Beberkan Propaganda, Warga Rusia: Saya Lihat Banyak Orang Dicuci Otak, seperti Reinkarnasi Hitler
Wanita Rusia tersebut juga mengatakan pemerintaha Presiden Vladimir Putin itu tak ubahnya pimpinan Nazi, Adolf Hitler.
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Seorang warga Rusia membeberkan propaganda media Rusia yang efeknya seperti cuci otak.
Bahkan, wanita Rusia tersebut juga mengatakan pemerintaha Presiden Vladimir Putin itu tak ubahnya pimpinan Nazi, Adolf Hitler.
Sebut saja Olga, wanita tersebut mengungkapkan betapa media negaranya sudah sangat mempengaruhi pemikiran sebagian besar warganya.
Tak terkecuali keluarga Olga sendiri yang turut termakan doktrin-doktrin pemerintah melalui televisi.
Di antaranya doktrin bahwa pemerintah baik dan perintah untuk mencintai sang presiden.
Baca juga: Wilayah NATO Mulai Terancam, Rudal Rusia Hantam Pangkalan Militer Ukraina Dekat Polandia
Diberitakan TribunnewsSultra.com dari independent.co.uk, doktrin ini diterima Olga sejak masih kecil.
Namun, Olga berhasil membuka mata terhadap dunia sehingga tidak menelan mentah-mentah apa yang diajarkan dari media negaranya.
Menanggapi invasi Rusia ke Ukraina, Olga dan kawan-kawan seumurannya punya pemikiran serupa yang tak setuju adanya perang.
Sedangkan ibu Olga, mendukung sepenuhnya aksi pemerintah Rusia.
Bahkan, Olga dituduh ibunya sudah terkena cuci otak oleh propaganda media asing selama mereka berkunjung ke luar negeri.
Ibu Olga menyebut, televisi pemerintah Rusia adalah satu-satunya sumber informasi yang dapat diandalkan.
Baca juga: Presiden Ukraina Bersumpah akan Terus Negosiasi dengan Rusia, Kini Tinggal Tunggu Jawaban Putin
Olga dan adik perempuannya sudah tahu bahwa mereka adalah minoritas di negara itu dan mereka juga tak bisa melawan sang ibu.
Olga pun membeberkan kebusukan media Rusia yang menanamkan pemikiran-pemikiran tertentu kepada warganya.
"Ini masalah generasi," ujar Olga.
"Dulu mereka (generasi tua) selalu menonton televisi sepanjang hari."
"Sebagai seorang anak, ketika kami hanya punya dua saluran televisi, setiap hari jam 9 malam kami menonton televisi dan berita mengatakan bahwa Amerika adalah musuh kami."
"Semua orang membenci kami karena Rusia berusaha menjadi kuat dan mandiri. Dan sekarang lingkaran pemikiran ini terjadi lagi," tuturnya.
Baca juga: Warga Rusia Bongkar Doktrin Media di Rusia: Cintai Putin hingga Amerika Serikat adalah Musuh
Menurut Olga, dari lingkup pergaulannya di Moskow, sekitar 70 persen orang termakan oleh doktrin media Rusia.
Di antaranya soal Ukraina yang mencelakakan warganya sendiri hingga Rusia menggelar operasi militer di Ukraina untuk membasmi fasisme.
Tak hanya itu, media Rusia juga menyebut para pemimpin Ukraina yang merupakan pecandu narkoba serta ingin mengajarkan anak-anak bahwa kebaikan hanya datang dari Kremlin dan keharusan untuk mencintai Vladimir Putin sebagai presiden.
"Adik saya tahu yang sebenarnya, salah satu teman perempuan saya juga tahu, ibunya pun tahu. Tapi ibu saya tidak," ungkap Olga.
Olga mengaku heran pada ibunya yang pernah pergi ke Ukraina.
"Saya berkata pada ibu, 'Bagaimana ibu bisa percaya semua itu (yang dikatakan media Rusia-red)?',"
"'Ibu dulu pernah pergi ke Ukraina. Ibu tahu tidak ada perbedaan antara Rusia dan Ukraina'. Ia tidak merespons perdebatan ini, tapi saya bisa melihat bahwa ibu tidak setuju dengan saya," kata Olga.
Untungnya, ibu Olga adalah sosok toleran, sehingga tidak memaksakan pemikiran terhadap keluarga atau orang lain.
Olga kini berjuang keras untuk meyakinkan keluarganya agar membuka mata dan melihat dunia.
Menurutnya, sudah banyak orang yang seperti dicuci otak oleh pemerintah yang tak ubahnya masa Hitler di Jerman.
"Saya bisa melihat banyak orang di sekitar saya yang dicuci otaknya oleh propaganda."
"Televisi hanya menyiarkan kebohongan demi kebohongan, ini adalah masalah yang besar. Ini sama buruknya seperti Hitler di Jerman, dan reinkarnasi dari diri Hitler sendiri," keluhnya.

Kondisi terkini konflik Rusia dan Ukraina
Simak rangkuman peristiwa terkini perang Rusia dan Ukraina.
Rusia melakukan invasi ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 dan hingga kini belum juga berhenti.
Terdapat sejumlah peristiwa penting pada hari ke-18 atau pada Minggu (13/3/2022).
Di antaranya tewasnya wartawan Amerika Serikat hingga Presiden Rusia Vladimir Putin mengandalkan Cina untuk membantu negaranya.
Baca juga: Ukraina: Militer Rusia Tembaki Masjid di Mariupol yang Berisi Puluhan Pengungsi, Ada WN Turki
Diberitakan Kompas.com dari Reuters, berikut rangkumannya:
Serangan terbaru
Penduduk ibu kota Ukraina, Kyiv, terbangun lagi karena suara sirene serangan udara.
Otoritas kota mengatakan, mereka menimbun bahan makanan penting selama dua pekan untuk 2 juta orang yang belum meninggalkan ibu kota.
Ukraina melaporkan beberapa serangan udara terbaru yakni serangan di sebuah bandara di barat, serangan di Kota Chernihiv, dan serangan di Kota Mykolayiv.
Para pejabat mengatakan, sembilan orang tewas. Pasukan Ukraina melakukan serangan balik di Mykolayiv dan wilayah Kharkiv, kata seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri Ukraina.
Rusia menyerang fasilitas pelatihan Yavoriv di dekat perbatasan Polandia.
Ukraina mengatakan, 35 orang tewas sedangkan Rusia mengeklaim 180 tentara bayaran asing tewas.
Baca juga: Setelah Tuduh Ukraina, Rusia Kini Balik Dituduh NATO Pakai Senjata Kimia
Diplomasi
Pejabat Rusia dan Ukraina optimistis tentang kemajuan dalam pembicaraan mereka tentang perang, menunjukkan bahwa mungkin ada hasil positif dalam beberapa hari ke depan.
Kremlin mengatakan, kedua pihak akan mengadakan pembicaraan pada Senin (14/3/2022) melalui tautan video.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dan Menteri Luar Negeri AS sepakat bahwa diperlukan lebih banyak tindakan untuk menghentikan agresi Rusia.
Baca juga: Bela Ukraina yang Dituduh Pakai Senjata Biologis, AS: Kami Yakin Rusia Malah yang Pakai Senjata Itu
Korban sipil
Dewan Kota Mariupol mengatakan, 2.187 penduduk telah terbunuh di sana sejak awal invasi.
Kota ini kehabisan makanan dan air karena masih dikepung pasukan Rusia.
Sebuah konvoi bantuan gagal lagi mencapai kota itu karena penembakan Rusia, kata Wakil Perdana Menteri Ukraina.
Jurnalis AS dibunuh
Seorang jurnalis AS ditembak dan dibunuh oleh pasukan Rusia di Kota Irpin, Ukraina.
Selain itu, seorang jurnalis lainnya terluka, kata kepala polisi regional Kyiv Andriy Nyebytov.
Baca juga: Putin Disebut Idap Gangguan gara-gara Tuduh Ukraina Sebar Senjata Biologis Lewat Burung dan Serangga
Pengungsi
Badan pengungsi PBB melaporkan bahwa hampir 2,7 juta orang telah meninggalkan Ukraina pada Sabtu (12/3/2022).
Hampir 1,7 juta dari para pengungsi tersebut menuju ke Polandia.
Ekonomi
Rusia mengatakan, pihaknya mengandalkan China untuk membantu perekonomian Moskwa yang terpukul hebat akibat sanksi dari Barat.
Tetapi, AS memperingatkan Beijing untuk tidak memberikan pertolongan kepada Rusia.
(TribunnewsSultra.com/ Ifa Nabila) (Kompas.com/Danur Lambang Pristiandaru)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rangkuman Hari Ke-18 Serangan Rusia ke Ukraina, Jurnalis AS Dibunuh, Fasilitas Pelatihan Yavoriv Dihantam"