Ada Turki hingga Israel, Inilah Daftar Negara yang Berpotensi Jadi Negosiator Perang Rusia-Ukraina

Dilansir TribunnewsSultra.com dari SkyNews, berikut daftar negara yang dapat membantu menjadi perantara untuk mengakhiri konflik Rusia dengan Ukraina.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Kolase Tangkapan Layar US News | France24
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (kiri) menyatakan bahwa dirinya terbuka untuk melakukan perundingan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (Kanan) di Israel dengan syarat hanya jika ada gencatan senjata. 

Namun, hubungan militer Israel dengan Rusia sangat erat.

Itu bergantung pada Moskow untuk koordinasi keamanan di Suriah dan untuk bantuan dalam negosiasi kesepakatan nuklir Iran di Wina, yang mana kesepakatan sudah dekat.

Menurut Jerusalem Post, Kiev telah mengecilkan kesediaannya untuk mempertimbangkan tuntutan Putin.

Dalam sebuah artikel baru-baru ini, surat kabar itu mengklaim pertemuan Sabtu antara Putin dan PM Israel Bennett mengungkapkan 'kesenjangan antara kedua pihak tidak terlalu besar'.

Tapi komentator Israel Barak Ravid lebih skeptis terhadap keberhasilan Bennett sejauh ini.

Baca juga: Jurnalis AS Brent Renaud Tewas Ditembak Tentara Rusia saat Meliput Pengungsi di Ukraina

"Perdana menteri telah mengarungi lumpur Ukraina tanpa mengetahui sepenuhnya seberapa dalam itu." sebut Ravid.

4. Prancis

Presiden Prancis Emmanuel Macron (Kiri) menyebut serangan pasukan militer Presiden Rusia Vladimir Putin (Kanan) di Ukraina sebagai
Presiden Prancis Emmanuel Macron (Kiri) menyebut serangan pasukan militer Presiden Rusia Vladimir Putin (Kanan) di Ukraina sebagai "tindakan perang yang memalukan". Hal itu disampaikan Macron saat menghadiri pertemuan para pemimpin Uni Eropa di Istana Versailles, Prancis pada Kamis (10/3/2022) guna membahas krisis Ukraina akibat invasi Rusia. (Kolase France24)

Presiden Prancis Emmanuel Macron adalah satu-satunya pemimpin Barat yang tetap bersikap terbuka kepada Putin.

Dia telah berbicara langsung dengan rekannya dari Rusia empat kali sejak awal invasi dan lebih dari 10 kali selama sebulan terakhir.

Macron juga telah menyampaikan pesan atas nama Presiden Zelenskyy, mencoba menengahi kesepakatan kecil tentang gencatan senjata lokal dan koridor manusia.

Baca juga: Wanita Rusia Protes Invasi ke Ukraina, Bongkar Media Rusia Propaganda Kebencian ke Amerika Serikat

Selama percakapan terakhir mereka, Macron menerima jaminan dari Putin tentang pembangkit nuklir yang disita Ukraina di Chernobyl dan Zaporizhzhia.

Direktur Senior Eropa di Dewan Atlantik di Paris sekaligus Anggota Partai En Marche Macron, Benjamin Haddad menyebut 'bosnya tidak memiliki ilusi bahwa Putin akan menepati janjinya'.

Tetapi disebutkan bahwa hal itu membuat Macron tetap terlibat dalam putusan Putin untuk mengurangi eskalasi.

Banyak orang di panggung global telah mengejek 'kenaifan' Macron dalam mencoba mempertahankan hubungan dengan Putin.

Serta keputusan Putin untuk hanya menawarkan koridor kemanusiaan ke Rusia dan Belarusia menunjukkan bahwa negosiasi Macron gagal.

Baca juga: Wilayah NATO Mulai Terancam, Rudal Rusia Hantam Pangkalan Militer Ukraina Dekat Polandia

5. Negara lain

Presiden Rusia Vladimir Putin saat bertemu dengan Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman di Moskwa, 14 Juni 2018.(AFP / YURI KADOBNOV)
Presiden Rusia Vladimir Putin saat bertemu dengan Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman di Moskwa, 14 Juni 2018.(AFP / YURI KADOBNOV) (Kompas.com)

Sejumlah negara lain, yang abstain dari mosi Dewan Keamanan PBB serta memiliki hubungan baik dengan Rusia, sebagian besar tetap keluar dari konflik.

Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengatakan dia 'berdiri dalam solidaritas dengan Rusia', tetapi tidak menjelaskan lebih jauh.

Menteri Luar Negeri Brasil Carlos Franca mengatakan bahwa negaranya berada di pihak perdamaian dunia.

"Kami pikir kami dapat mencapai (perdamaian) itu dengan membantu menemukan jalan keluar (dari perang), bukan dengan memihak." ujar Franca.

Baca juga: Setelah Tuduh Ukraina, Rusia Kini Balik Dituduh NATO Pakai Senjata Kimia

India dan Pakistan juga mendapat tekanan yang meningkat untuk mengutuk invasi tersebut.

Tetapi hubungan strategis mereka dengan Rusia tampaknya telah mencegah India dan Pakistan melakukannya.

Arab Saudi, UEA dan sejumlah negara Afrika juga abstain di PBB.

Tetapi negara tersebut dianggap tidak memiliki pengaruh yang cukup dengan Barat untuk membantu menengahi negosiasi Rusia-Ukraina.

(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved