Sudah Ditulisi 'Anak-anak' dalam Bahasa Rusia, Gedung Teater Tempat Warga Ukraina Sembunyi Diserang
Para pejabat Ukraina menuduh pasukan militer Rusia kembali melakukan kekejaman di Kota Mariupol yang terkepung sebab menyerang tempat pengungsian.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Pada perang hari ke-21 yakni Rabu (16/3/2022) pasukan militer Rusia dituding kembali menyerang fasilitas sipil Ukraina.
Dilansir TribunnewsSultra.com dari The Guardian, para pejabat Ukraina menuduh pasukan militer Rusia melakukan kekejaman lebih lanjut di Kota Mariupol yang terkepung.
Termasuk serangan udara di bangunan teater tempat ratusan orang terlantar diyakini berlindung.
Serta serangan di kolam renang tempat wanita hamil dan anak-anak berkumpul.
Pasukan Rusia juga dituduh menembaki konvoi mobil warga sipil yang hendak melarikan diri dari kota.
Baca juga: Kementerian Kedaruratan Rusia Klaim telah Kirimkan 2000 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Ukraina
Pada Rabu (16/3/2022) malam waktu setempat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa serangan di teater itu disengaja dan jumlah korban tewas masih belum diketahui.

"Hati kami hancur oleh apa yang dilakukan Rusia terhadap rakyat kami" ungkap Zelenskyy.
Zelenskyy juga membandingkan penyerangan Kota Mariupol, Ukraina itu dengan pengepungan Leningrad dalam Perang Dunia II.
Kota Mariupol telah menghadapi bencana kemanusiaan selama berhari-hari.
Rusia terus menghujani kota itu dan kota-kota Ukraina lainnya pada Rabu (16/3/2022).
Baca juga: UPDATE Hari Ke-22 Perang Rusia Vs Ukraina: Mahkamah Internasional Bakal Adili Vladimir Putin?
Bahkan ketika kedua pihak memproyeksikan optimisme atas upaya perundingan damai untuk membahas diakhirinya pertempuran.

Sejauh ini, masih belum ada konfirmasi tentang jumlah kematian atau cedera dalam apa yang dikatakan dewan kota Mariupol sebagai 'bom di sebuah gedung tempat ratusan penduduk Mariupol yang damai bersembunyi' itu.
Namun diduga sekitar 1.000 warga sipil bersembunyi di dalam teater tersebut.
Gedung teater itu sendiri telah ditetapkan sebagai tempat perlindungan bagi para pengungsi, termasuk anak-anak dan orang tua.
Kemudian Kepala Administrasi Regional Donetsk, Pavlo Kyrylenko mengklaim bahwa Rusia juga menargetkan kolam renang Neptunus.
Baca juga: Presiden AS Joe Biden Sebut Putin Penjahat Perang, Rusia Marah: Tak Bisa Dimaafkan