cepat Ibu kota Ukraina, Kyiv.

Serta untuk membuat kemajuan di bidang-bidang penting lainnya di Ukraina.

Baca juga: Rusia Semakin Kuat di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Ukraina, Staf Tak Boleh Komunikasi ke Luar

Pada Sabtu (26/3/2022) seorang Penasihat Kementerian Pertahanan Ukraina, Markian Lubkivskyi mengklaim bahwa Rusia akan segera kehilangan kendali atas kota selatan Kherson.

Kherson sendiri merupakan pusat besar pertama di Ukraina yang jatuh ke Kremlin sejak invasi dimulai pada 24 Februari 2022 lalu.

“Saya percaya bahwa hari ini Kota (Kherson) akan sepenuhnya berada di bawah kendali angkatan bersenjata Ukraina." jelas Lubkivskyi.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved