Vladimir Putin Sebut Sanksi atas Invasi Ukraina hanya Modus Blok Barat untuk Hancurkan Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin pada pidatonya Rabu (16/3/2022) menyebut sanksi yang diberikan Barat atas tanggapan invasi di Ukraina hanya modus belaka
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Belum ada tanda-tanda ingin mengakhiri perang di Ukraina meski telah dijatuhi sejumlah sanksi dari Blok Barat, Presiden Rusia Vladimir Putin justru mengaku negaranya kuat menghadapi embargo.
Invasi di Ukraina oleh Rusia telah memasuki hari ke-23 pada Jumat (18/3/2022) ini, namun Putin menyebut Moskow akan mencapai tujuan Ukraina dan mengecam sanksi yang ditujukan kepada negaranya.
Dilansir TribunnewsSultra.com dari Al Jazeera, Putin mengatakan Barat bertujuan ingin merusak ekonomi Rusia.
Tetapi Putin bersikeras bahwa Rusia dapat menahan sanksi.
Putin juga mengatakan negaranya akan mencapai tujuannya di Ukraina serta tidak akan tunduk pada apa yang disebutnya sebagai upaya Barat untuk mencapai dominasi global dan memecah belah Rusia.
Baca juga: Jerman: Sanksi ke Rusia dan Bantuan Senjata ke Ukraina Tak akan Hentikan Perang tapi Memperpanjang
Bahkan Putin menyatakan Rusia siap untuk membahas status netral untuk Ukraina.
Yakni saat minggu ketiga perang yang telah menewaskan ribuan orang dan memaksa jutaan orang Ukraina meninggalkan rumah mereka.
Dalam pidatonya kepada para menteri pemerintahan yang disiarkan pada Rabu (16/3/2022), Putin melangkah lebih jauh dari sebelumnya dalam mengakui rasa sakit yang ditimbulkan sanksi Barat terhadap ekonomi.
Tetapi bersikeras bahwa Rusia dapat menahan pukulan itu.
Baca juga: Saling Jatuhkan Sanksi, Rusia Masukkan Presiden AS Joe Biden dan Petinggi AS Lainnya ke Stop List
Tidak ada tanda-tanda melunak dalam makian pahitnya terhadap Barat dan Ukraina.
“Di masa mendatang, ada kemungkinan rezim pro-Nazi di Kiev bisa mendapatkan senjata pemusnah massal, dan targetnya, tentu saja, adalah Rusia,” sebut Putin.
Putin secara konsisten menggambarkan para pemimpin Ukraina yang terpilih secara demokratis sebagai neo-Nazi yang bertekad melakukan genosida terhadap penutur bahasa Rusia di timur negara itu.
Di mana aksi disebut sebuah garis yang dikecam Barat sebagai propaganda perang yang tidak berdasar.
Baca juga: Bahas soal Invasi di Ukraina, Presiden AS dan Prancis Sepakat Perkuat Sanksi terhadap Rusia
Putin mengatakan negara-negara Barat ingin mengubah Rusia menjadi "negara ketergantungan yang lemah, melanggar integritas teritorialnya untuk memotong-motong Rusia dengan cara yang sesuai dengan mereka.”
Jika Barat berpikir bahwa Rusia akan runtuh atau mundur, “mereka tidak tahu sejarah kita atau orang-orang kita,” kata Putin pada hari ke-21 perang, Rabu (16/3/2022).