Perang kian Panas, Rusia dan Ukraina Kini Rebutan Kota Mariupol: Pertempuran Terjadi di Setiap Jalan
Update Perang: Kini Moskow dan Kiev sedang memperebutkan sebuah kota pesisir yang terletak di Ukraina bagian selatan, yakni Mariupol.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Telah berlangsung hampir sebulan, perang antara pasukan militer Rusia dengan Ukraina semakin menjadi-jadi.
Kini kedua negara yang berkonflik itu sedang memperebutkan sebuah kota pesisir yang terletak di Ukraina bagian selatan, yakni Mariupol.
Dilansir TribunnewsSultra.com dari Al Jazeera, perebutan Kota pelabuhan Mariupol yang terkepung ini terjadi saat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta bantuan Israel untuk menekan kembali serangan Rusia di negaranya.
Ratusan ribu penduduk tetap terperangkap di Kota Mariupol yang telah dikepung dan dibombardir oleh pasukan Rusia selama lebih dari dua minggu.
Baca juga: Hari Ke-26 Perang: Senjata Rusia Kena Pabrik Pupuk Ukraina Bikin Amonia Bocor, Mal 10 Lantai Dibom
Penduduk bertahan dengan sedikit makanan, air, dan listrik.
Diketahui bahwa Rusia menginvasi Ukraina dengan skala penuh sejak Kamis, 24 Februari 2022 lalu.
Gubernur Regional, Pavlo Kyrylenko menyebutkan bahwa pertempuran berlanjut di Kota Mariupol pada Minggu (20/3/2022).
Disebutkan juga para pengungsi yang menangis dari kota yang hancur di Laut Azov menggambarkan bagaimana 'pertempuran terjadi di setiap jalan'.
Baca juga: Rusia Sebar Video Ngaku Selamatkan Warga Mariupol, Ukraina Geram dan Sebut Penculikan: Dipaksa Kerja
Dewan Mariupol juga mengatakan bahwa pasukan Rusia membom sebuah sekolah seni di mana 400 penduduk berlindung pada Sabtu (19/3/2022).

Tetapi jumlah korban belum diketahui.
Al Jazeera tidak dapat secara independen memverifikasi klaim tersebut.
Sedangkan Rusia tidak segera berkomentar tentang dugaan serangan itu dan membantah menargetkan warga sipil.
Baca juga: Kondisi Terkini Perang: Rusia Beri Batas Waktu Pasukan Ukraina untuk Serahkan Senjata di Mariupol
Adapun Zelenskyy menggambarkan pengepungan Mariupol oleh pasukan Rusia sebagai kejahatan perang.
“Melakukan ini (pengepungan) untuk kota yang damai adalah teror yang akan diingat selama berabad-abad yang akan datang,” ujar Zelenskyy pada Sabtu (19/3/2022) malam waktu setempat.
Pejabat kota mengatakan sedikitnya 2.300 orang tewas yang selanjutnya dimakamkan di kuburan massal.