Ukraina Tuduh Rusia Lakukan Kejahatan Perang: Tembak Mati 7 Pengungsi, Perempuan dan Anak-anak Tewas

Pasukan militer Rusia dituduh melakukan kejahatan perang setelah menembaki konvoi evakuasi warga sipil hingga menewaskan para pengungsi Ukraina.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Tangkapan Layar The Guardian
Suasana evakuasi warga sipil di Kota Sumy, Ukraina saat Rusia mengumumkan gencatan senjata sementara di wilayah tersebut. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Pasukan militer Rusia dituduh melakukan kejahatan perang setelah menembaki konvoi evakuasi warga sipil hingga menewaskan para pengungsi.

Kementerian Pertahanan Ukraina menyebutkan bahwa sebanyak 7 warga sipil Ukraina, termasuk seorang anak, tewas ketika Rusia menembaki konvoi pengungsi kemanusiaan dan memaksa mereka untuk kembali.

Dilansir TribunnewsSultra.com dari US News, ketujuh orang itu termasuk di antara ratusan orang yang mencoba melarikan diri dari Desa Peremoha.

Peremoha sendiri merupakan desa yang berlokasi 20 kilometer (12 mil) timur laut dari Ibu kota Ukraina, Kiev.

Disebutkan juga bahwa sejumlah orang pun terluka dalam penembakan itu.

Baca juga: Ukraina: Militer Rusia Tembaki Masjid di Mariupol yang Berisi Puluhan Pengungsi, Ada WN Turki

Moskow mengatakan akan membangun koridor kemanusiaan di luar zona konflik, tetapi pejabat Ukraina menuduh Rusia mengganggu jalur tersebut dan menembaki warga sipil.

Pada Sabtu (12/3/2022), Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan hanya sembilan dari 14 koridor yang disepakati dibuka pada hari Sabtu, dan sekitar 13.000 orang dievakuasi di seluruh negeri.

Selain itu, Badan Pengungsi PBB mencatat setidaknya 2,5 juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak invasi Rusia 17 hari lalu yakni pada Kamis (24/2/2022).

Peristiwa penembakan pengungsi yang menewaskan perempuan dan anak-anak oleh pasukan militer Rusia ini pun juga diungkapkan Dinas Intelijen Militer Ukraina.

"Dalam upaya untuk mengungsi dari Desa Peremoga di sepanjang koridor 'hijau' yang disepakati, para penjajah (militer Rusia) melepaskan tembakan ke kendaraan warga sipil, yang hanya terdiri dari perempuan dan anak-anak. Akibat dari tindakan brutal ini tujuh orang tewas. Satu orang tewas dari mereka adalah anak-anak," ungkap Intelijen Pertahanan Ukraina di Facebook Sabtu (12/3/2022) seperti dilansir TribunnewsSultra.com dari NDTV.

Baca juga: Hadapi Serangan Rusia, Pasukan Militer Ukraina Bentuk Barikade Bentengi Ibu Kota Kiev

Adapun peristiwa nahas ini terjadi pada Jumat (11/3/2022) waktu setempat.

Dinas intelijen militer mengatakan bahwa pasukan Rusia memaksa kelompok pengungsi untuk kembali ke desa mereka setelah serangan itu, dengan jumlah korban luka tidak diketahui.

"Saat ini, hampir tidak mungkin untuk menjalin kontak dengan mereka (pengungsi), serta memberikan bantuan kemanusiaan dan medis," bunyi pernyataan itu.

Intelijen Pertahanan Ukraina lantas menuduh Rusia melakukan kejahatan perang dengan sengaja menargetkan warga sipil yang tidak bersalah.

(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved