Wanita Rusia Protes Invasi ke Ukraina, Bongkar Media Rusia Propaganda Kebencian ke Amerika Serikat
Tidak semua warga Rusia setuju dengan aksi invasi ke Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari 2022 lalu.
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Tidak semua warga Rusia setuju dengan aksi invasi ke Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari 2022 lalu.
Sebagian dari warganya memprotes aksi penyebab peperangan itu dan menuntut perdamaian.
Termasuk seorang wanita Rusia bernama Olga yang membeberkan keburukan media di negara asalnya.
Baca juga: Wilayah NATO Mulai Terancam, Rudal Rusia Hantam Pangkalan Militer Ukraina Dekat Polandia
Diberitakan TribunnewsSultra.com dari independent.co.uk, Olga dan kawan-kawan seumurannya punya pemikiran serupa yang tak setuju adanya perang.
Sedangkan ibu Olga, mendukung sepenuhnya aksi pemerintah Rusia.
Bahkan, Olga dituduh ibunya sudah terkena cuci otak oleh propaganda media asing selama mereka berkunjung ke luar negeri.
Ibu Olga menyebut, televisi pemerintah Rusia adalah satu-satunya sumber informasi yang dapat diandalkan.
Baca juga: Ukraina: Militer Rusia Tembaki Masjid di Mariupol yang Berisi Puluhan Pengungsi, Ada WN Turki
Olga dan adik perempuannya sudah tahu bahwa mereka adalah minoritas di negara itu dan mereka juga tak bisa melawan sang ibu.
Olga pun membeberkan kebusukan media Rusia yang menanamkan pemikiran-pemikiran tertentu kepada warganya.
"Ini masalah generasi," ujar Olga.
"Dulu mereka (generasi tua) selalu menonton televisi sepanjang hari."
"Sebagai seorang anak, ketika kami hanya punya dua saluran televisi, setiap hari jam 9 malam kami menonton televisi dan berita mengatakan bahwa Amerika adalah musuh kami."
"Semua orang membenci kami karena Rusia berusaha menjadi kuat dan mandiri. Dan sekarang lingkaran pemikiran ini terjadi lagi," tuturnya.
Baca juga: Tanggapi Serangan Rudal Rusia di Dekat Masjid Ukraina, Menlu Turki Minta Evakuasi Warga Sipil
Menurut Olga, dari lingkup pergaulannya di Moskow, sekitar 70 persen orang termakan oleh doktrin media Rusia.
Di antaranya soal Ukraina yang mencelakakan warganya sendiri hingga Rusia menggelar operasi militer di Ukraina untuk membasmi fasisme.
Tak hanya itu, media Rusia juga menyebut para pemimpin Ukraina yang merupakan pecandu narkoba serta ingin mengajarkan anak-anak bahwa kebaikan hanya datang dari Kremlin dan keharusan untuk mencintai Vladimir Putin sebagai presiden.

Kondisi terkini konflik Rusia dan Ukraina
Simak rangkuman peristiwa terkini perang Rusia dan Ukraina.
Rusia melakukan invasi ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 dan hingga kini belum juga berhenti.
Terdapat sejumlah peristiwa penting pada hari ke-18 atau pada Minggu (13/3/2022).
Di antaranya tewasnya wartawan Amerika Serikat hingga Presiden Rusia Vladimir Putin mengandalkan Cina untuk membantu negaranya.
Baca juga: Ukraina: Militer Rusia Tembaki Masjid di Mariupol yang Berisi Puluhan Pengungsi, Ada WN Turki
Diberitakan Kompas.com dari Reuters, berikut rangkumannya:
Serangan terbaru
Penduduk ibu kota Ukraina, Kyiv, terbangun lagi karena suara sirene serangan udara.
Otoritas kota mengatakan, mereka menimbun bahan makanan penting selama dua pekan untuk 2 juta orang yang belum meninggalkan ibu kota.
Ukraina melaporkan beberapa serangan udara terbaru yakni serangan di sebuah bandara di barat, serangan di Kota Chernihiv, dan serangan di Kota Mykolayiv.
Para pejabat mengatakan, sembilan orang tewas. Pasukan Ukraina melakukan serangan balik di Mykolayiv dan wilayah Kharkiv, kata seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri Ukraina.
Rusia menyerang fasilitas pelatihan Yavoriv di dekat perbatasan Polandia.
Ukraina mengatakan, 35 orang tewas sedangkan Rusia mengeklaim 180 tentara bayaran asing tewas.
Baca juga: Setelah Tuduh Ukraina, Rusia Kini Balik Dituduh NATO Pakai Senjata Kimia
Diplomasi
Pejabat Rusia dan Ukraina optimistis tentang kemajuan dalam pembicaraan mereka tentang perang, menunjukkan bahwa mungkin ada hasil positif dalam beberapa hari ke depan.
Kremlin mengatakan, kedua pihak akan mengadakan pembicaraan pada Senin (14/3/2022) melalui tautan video.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dan Menteri Luar Negeri AS sepakat bahwa diperlukan lebih banyak tindakan untuk menghentikan agresi Rusia.
Baca juga: Bela Ukraina yang Dituduh Pakai Senjata Biologis, AS: Kami Yakin Rusia Malah yang Pakai Senjata Itu
Korban sipil
Dewan Kota Mariupol mengatakan, 2.187 penduduk telah terbunuh di sana sejak awal invasi.
Kota ini kehabisan makanan dan air karena masih dikepung pasukan Rusia.
Sebuah konvoi bantuan gagal lagi mencapai kota itu karena penembakan Rusia, kata Wakil Perdana Menteri Ukraina.
Jurnalis AS dibunuh
Seorang jurnalis AS ditembak dan dibunuh oleh pasukan Rusia di Kota Irpin, Ukraina.
Selain itu, seorang jurnalis lainnya terluka, kata kepala polisi regional Kyiv Andriy Nyebytov.
Baca juga: Putin Disebut Idap Gangguan gara-gara Tuduh Ukraina Sebar Senjata Biologis Lewat Burung dan Serangga
Pengungsi
Badan pengungsi PBB melaporkan bahwa hampir 2,7 juta orang telah meninggalkan Ukraina pada Sabtu (12/3/2022).
Hampir 1,7 juta dari para pengungsi tersebut menuju ke Polandia.
Ekonomi
Rusia mengatakan, pihaknya mengandalkan China untuk membantu perekonomian Moskwa yang terpukul hebat akibat sanksi dari Barat.
Tetapi, AS memperingatkan Beijing untuk tidak memberikan pertolongan kepada Rusia. (TribunnewsSultra.com/ Ifa Nabila) (Kompas.com/Danur Lambang Pristiandaru)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rangkuman Hari Ke-18 Serangan Rusia ke Ukraina, Jurnalis AS Dibunuh, Fasilitas Pelatihan Yavoriv Dihantam"