Video Viral Vladimir Putin Umumkan Rusia Damai dengan Ukraina, Ternyata Deepfake
Video viral Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengumumkan perdamaian dengan Ukraina. Video deepfake Zelenskyy juga sempat viral.
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Berbagai kabar burung berembus selama konflik Rusia dan Ukraina terjadi.
Di antaranya adalah video viral Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengumumkan perdamaian dengan Ukraina.
Diberitakan TribunnewsSultra.com dari telegraph.co.uk, video itu ternyata adalah deepfake atau rekayasa.
Video manipulasi itu tersebar luas di twitter.
Baca juga: Update Hari Ke-22 Perang Rusia Vs Ukraina, Kremlin Hancurkan Sinyal TV dan Radio, Pengungsian Dibom
Sebelum ada video deepfake Putin, sempat muncul video deepfake Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Hal itu di antaranya diungkap oleh jurnalis BBC, Shayan Sardarizadeh.
Ia mencurigai media yang menyebar video Putin bukanlah media resmi Rusia.
"Ini adalah hari ke-22 perang Rusia-Ukraina
a) Kok bisa akun ini tahu tapi para reporter yang ada di Rusia malah tidak tahu?
b) Jika mereka "menjelaskan" bahwa mereka "tidak mematuhi" perintah Presiden Putin, maka mereka pasti sudah kehilangan pekerjaan," tulisnya.
Baca juga: Para Analis Ungkap Kedekatan Rusia dengan Cina hingga Peran Beijing dalam Invasi di Ukraina
Update perang Rusia dan Ukraina
Simak rangkuman hari-22 perang Rusia dan Ukraina, yakni pada Rabu (16/3/2022).
Konflik Rusia dan Ukraina terjadi sejak 24 Februari 2022.
Serangan masih terus terjadi hingga warga sipil ikut jadi korban.
“Kami menderita kerugian besar. 53 warga tewas kemarin,” kata gubernur regional, Viacheslav Chaus, pada Kamis (17/3/2022).
Baca juga: Vladimir Putin Sebut Sanksi atas Invasi Ukraina hanya Modus Blok Barat untuk Hancurkan Rusia
Baca juga: Pasukan Rusia Masuki Rumah Sakit di Ukraina, Ratusan Pasien hingga Dokter RS Mariupol Disandera
Berita ini, seperti biasa, adalah pembuka saja. Hari demi hari berlalu di Ukraina, dan serangan kian membabi buta.
Lalu, di mana ujung pangkalnya? Lebih dari tiga pekan berlalu, berikut rangkuman hari ke-22 invasi Rusia ke Ukraina, dilansir Kompas.com dari Guardian.
- Satu orang tewas oleh serangan rudal Rusia di Kyiv pada Kamis pagi, menurut laporan layanan darurat Ukraina.
- Tim penyelamat mengatakan mereka menerima laporan tentang sebuah bangunan tempat tinggal yang terbakar di distrik Darnytsky pada pukul 5 pagi.
- Pihak berwenang Ukraina berjuang untuk menentukan nasib ratusan warga sipil yang berlindung di teater yang dihancurkan oleh serangan udara Rusia di kota Mariupol yang terkepung.
Baca juga: Sudah Ditulisi Anak-anak dalam Bahasa Rusia, Gedung Teater Tempat Warga Ukraina Sembunyi Diserang
- Sebuah lembaga pendidikan di Merefa, sebuah kota di wilayah Kharkiv, juga dilaporkan terkena rudal Rusia.
- Kremlin mengeklaim telah menempatkan energi "kolosal" ke dalam pembicaraan tentang kemungkinan kesepakatan damai dengan rekan-rekan Ukrainanya.
- Kementerian pertahanan Inggris merilis laporan intelijen yang menyatakan bahwa invasi Rusia ke Ukraina “sebagian besar terhenti di semua lini”.
-Militer Ukraina juga merilis laporan operasional bahwa Rusia tidak berhasil melakukan operasi daratnya dan terus meluncurkan serangan roket ke kota-kota Ukraina.
Baca juga: Rudal Rusia Hantam Apartemen di Ibu Kota Ukraina: 1 Korban Tewas, 30 Orang Dievakuasi
- Para pejabat mengatakan pasukan Rusia melancarkan serangan siber dan menghancurkan sinyal TV dan radio untuk mendiskreditkan kepemimpinan Ukraina.
- Ukraina telah meminta Jepang untuk citra satelit berkualitas tinggi untuk membantunya menangkis pasukan Rusia.
- Eksodus pengungsi Ukraina terus berlanjut, dengan mayoritas orang mencari perlindungan di negara tetangga Polandia. Menurut perkiraan PBB, lebih dari 3 juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari.
(TribunnewsSultra.com/ Ifa Nabila) (Kompas.com/Tito Hilmawan Reditya)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rangkuman Hari ke-22 Serangan Rusia ke Ukraina, Teater di Mariupol Dibombardir Rusia, 3 Juta Pengungsi Tinggalkan Ukraina"