Rusia Semakin Kuat di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Ukraina, Staf Tak Boleh Komunikasi ke Luar

Beginilah kondisi terkini di fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Zaporizhzhia, Ukraina.

Editor: Ifa Nabila
wikipedia
Hari kesembilan perang, pasukan militer Rusia merebut pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa yakni PLTN Zaporizhzhia, Kota Enerhodar, Ukraina, Jumat (4/3/2022). Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhia adalah PLTN yang terletak di Kota Enerhodar, Ukraina. PLTN ini merupakan PLTN terbesar di Eropa dan yang terbesar ketiga di dunia. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Beginilah kondisi terkini di fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Zaporizhzhia, Ukraina.

Pasukan Rusia semakin kuat di PLTN tersebut dengan mengontrol para staf yang ada.

Sehingga, para pegawai bekerja di bawah komando mereka.

Badan Energi Atom Internasional (IEA) mengatakan, pasukan Rusia juga membatasi para staf berkomunikasi dengan dunia luar.

Baca juga: Pasukan Nuklir Rusia Siaga Tinggi di Chernobyl, Menlu Ukraina: Untuk Tekan Delegasi di Belarus

Dilansir Reuters, Minggu (6/3/2022), IEA mengaku prihatin dengan perkembangan di PLTN Zaporizhzhia.

"Ukraina melaporkan bahwa setiap tindakan manajemen pembangkit, termasuk tindakan yang terkait dengan operasi teknis enam unit reaktor, memerlukan persetujuan sebelumnya dari komandan Rusia," kata IAEA dalam sebuah pernyataan.

IAEA menambahkan, Ukraina juga melaporkan bahwa pasukan Rusia di lokasi tersebut telah mematikan beberapa jaringan seluler dan internet.

"Sehingga informasi yang dapat dipercaya dari fasilitas tersebut tidak dapat diperoleh melalui saluran komunikasi normal," tambah IAEA.

Baca juga: Tawan Tentara Rusia, Ukraina Undang Para Ibu Prajurit Rusia untuk Jemput Putra Mereka di Kyiv

Pihak berwenang Ukraina mengatakan, pasukan Rusia telah menguasai PLTN Zaporizhzhia pada Jumat (4/3/2022) setelah menyerang fasilitas pelatihan yang berdekatan.

Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa serangan di PLTN Zaporizhzhia dilakukan oleh penyabot Ukraina.

Beruntungnya, kebakaran akibat serangan dengan cepat dipadamkan dan tidak ada kerusakan pada reaktor atau pelepasan bahan radioaktif.

Tetapi, insiden tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang konsekuensi yang berpotensi menimbulkan bencana jika salah satu reaktor nuklirnya rusak.

Baca juga: Tentara Rusia Menangis saat Telepon Ibunya hingga Ditenangkan Wanita Ukraina

Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi menyuarakan kekhawatirannya atas informasi yang diterima dari pejabat Ukraina di mana para staf PLTN di bawah komando pasukan Rusia.

"Agar dapat mengoperasikan pabrik dengan aman dan selamat, manajemen dan staf harus diizinkan untuk menjalankan tugas vital mereka dalam kondisi stabil tanpa gangguan atau tekanan eksternal yang tidak semestinya," kata Grossi. I

AEA juga menyatakan keprihatinan tentang perkembangan di situs Ukraina lain yang disita oleh Rusia yakni fasilitas bahan bakar bekas dan limbah radioaktif di Chernobyl.

Baca juga: Evakuasi Warga Kota Mariupol Gagal, Ukraina dan Rusia Saling Tuduh Langgar Gencatan Senjata

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved